Hujan, Temu Dan Puisi

26 5 0
                                    

       Nama gue Gala Jiwa, mahasiswa semester satu disalah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung jurusan Sistem Informasi. Semenjak gue pindah rumah, kebiasaan gue lebih sering diem dirumah ketimbang pergi keluar sekedar cari angin. Di sini rasanya gak ada tempat se-cozy tempat nongkrong gue dulu dan ya aktivitas gue adalah rebahan, nge-games dan rebahan. Gue bukan tipe cowok yang terobsesi dengan Relationship, meskipun lingkungan gue semuanya sepasang dan gue jadi bahan olokan mereka. Tapi bagi gue jatuh cinta bukan hal sesepele itu.
        "Gal, temen kamu diluar tuh." Teriak Ibu dari luar kamar. "Siapa bu? Suruh masuk kamar aja, Gala males keluar." "Woy Gal, sibuk rebahan mulu lu. Pergi kuy? " Ajak Renald. " Kemana?" "Biasa regangin otot lah daripada ngelamun gak jelas gitu, lagian ngelamunin siapa sih lu hahaha." "Elah kagak ngelamun juga, ntaran gue siap-siap dulu." Renald adalah temen gue dari SMK selain satu jurusan, kita juga satu club basket. Tiap weekend kalo kita kagak sibuk kuliah ya pasti ngeluangin waktu buat latihan basket.
       "Bu, Gala pergi dulu ya. Mau main basket"...." Iya, Hati-hati di jalan! " Jawab Ibu.

*Satu jam berlalu ...
       "Gal, lu pulang sendiri ya." Renald. "Lah, lu gimana sih. Lu yang ngajak gue pergi, kok pulangnya malah gue disuruh sendiri. Gak asik lu." Tukas Gue. "Gue mau pergi sama pacar gue dia barusan telpon suruh jemput. Gue balik duluan." sambil bergegas Renald meninggalkan lapangan.
         Cuaca sore ini cukup mendung namun, Senja tetap hangat dengan warna orange yang sedikit melebur dengan abu-abu. Di Selasar senja dan hujan gerimis, kulihat gadis manis terduduk di sudut mobil angkutan kota. Seperti aku mengenalnya bisikku lembut.

Sore ini hujan mengguyur Bandung yang Senjanya sedang ranum - ranumnya seperti bibirmu. Ku lihat kau yang tengah menatap mega-mega dari kaca jendela angkutan kota. Bersama tumpukan buku dipelukmu, barangkali kau juga tengah merangkai puisi untukku dikepalamu. Aku memang terlalu percaya diri sebab yang kutahu puisi-puisimu memanglah aku. Tanpa pikir panjang aku bergegas lari menujumu yang telah jauh pergi dengan segala jejak do'amu yang tertinggal di jalanan kota. Ku lihat kamu basah kuyup dengan segala rindu ruaimu. Ku lihat kau yang jatuh tersungkur "Pegang tanganku, lain kali hati-hati buku-bukumu bisa rusak seperti harapanmu. Diam sebentar dan pegang payungku! Ku ikat tali sepatumu dulu." kataku pada Alana yang wajahnya pucat pasi tapi tetap cantik dan manis. Aku tahu saat ini ia sedang Menerka-nerka mengapa aku ada disini. Tapi tak ada kata dari bibirnya ia terdiam dan membiarkanku mengantarnya ke sebuah gedung di ujung jalan. Kupikir aku juga diam saja biarkan hujan yang bernyanyi dan bersenandung untuk kita berdua.

       "Al ... " lirihku. Kulihat Ia tetap terdiam dan tak melakukan respon apapun. "Al ... Apa kabar?" tanyaku padanya Gadis cantik, manis nan lugu itu. "Aku baik-baik saja. Tapi tidak dengan senjaku." jawabnya datar namun tetap kusuka. Keheningan memekik kita berdua lagi, aku bingung harus mencari topik apa kepadanya sebab aku tahu saat ini hatinya tengah riuh karena hadirku yang tiba-tiba ada dihadapannya.
Ku coba terka-terka hatinya barangkali ia memang ingin bicara sesuatu atau mungkin hatinya tengah berpuisi lagi.
"Gal  ...  Maaf aku harus pergi." Kata Alana tiba-tiba pamit padaku.
"Alana tunggu ... "
" Gal, maaf jangan menahan atau bertanya kepadaku tentang apapun."
"Alana."
"Gala Kau adalah aksara yang tak pernah bisa aku baca. Kau adalah kata yang tak pernah bisa terucap. Dan kau adalah segala bentuk Rahasia yang membungkam yang selalu saja sulit ku ungkap."
"Al ... Bagiku kau adalah sesuatu yang ingin ku dengar. Kau adalah puisi yang selalu ingin aku baca. Dan kau adalah segala bentuk yang ingin aku tuang dan  tumpahkan  di setiap cerita - ceritaku. Kau Istimewa dan sesuatu bagiku."
       Alana pergi dan aku tidak tahu harus menahannya atau membiarkan dia pergi begitu saja. Salahku yang tiba-tiba datang atau dia yang tidak berani menyambutku? Alana... Alana... Aku terlambat menemukanmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepasang Puisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang