Hai, tuan.
Apakah pernah terpikir olehmu, betapa lelahnya hati ini?
Untuk kesekian kalinya aku terjebak dalam cerita lama yang tak kunjung habis kubaca.
Maaf perihal keegoisanku.
Ini sulit, tuan.***
Hai, tuan.
Tawa hangatmu kembali terbayang. Cerita ini terlalu sulit kuakhiri. Bantu aku, tuan. Yakinkan aku, bahwa kau telah semu.***
Matahari yang memasuki celah tirai membuat kuterbangun. Entahlah, pikirku langsung tertuju padanya. Sesosok lelaki berperawakan sedang dan tegap, alisnya lurus namun lebat dan rambut hitam legam yang selalu tercukur rapi. Lelaki itu bernama Devian. Ya, pagi ini pikiranku tertuju padanya, lagi.
Ini lucu. Semua tentangnya terukir nyata pada benakku. Mulai dari caranya berbicara padaku, caranya merayuku hingga membuatku kesal bukan main, dan juga caranya mengusap rambutku.
Dia sosok yang sederhana. Namun, ini tidak adil, aku terpana dibuatnya. Terpana akan setiap hal kecil yang ada padanya.
Senyumku kembali mengembang. Kurasa, aku mulai merindukannya, lagi. Sepertinya aku akan berkunjung ke rumahnya kali ini. Entah hanya untuk sekedar bertanya kabar atau bercengkrama seadanya.
Perjalanan menuju rumahnya cukup jauh. Tidak apa, aku selalu menikmatinya. Bila itu tentang Dev, aku akan selalu menikmatinya.
Ceritaku tentangnya takkan pernah usai.
Biar kuceritakan bagaimana senyumnya yang merekah saat bercengkrama denganku, bagaimana tawanya saat ia berhasil menggodaku, dan bagaimana hangatnya saat ia mengusap perlahan rambutku. Biarkan aku menceritakan semua cerita yang terukir nyata dan yang takkan pernah habis kubaca.
***
Devian Thalea Malik, sosok lelaki yang kukagumi, matanya, rambutnya, senyumannya, bahkan suaranya. Seakan-akan dia adalah makhluk paling sempurna yang Tuhan ciptakan untukku.
Kalian tahu? Senyumannya membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, senyum itu benar-benar tulus, tanpa ada paksaan sama sekali. Ingin kumiliki dia seutuhnya.
Ahh iya, aku melupakan satu hal. Bagian favoritku adalah ketika dia bernyanyi sambil memetik gitar yang bertengger di pundak kirinya. Aku tidak pernah bosan untuk mendengarkan lantunan musik yang akan dia bawakan.
***
Aku bingung.
Aku bingung sebenarnya hubunganku dengan Dev itu apa, seingatku kita masih pacaran, tapi kenapa? Kenapa dia tidak pernah lagi berbagi kabar denganku? Berbagi ceritanya hari ini, baik suka maupun duka. Kenapa tidak ada lagi hal hal romantis yang ia lakukan kepadaku? Kenapa selalu aku yang melakukannya terlebih dahulu?
Kenapa?
Aku rindu...
Aku rindu ia yang dulu.
***
Saat ini kami sedang berada di kelas, sedang mensejajarkan kaki diatas lantai, kami berdua penat, penat berlari-larian memutari lorong kelas 11 di sekolah kami.
Ahh rasanya badan ini butuh sandaran.
"Sini tidur di kaki aku aja," pinta Dev.
"Eheheh, peka banget sih" balasku
Untuk saat ini, kakinya lah tempat ternyaman untuk menghilangkan penat dan kantuk. Dev mengipasi wajahnya yang penuh dengan keringat, sambil sesekali menyisir rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAMORGANA
Short Storykarena kau adalah semu, tampak seperti ada namun sebenarnya tidak.