01 (new version)

27 4 0
                                    

Pagi ini adalah hari dimana Arla sangat senang masuk di bangku SMA untuk pertama kali nya. Dia sedang menyiapkan peralatan apa saja yang dia harus bawa untuk hari pertama sekolah.

Tok...tok...tok...

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya, Arla yakin itu adalah Risa, mamanya.

"Masuk, Ma."

Pintu pun terbuka, Seperti biasa.

"Arla, kamu sarapan dulu nak. Nanti kamarnya mama yang beresin aja."

"Ok, Ma."

"Oiya, Nanti kamu dianterin Ayah ya."

"Sip"

Arla pun menuruni anak tangga dengan semangat, Saking semangatnya Arla pun terjatuh saat ingin mendarat di anak tangga terakhir.

Brughh....

Sontak Dimas, ayahnya yang sedang menonton TV pun reflek melihat Arla yang sedang terjatuh.

"Arla..., Hati-hati dong nak. Masih pagi saja sudah jatuh."

"Hehe, Maaf yah. Aku soalnya seneng mau ketemu teman-teman baru."

"Yasudah, Sarapan dulu gih biar gak kesiangan."

Setelah sarapan, Arla pun berpamitan dengan Mamanya. Dan diantar oleh Ayahnya ke sekolah.

***

"Stop, disini aja yah. Disana rame."

Arla pun turun dari mobil Ayahnya dan berpamitan dengan Ayahnya.

Saat ini Arla sedang berjalan lurus melewati kerumunan murid baru. Suasana disana pun ramai dan Arla pun kebingungan harus pergi kemana. Tiba-tiba...

Duggg...

Arla pun terjatuh,

"Aww, Hati-hati kalo jalan." ucap Arla meringis kesakitan

Seorang murid laki-laki itu hanya menengok dan berkata,

"Sorry, gak liat." ucap seorang murid laki-laki itu

Namun bukannya menolong, siswa laki-laki tersebut langsung berjalan meninggalkan Arla. Arla pun mencoba untuk bangkit dari jatuhnya namun, kaki Arla sedikit berdarah akibat tergores aspal.

Arla pun akhirnya bangkit dari jatuhnya,
"Astaga Arla, kaki lo berdarah."
"Randi? lo sekolah disini juga?"

Randi adalah sepupu jauh Arla, sekaligus teman kecil Arla. Sejak SMP ia terpisah kota antara Jakarta dan Bandung.

"Sini gw bantu kita ke UKS ntar gw ceritain kenapa gw bisa di Jakarta."

Arla pun hanya mengangguk dan langsung berjalan ke UKS dibantu oleh Randi.

***

Sesampainya di UKS...

"Bal, bantuin sepupu gw nih biasa, ceroboh."

Arla pun hanya duduk kasur UKS dan sedikit demi sedikit lukanya diobati oleh Iqbal.

"Ran, lu udah liat mading? lu masuk kelas mana?"

"Gw udah kelas 11 keles." ucap Randi songong

"Ha?"

Arla pun sedikit tercengang. Akhirnya Iqbal pun angkat suara.

"Iya, sepupu tengil lo itu ikut jalur aksel. Jadi dia bisa sekelas sama gw di kelas unggulan." ucap Iqbal yang masih mengobati luka Arla

"Demi apa? lo ternyata pinter Ran? Kok gw baru tau?."

Ucapan polos Arla membuat Iqbal tertawa terbahak-bahak, sedangkan Randi? ia sangat kesal dengan ucapan Arla.

"Heh sepupu tengil, gw duluan ya cepetan dikit lagi upacara mau mulai." ucap Randi yang langsung meninggalkan Arla

Sekarang tinggalah Arla dan Iqbal, Iqbal terlihat sedang menutup luka Arla dengan plaster, Dan Arla sedang meringis kesakitan.

"Selesai."
"Makasih ya kak."

Iqbal pun tiba- tiba mengulurkan tangannya,
"Buat apa kak?"
"Gw mau temenin lo cari kelas dulu." ucap Iqbal tersenyum

***
Apakah Arla menolak atau Arla mau atas permintaan Iqbal?

Tungguin Chapter selanjutnya yaa😬
luv,
@wearecheetos

Satu Tahun LamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang