"Bu, aku lulus tes TNI"
Suara riang langsung meledak di seisi rumah. Anak yang bahagia dan ibu yang bangga berpelukan.
Tak menunggu lama, adik-adik berhamburan keluar kamar ikut merayakan hari yang membahagiakan.Sekelebat muncul memori dalam pikiran sang ibu, kenangan saat menemani sang sulung tumbuh.
Saat ia harus ikut begadang untuk menyediakan cemilan agar sang anak tetap kuat belajar, saat setiap hari harus menghemat agar cukup membiayai biaya sekolah, saat ia harus mengantar ke sekolah dan menyiapkan makanan, saat ia menemani mengerjakan PR.Semua kelelahan hilang begitu mendengar sang anak berhasil masuk TNI.
"Bu aku janji setelah pendidikan nanti dan sudah ada penghasilan, aku akan membuatkan rumah untuk kita beristirahat dari panas nya terik matahari dan dingin nya dari hujan, walaupun rumah nya hanya sederhana bu,"
Begitu janji sang anak pada ibu yang telah bertahun ditinggal suami.Sang ibu hanya mengangguk pelan, seraya menahan air mata bahagia yang tak kunjung mau berhenti.
Beberapa hari kemudian sang anak berangkat untuk mengikuti pendidikan."Hey perkenalkan nama saya budi, saya dari palembang,"
Unjar teman nya yang menyapa dan ngajak kenalan, kebetulan budi satu compi sama samsul.
"Salam kenal kembali nama saya samsul saya dari bogor,"
"Eh iya kita kan satu compi bareng ajah nanti ke kamar nya oke!"
"Siap"Beberapa bulan kemudian ketika sang anak sendang pesiar ia menelepon sang ibu.
"Assalammualaikum bu apa kabar, gimana kondisi ibu dan adik baik kan bu"
"Waalaikumsalam alhamdulillah baik, gimama keadaan kamu di sana ka,"
"Di sini aku punya temen bu dia orang palembang, dan dia satu compi bu sama aku"
"Ingat yah nak kamu teladan buat adik-adikmu. Ingat pesan rasul, bergaulah dengan tukang minyak wangi. Jangan bergaul dengan tukang arang."
Ibu sedikit panik dengan lingkungan anak kebanggaannya.Si Sulung tahu kekhawatiran ibunya, ia segera menenangkan.
"Jangan khawatir Bu, aku janji gak akan berbuat ulah ko bu lagi pula kita berteman bisa dengan siapa saja asal jangan ikut arus pergaulan yang buruk."
Ibu mengangguk, walau ia tahu sang anak tidak bisa melihatnya mengangguk. Dengan telepon sederhana yang dimiliki, mereka tidak bisa melakukan V call.
Tak terasa berapa tahun udah sang anak mengikuti pendidikan, sekalipun sering menelepon, rasa rindu makin tak tertahankan.
"Bu, aku minggu depan akan wisuda ibu bisa kan ke sini sama adik dan yang lain"
Di tengah pembicaraan sang teman ikut menyapa.
"Selamat siang bu, anak ibu hebat dia danton di compi kita bu"
Kedua sahabat tertawa di rumah makan.
"Nanti aku telepon lagi sebelum aku wisuda yah, Bu"
Ibu mengangguk, ia tersenyum bahagia.
Semalaman sang ibu menunggu telepon tapi tak kunjung datang, hingga akhirnya tertidur lelap
Pada akhirnya telepon berdering, dengan antusias sang ibu mengangkat telepon.
Namun bukan suara sang sulung yang di dengar.
"Apakah benar ini keluarga samsul"
"Iya"Naluri seorang ibu langsung bisa merasakan sesuatu. Setelah menjawab iya, segala berita yang terdengar terasa samar.
"Anak ibu besok akan melaksanakan wisuda, dan anak ibu menjadi lulusan terbaik pada tahun inih di karna kan anak ibu sangat tekun, dan bergaul dengan yang serius saat pendidikan."
Tanpa terasa sang ibu pun langsung sujud syukur atas kelulusan sang anak, sangat bahagia karna anak nya menjadi lulusan terbaik. Apa teringat dalam memorinya adalah pesan rasulullah.Ternyata, bener jika kita berkumpul dengan orang yang baik akan tercium wangi nya dari ke jauhan, dan jika sebalik nya walaupun tidak terjerumus pergaulan salah, tetap saja berteman dengan tukang arang kita terkena debunya, atau mungkin bara panasnya.