Terhitung sudah dua bulan Jungkook bekerja di rumah sakit jiwa itu. Dan selama itu pula ia berteman dengan Yoongi. Ia juga sudah tidak pernah bertemu dengan Taetae kembali. Ada sedikit rasa penasaran mengenai pemuda itu.
"Ahh kenapa aku teringat dia lagi sih."
Bagaimana bisa, pemuda dengan wajah sempurna, mata hazel yang tajam serta ranum tebal semerah cherry memiliki sifat kekanak-kanakan seperti itu? Dan jangan lupakan tubuhnya yang tinggi dan tegap serta berotot. Sangat tidak masuk akal.
Hhh, Jungkook sebenernya sudah lelah memikirkan itu. Namun otaknya tak mau di ajak bekerjasama. Dan berakhirlah dia melamun di hadapan Yoongi.
"Jungkook-ah, apa yang kau lamun kan hah? Kau seperti anak gadis saja." Ujar Yoongi jengah melihat Jungkook.
"Hehehe, aku hanya merindukan ibuku di Busan, hyung."
"Ck, manja sekali dirimu. Pulang saja sana dan tak usah kembali."
"Hahaha, bercanda hyung. Hyung, bolehkah aku bertanya beberapa hal?"
"Boleh, jika bisa ku jawab maka aku akan menjawabnya." Ucapnya santai.
"Bagaimana rupa pemilik rumah sakit jiwa ini hyung?"
"Sangat tampan. Namun sayang, dia jarang keluar dan bersosialisasi. Dingin dan tatapanya itu lohh...menusuk. Sekali berkhianat, nyawa taruhannya. Dan dia hanya akan membuka jati diri di hadapan sahabatnya sekaligus tangan kanannya."
"Sungguh sangat menyeramkan. Aku tidak ingin bertemu dengannya, hyung. Lalu siapa sahabatnya hyung?"
"Park Jimin."
"Seperti apa rupanya?"
"Tampan dan bantet. Dia pacarku." Ucap Yoongi kelewat santai.
"Apa?! Jadi kamu sudah pernah bertemu dengan pemilik rumah sakit jiwa ini dong?"
"Setidaknya sekali." Ucap Yoongi malas kemudian membuka ponselnya. Jungkook kembali melamun.
Jungkook tidak pernah bertemu dengan pemilik rumah sakit jiwa tempat ia bekerja. Yang dia tahu hanya namanya, yaitu Kim Taehyung. Sosoknya sangat misterius, tidak tersorot kamera dan media manapun.
"ASTAGA!" Teriak Yoongi membuat Jungkook terkejut.
"Jungkook-ah, persiapkan dirimu. Taehyung, dia akan datang dan menyapa psikiater baru. Bersiaplah aku akan membantumu." Ucap Yoongi bersemangat dan menarik Jungkook menuju ruangan Jungkook.
°°°
Taehyung memasuki rumah sakit jiwa miliknya dengan angkuh. Wajah dingin dan tatapan tajam yang dia berikan mampu membuat setiap orang terdiam di tempatnya. Di belakangnya, Jimin, mengikuti langkah kakinya dan tak kalah menunjukkan wajah dinginnya.
Mereka berjalan menuju ruangan direktur. Ketika sampai, mereka memasukinya dan duduk di sofa yang ada. Taehyung sedang malas duduk di kursi kebanggaannya.
"Jim, tolong panggilkan mereka. Aku tak suka menunggu." Ucap Taehyung dingin.
Jimin hanya mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya untuk memanggil ketiga psikiater baru. Dan tak lama, Jimin datang di ikuti tiga psikiater baru.
"Ini mereka, tuan." Ucap Jimin kemudian ia keluar ruangan.
"Kalian paham bukan, tentang kontrak kerja disini?" Tanya Taehyung serius dan dingin.
"Paham." Ucap mereka dengan tegas.
"Bagus, ini sudah dua bulan. Dan kalian masih ingin bertahan? Jawab mulai dari sebelah kiri dan berikan alasan." Tanya Taehyung kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ténèbres et lumière
RandomKetika dua jiwa yang di persatukan kembali. Ketika cahaya meghilangkan kegelapan. Hanya sebuah doa tanpa harapan yang dapat diutarakan. Melihat ke dalam lubang yang dalam mencari mata air pemberi kehidupan. Antara dua pilihan dengan segala kemungkin...