Chapter 1

92 7 4
                                    

Happy Reading😍
-
-
-
-
Seseorang yang begitu kau cinta, bisa saja menjadi penyebab dari segala luka yang tidak ada obatnya.

-Aprilly Agatha-

❤❤

Prilly kini sudah siap dengan jeans berwarna hitam serta kaos lengan pendek berwarna merah muda, dan tak lupa dengan tas mini yang ia gunakan. Dengan polesan make up tipis membuat prilly terlihat lebih cantik dan natural. Ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu karena memang kamarnya berada dilantai atas.

Tadi, saat berada didalam kamar prilly memutuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli beberapa cemilan serta susu kotak yang biasa ia konsumsi, karena mengingat stok cemiln di rumahnya sudah mulai habis.

"Mah mamaaah! Prilly mau keluar sebentar yaa!" Prilly memanggil mamanya dengan sedikit berteriak. Lalu perempuan paruhbaya yang masih terlihat cantik, keluar dari arah dapur untuk menemui prilly.

"Mau kemana prill?" Tanya Ratna yang tak lain adalah mamanya prilly.

"Prilly mau ke Supermarket mah, stok cemilan prilly udah habis hehe" jawab prilly dengan cengiran khas kudanya.

"Oh, yaudah. Kamu mau bawa mobil mamah?"

"Nggak usah mah, prilly udah mesen taksi online, lagi males bawa mobil soalnya."

"Yaudah hati-hati"

Prilly mengambil tangan kanan mama ratna, lalu mencium punggung tangannya dengan sopan. "Asalamuallaikum"

"Waalaikumsallam"

❤❤❤

Setelah sampai disupermarket. Prilly berjalan kearah rak yang berisi makanan ringan, mengambil beberapa makanan yang sering ia beli dan mungkin sudah menjadi favoritnya.

"Apa lagi ya, yang harus gue beli" Gumamnya drngan jari telunjuk yang menempel di dagunya.

Prilly berjalan kearah kulkas yang berisi berbagai macam minuman dan susu kotak. Tangannya ia ulurkan untuk mengambil beberapa susu kotak strawberi kesukaannya. Setelah merasa tidak ada lagi yang harus ia beli, akhirnya prilly berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaanya. Untung saja kasir tidak terlalu ramai, jadi ia tidak perlu mengantri dengan waktu yang lama.

"Totalnya jadi seratus lima puluh ribu mba" pelayan memberikn belanjaan prilly dengan senyum manis.

"Oh iya mba, terimakasih ya!" Prilly memberikan uang pas dan membalas senyum pelayang tak kalah manis. Setelah mendapatkan jawaban sama-sama dari pelayan, prilly melangkahkan kakinya untuk keluar.

"Eh? Lah kok hujan, aduh gimana ini"

Baru beberapa langkah ia keluar dari supermarket, tiba-tiba saja hujan turun membuat prilly harus berlari dan mencari perlindungan agar tak terkena air hujan. Prilly merasa bingung karena tadi tidak mendung sama sekali, namun tiba-tiba saja hujan turun dan mengguyurnya. Akhirnya prilly memutuskan untuk berlindung di halte karena tidak ada tempat lain.

Hujan semakin deras ditambah kilatan petir membuat nyali prilly sedikit menciut. Udara dingin yang terasa menusuk membuat prilly menghosokan lengannya, berharap dapat mengurangi rasa dinginnya.

"Duh, kalau hujannya deras gini pasti lama berhentinya nih. Gue pesen taksi online lagi deh!" Prilly terus-terusan bermonolog. Segala fikiran buruk terus berputar dikepalanya. Prilly mengeluarkan handphone dari tas, ia mencoba memesan taksi online lagi agar cepat pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love and hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang