Pagi itu sangat cerah, suasana terasa sejuk dan hanya terdengar suara kicauan burung-burung yang diiringi dengan suara alam di pagi hari. Safa Aksalia Hartanto, seorang murid perempuan SMAN 80 Bogor yang berparas cantik dan selalu membawa botol kesayangannya kemanapun dia pergi, dengan rambut pendek berwarna hitam, berhidung mancung, berbadan tinggi dan juga merupakan primadona di sekolahnya. Setiap dia berjalan di lorong sekolah pasti selalu menjadi pusat perhatian murid-murid di sekolahnya.
Ezra Mahardika seorang murid nakal yang selalu membuat onar dan mengganggu murid-murid di sekolah, termasuk para perempuan. Ezra sudah dua kali tidak naik kelas karena perilakunya yang buruk dan selalu menjadi buah bibir para guru dan orang tua murid.
"Hai Safa.. makin cantik aja tiap hari," ujar Ezra yang sedang bersama teman-temannya.
"Apaan sih?!" jawab Safa dengan risih.
"Biasa aja kali, gue kan cuman pengen kenalan doang sama lo," ucap Ezra dengan jengkel.
Safa yang merasa risih dan terlihat kesal meninggalkan Ezra dan teman-temannya menuju ke dalam kelasnya.
***
Saat memasuki kelas, Safa melihat seorang laki-laki yang sebelumnya tidak pernah dia lihat. Laki-laki itu berkacamata, berbadan tinggi, berpakaian rapi, dan membawa buku kemana saja dia pergi. Safa merasa tertarik pada laki-laki tersebut.
"Eh lo anak baru ya?" tanya Safa dengan gerogi.
"Iya, saya pindahan dari Pontianak" jawab laki-laki itu dengan malu.
"Kalo boleh tau.. nama lo siapa ya?" tanya Safa.
"Nama saya Iksal Putra," jawab Iksal dengan lugu.
"Nama lo bagus juga ya, oiya kenalin nama gue Safa, Safa Aksalia Hartanto," ucap Safa dengan riang.
Safa pun senang karena sudah bisa berkenalan dengan murid laki-laki baru di kelasnya yang menurut Safa menarik perhatiannya. Ia berniat untuk mengajak Iksal ke kantin agar bisa semakin dekat dengannya.
Saat bel istirahat berbunyi, Safa menghampiri meja Iksal dengan tujuan untuk mengajak Iksal agar menemaninya membeli makanan di kantin.
"Sal.. eh Ik, eh gue manggil lo apa ya?" tanya Safa kebingungan.
"Panggil aja saya Ik kalo misalkan nggak mau panggil Iksal" ujar Iksal.
"Kalo gue mau panggil lo Sal aja ya, biar beda dari yang lain hehe," ucap Safa dengan tersenyum.
"Yaudah, apa aja deh" ujar Iksal.
"Sal, mau nemenin gue ke kantin nggak?" tanya Safa dengan ragu.
"Boleh deh, tapi jangan lama-lama ya, saya mau lanjut ngerjain PR," jawab Iksal.
"Oke!" ujar Safa dengan riang.
***
Setibanya di kantin, Safa membeli risol dan darlung dagangan bapak Mikhael. Tanpa mereka sadari, ternyata mereka sedang menjadi sumber perhatian para murid-murid lainnya. Para murid-murid itu merasa terkejut dan heran karena seorang primadona sekolah membeli makanan di kantin bersama murid baru yang terlihat sama sekali tidak cocok dengan Safa.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER
Historia CortaSebuah cerita yang menjelaskan bahwa penampilan tidak dapat menentukan kepribadian.