2

9 2 0
                                    

Dita menyudahi tangisnya. Tapi posisinya masih sama, dia masih setia berdiri di balkon kamarnya sambil menumpukan kedua lengannya ke pembatas balkon.
Ia memandangi langit jingga yang menandakan matahari sebentar lagi akan terbenam.

Tak lama kemudian, matanya disuguhkan dengan pemandangan awan hitam yang seketika itu menggantikan indahnya warna jingga di langit sore yang disertai kilat-kilat kecil disela-sela awan hitam dan dapat dirasakan hembusan angin lumayan kuat, yang menandakan sebentar lagi akan turun hujan lebat.

Dita bergegas meninggalkan balkon. Dita menutup pintu dan semua jendela. Setelah itu, hujan lebat benar-benar turun mengguyur kota ini.

Dita merebahkan diri disofa yang ada dikamarnya, ia menarik nafas panjang kemudian bangun lagi mengambil laptop yang ada di meja depan sofa.
Ia membuka mesin mencari, kemudian mengetik namanya. Kemudian muncul berbagai berita tentang Dita.

Dita membuang nafas denan kasar ketika melihat berita-berita yang menurutnya sok tau tentang kehidupannya.
Dita bukanlah seorang selebriti maupun artis, tapi keterkenalannya di media massa bahkan melebihi seorang selebriti. Bagaimana tidak, Dita adalah seorang putri tunggal dari pemilik perusahaan makanan terbesar, juga sebagai pemilik restoran mewah yang memiliki banyak cabang dikota ini. Ibunya juga merupakan seorang wanita karir yang sukses di dalam bidang politik. Ditambah dengan bentuk wajah dan fisik sempurna yang dimiliki oleh Dita menambah ketertarikan publik untuk menelusuri seluruh kisah kehidupannya.

Kemudian Dita fokus membaca berita tentang dirinya. Belum reda berita yang menberitakan bahwa dirinya menggunakan pakain yang kurang sopan, kini ada lagi topik terbaru mengenai dirinya. Topik yang kini menjadi berita teratas di mesin pencari.

“Di ulang tahunnya yang ke-20 yang diselenggarakan di Singapura tahun lalu, Dita Dyliascara mendapat hadiah mobil mewah dari sang Ayah serta tas mewah yang bernilai fantastis dari sang bunda. Apa lagi yang akan didapatkan oleh Dita Dyliascara pada ulang tahun ke-21 nya tahun ini? Tidak lupa, sebentar lagi sang putri akan segera di wisuda, apakah ia akan terjun langsung memegang perusahaan ayahnya?............”

Dita menutup laptop kemudian menyimpannya di atas meja. Dita menyandarkan pungungnya ke sofa dan perlahan memejamkan matanya.
Dita merasa sangat lelah, ditambah lagi kesibukannya untuk mempersiapkan wisudanya, 2 minggu lagi.

Dita beranjak membersihkan diri dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian tidur. Kemudian ia mengambil tablet obat yang ada dalam laci meja dekat tempat tidurnya.

Akhir-akhir ini Dita selalu mengonsumsi obat tidur untuk membantu dirinya tidur dengan nyenyak di malam hari. Dita tidak akan bisa tidur dengan nyenyak jika ia lupa meminum obat tidurnya.

Setalah meminum obat tidurnya Dita langsung merebahkan tubuhnya di kasur putih king size-nya.

Drrt..drrt..drrt

Terdengar getaran handphone di atas nakas dekat kasurnya. Tangannya meraba handphone diatas nakas dengan mata tetap terpejam.
Dita kemudian menggeser simbol hijau pada handphone-nya dan langsung menempelkannya ke telinga tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon nya.

“Halo, Ta”

“Hmm” Dita hanya berguman. Tanpa bertanyapun Dita sudah tau siapa orang ini.

“Ham hem humm, kebiasaan banget lu Ta. Dasar es batu” Ketus Nadin.
Perlu kalian tau, Nadin adalah sahabat Dita sejak kecil. Hanya Nadin satu-satunya teman yang Dita punya hingga saat ini.

“Kenapa Din?”

“Gue punya kabar baguuuss” ucap Nadin dengan suara yang cukup keras, diseberang sana

“Apaan?” Dita mengeryit bingung

“Kita bakal ke Argentina Ta!!!” kini Nadin benar-benar teriak, sampai-sampai Dita sedikit menjauhkan handphone dari telinganya

“Ngapain?” Dita makin mengeryitkan dahinya hingga kedua alisnya hampir saling bertautan

“Ya jelas liburanlah Ta. Ngapain lagi coba kalo bukan liburan?!” Nadin sedikit kesal dengan sikap dingin yang Dita miliki sejak dulu.

“Kapan? Lo yang beli tiket? Lo yang buking hotel? Lo yakin?”

“2 minggu lagi Ta, 3 hari setelah wisuda. Kita langsung cusss ke Argentina deh”

“Gue lagi ngirit duit Din. Lo tau kan resto gue belum kelar”

“Siapa yang minta duit lo sih. Tenang aja Ta. Kita langsung cuss aja, bokap lo udah beresin semuanya” ucap Nadin dengan bangganya

“Bokap gue?” Dita sedikit terkejut

“Iya Ta om Burhan, bokap lo. Katanya ini adalah hadiah buat kita berdua karena berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu” Nadin memang kenal baik dengan Burhan Dyli bukan karena ayah dari temannya, melainkan mereka memang ada sedikit hubungan keluarga.

“Ok” Dita mang sedikit terkejut, tapi dia hanya menjawab singkat. Emang dasar Es Batu.
Kemudian langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. Dan melanjutkan tidurnya yang tertunda.

🌻🌻🌻🌻🌻

Udah gini aja dulu, hehe.....

Another DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang