Satu

14 0 0
                                    

Sinar matahari yang menyambut pagi menembus kaca sebuah ruangan gadis yang tengah tertidur.

Tringg......

Tring........

Tring........

"alaram pliss jadi sahabat hana bentaran aja dong, jangan berbunyi pada waktu yang gak tepat gini, hana masih ngantuk" ucap hana sambil meraba alaram nya.

Tok

Tok

Tok

"Dek bangun woiii, awas lo gak bangun dalam hitungan 3 detik gw tinggal" ucap raka dibalik pintu kamar adiknya

"aisss, bentaran dong kak, hana masi ngantuk nih".

"satu"

"dua"

"tiiii....

" ehh iyaa ini bangun kak, jahat banget sii. Kalo ada papa  gw aduin lo".

"cepetan elaahh lama amat loo, hampir jam 7 ini". kata raka kesal

"okee kapten jomblo haha" ucapnya sambil bergegas ke kamar mandi dan tidak menghiraukan raka yang masih diluar kamarnya.

Selesai bersiap hana bergegas kemeja makan untuk melakukan aktivitas paginya mengisi perut yang sudah memberi kode dari tadi agar diisi.

"pagi mahhh" ucap hana sambil mencium pipi mamanya

"gw nggak?" tanya raka

"gak lo jahat"

"awas ya loo gw gak mau pergi ama lo, sana naik angkot ajaa"

"yaelah baru digituin juga udah ngambek loo" ucap hana lalu mencium kedua pipi kakaknya.

"oke lo pergi ama gw"

"nah gitu dong"

"udah udah kalian ini pagi pagi udah berantem aja, makan gih trus pergi kesekolah" kata dinda mama hana dan raka

"siappp maaaa" ucap kedua anaknya

Setelah selesai makan hana dan raka bersiap untuk pergi kesekolah. Yaa, memang hana dan raka satu sekolah hanya beda tingkatan saja. Hana kelas ipa XI 2 dan raka kelas ipa XII 1, mengapa keduanya memilih jurusan yang sama karna mereka menyukai mata pelajaran sains.

"mah raka sama hana berangkat yaa" ucap raka tak lupa mencium punggung tangan ibunya begitu juga dengan hana.

"hati hati ya, raka jangan bawa mobil laju laju ya ntar ketabrak orang kamu tanggung jawab loo, dan hana belajar yang baik jangan bolos lagi lohh. Itu kenapa rambutnya kaya komoceng gitu sih biru biru ombre" ujar mamanya.

"hehe, model mahh jaman sekarang kan kita harus gini sebagai anak anak milenial"

"yaudah pergi sana hati hati dijalan loh kalian"

"siap ibu negara" ucap keduanya bersamaan

Disepanjang  jalan hana dan raka tak henti henti nya bernyanyi 'perfect song'.

Cause we were just kids
when we fell in love

Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow,
your heart is all I own
And in your eyes you're holding mine

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms
Barefoot on the grass,
listening to our favorite song
When you said you looked a mess,
I whispered underneath my breath
But you heard it,
darling,
you look perfect tonight

"uwaww suara lo kak bagus banget"

"anjir lo muji gw dek?, alhamdulilah akhirnya"

"lumayan lah suara lo kak, emangnya lo gak pernah dipuji ama temen temen lo apa? Kea si Jordan, bara, jojo, malvin, Julian,liam ama siapa tu satunya" ucap hana

"si atlan?".

"bener tuh kak si batu es".

"suka baru tau loo".

"ih gak ya jodoh gw kan cuma shawn".

" ngimpi" ucap raka sambil menjitak kepala adiknya

"sakit goblok".

"mampus".

Hana tak menghiraukan kakaknya. Setelah sampai diparkiran sekolah tadi raka membuat adiknya kesal sehingga hana tak menghiraukan raka yang sibuk memanggilnya.

"hana plis laa jan ngambek ama kakak loo".

"lo jahat!".

"gw gak sengaja han, hana adek gw yang cantik utututu jan ngambek dong" bujuk raka sambil menoel noel pipi adiknya Disepanjang koridor.

"iyaiya gw maafin".

"masuk sana belajar yang rajin" kata raka tk lupa mencium pipi adiknya.

Siswi yang berlalu didepan kelas hana berteriak histeris karna melihat kejadian raka mencium adiknya hana, padahal kejadian itu terjadi setiap hari tapi, ntah kenapa para siswi itu sangat alay dan lebay seperti Jordan menurut raka.

"anjir keselek uhuk.. uhuk.. Ada yang ngomongin gw nih" - Jordan alebe (alay lebay).








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AtlantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang