Sheera bersenandung kecil, hari ini Sheera kembali membawakan Guna nasi goreng buatannya. Sheera tak mau menyerah begitu saja, Sheera yakin jika suatu hari nanti Guna mau menerimanya.
Sheera mengikat tali sepatunya asal, lalu meraih paperbag serta tas sekolahnya. Sheera berlari untuk melihat apa mamanya masih berada di depan rumahnya.
Ternyata sepi, mamanya sudah pergi mengantar Darra kakaknya. Sheera menghela napas pelan, sampai kapan dia merasa jadi orang asing di rumahnya sendiri.
Tak mau membuang waktu, Sheera langsung saja menutup pintu rumahnya. Lalu berlari menuju halte dekat rumahnya, di halte juga sudah sepi. Sheera yakin jika dirinya terlambat.
"Sheera!" Sheera tersenyum senang melihat Kristal yang melambaikan tangan ke arahnya.
Sheera berlari ke arah mobil Kristal, lalu menatap Krisal dengan senyum lebarnya. Kristal menggelengkan kepala, bukannya segera naik Sheera malah terlihat seperti orang gila di pinggir jalan.
"Naik woi!" Gadis berseragam sekolah itu mengangguk semangat, lalu naik ke mobil Kristal.
"Akhirnya, kamu dateng sebagai penyelamat." Kristal, perempuan dengan ciri khas rambut di kuncir satu itu memutar kedua bola matanya malas. Basi mendengar Sheera mengucapkan kata-kata itu.
"Ditinggal lagi?" Sheera mengangguk. Namun, bibirnya tetap menunjukkan senyum.
"Lo jangan sedih, ada gue." Sheera mengangguk.
"Aku enggak pernah sedih, aku tau kok sebenernya mereka sayang sama aku." Gadis berkuncir satu itu menepuk beberapa kali bahu Sheera, memberikan semangat untuk sahabatnya yang entah kenapa tak pernah mendapatkan keberuntungan.
"Semangat!" Kristal mengepalkan tangannya ke atas, sambil tersenyum tulus.
Sheera tersenyum, Kristal adalah sahabat yang terbaik untuknya. Saat orang-orang pergi meninggalkannya, Kristal tetap ada sambil terus menyemangatinya.
"Makasih, Kris." Kedua mata Sheera berkaca-kaca, tak bisa membalas apa-apa. Selain kata terima kasih.
"Udah sampai, Neng."
"Oh iya, Pak."
Kristal dan Sheera turun, senyum dibibir Sheera pudar. Ketika melihat Renata, ibunya yang sedang mengecup kening Darra. Sheera ingin merasakan hal yang sama, yang Darra dapatkan dari mamanya.
"Kenapa, Ra?" Sheera menggeleng, berusaha menunjukkan senyumnya.
"Ayo!" Sheera menarik tangan Kristal, memasuki gerbang sekolah. Agar Kristal tak melihat apa yang Sheera lihat.
***
"Guna, aku bawa makanan buat kamu." Tak ada balasan dari Guna, Guna hanya diam sambil menatap Sheera datar.
"Guna," rengek Sheera, tetap tak dapat jawaban dari Guna.
"Buat kamu." Sheera memaksa Guna mengambil paperbagnya.
Guna mengambilnya, Sheera bersorak senang. Namun, semuanya lenyap saat Guna menjatuhkan paperbag Sheera begitu saja. Sheera melongo, tak percaya dengan apa yang Guna lakukan.
"Gue enggak butuh!" ucap Guna penuh penekanan.
Guna meninggalkan Sheera begitu saja, Sheera yang kesal langsung meraih paperbagnya. Sheera mendesah kecewa saat melihat isi di dalam paperbagnya sudah bertaburan.
"Guna jelek, dasar enggak bersyukur!" teriak Sheera kesal.
"Sheera, woi ngapain lo?" Sheera mengerucuti bibir sambil menatap Kristal sendu.
"Ngapain, lo?" Mata sipit Kristal memincing curiga, menatap sebuah paperbag yang berada di tangan Sheera.
"Apa, tuh?" Sheera mengggeleng, menyembunyikan paper bagnya.
"Untuk Guna." Sheera menundukkan kepalanya. Kristal menghela napas, Sheera memang keras kepala.
***
"Kenapa lo?" Guna menjatuhkan bokongnya di sebelah Laskar, mimik mukanya sama sekali tak bisa dibilang bersahabat. Tetapi Laskar lupa, wajah Guna memang selalu seperti itu.
"Kenapa?" tanya Laskar sekali lagi.
"Ada cewek gila, capek gue." Laskar mengernyit bingung, siapa cewek gila yang Guna maksud.
"Oh, cewek imut itu?" Laskar berkata semangat, membuat mood Guna semakin hancur.
"Untung ketua," gumam Guna pelan.
"Apa?" tanya Laskar galak.
"Kalau lo mau, ambil!" ketus Guna.
"Lo marah entar," goda Laskar. Guna mengedikkan bahu tak acuh, lalu fokus dengan ponselnya. Melupakan ada Laskar di sebelahnya.
***
Banyak yang bilang Guna itu enggak asik, cuek, sok cool, sok galak, dan sok ganteng. Gadis berambut sepunggung ini tak setuju, menurutnya Guna itu memang cuek, cool, galak, terus memang benar-benar ganteng. Membicarakan Guna saja, hati Sheera sudah berbunga-bunga."Woy, ngapain lo?" Sheera berdecak sebal menatap Kristal yang baru saja membuat lamunannya buyar.
"Ganti rugi!" teriaknya sambil bangkit menatap Kristal galak.
"Ganti rugi apa?" tanya Kristal tak paham.
"Guna pergi, gara-gara kamu!" Cewek tomboy itu mengernyit, Guna? Sedari tadi Kristal tak melihat Guna.
"Mana Guna? Dari tadi lo sendiri," ketus Kristal.
"Di dalam pikiran aku." Sheera kembali duduk ke tempatnya, sedangkan Kristal melongo di tempatnya. Kenapa harus ada cewek aneh seperti Sheera di dunia ini.
***
Langkah kaki Sheera membawa dirinya ke kamar sang mama, entah hal apa yang membuat Sheera ingin sekali menemui ibunya itu. Dari balik pintu Sheera dapat mendengar jelas, tawa bahagia keluarganya itu.
Mendengar hal itu membuat kedua mata Sheera berkaca-kaca, Sheera merindukan itu semua. Merindukan dua orang yang dulu sangat mendukungnya itu.
"Mama dong yang ngalah, aku ngalah terus haha."
"Mereka bahagia banget, ya," ucap Sheera sambil meraba pintu kokoh di depannya ini.
Cklek
Cepat-cepat Sheera menjauhi dirinya dari pintu, sambil menatap takut seseorang yang berada di hadapannya itu.
"Ngapain kamu?"
"Aku, tadi mau manggil Mama," ucap Sheera gugup.
"Ngapain?"
"Ngajak Mama makan." Sheera menundukkan kepalanya, Sheera yakin mamanya tidak akan menerma ajakannya.
"Saya mau makan sama Darra." Renata melangkah pergi meninggalkan Sheera, tak lama dari itu Darra keluar sambil tersenyum sinis ke arah Sheera.
Sheera menatap punggung kedua orang itu dengan sendu, ternyata usaha apa pun tak akan bisa meraih hati keduanya kembali.
Wajib vote!!!
Komen juga!!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya (Tamat)
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.