Hari itu adalah pemilihan terakhir seleksi calon tentara markas besar. Semua antusias menghadapi ujian itu terutama 3 orang sahabat yang telah lolos tahap lalu yaitu Damai, Irvan, dan Arvin. Ketika itu Arvin ditanya pertama oleh seorang Perwira Tinggi,
"Apa tujuan kamu menjadi seorang tentara?"
"Saya ingin menjadi seorang perwira, Pak" ujar Arvin.
"Apa kelebihanmu untuk masuk disini?"
"Saya lulus dengan IQ 130, Pak!"
"Maaf disini pintar saja tidak cukup coba kembali tahun depan."
Dengan wajah lesu Arvin keluar dari ruangan dia tidak memperdulikan sapaan kedua kawannya di depan ruangan. Dia pergi kembali bersama kedua orang tuanya yang sudah menunggu untuk pulang.
Ini adalah giliran Irvan. Dia seorang yang pandai, tegas, dan sopan terhadap orang lain.
"Apa tujuan kamu menjadi seorang tentara, Irvan?"
"Saya ingin mengabdi kepada negara, Pak!"
"Baik kamu diterima bersiaplah untuk latihan pertama bulan depan!"
Bangganya Irvan hingga dia tidak menghiraukan sapaan orang tuanya. Dia masih marah kepada orang tuanya karena terlambat 3 menit saat memasuki ruangan. Sontak seoarang Perwira Tinggi yang mengetahui hal tersebut memberitahuinya,
"Kamu saya keluarkan!"
Kini tibalah giliran Damai yang memasuki ruangan ujian. Sebelum memasuki ruangan dia memeluk kedua orang tuanya.
"Apa tujuan kamu menjadi seorang tentara, Damai?"
"Untuk menaati perintahmu dan menjalankan tugas yang Anda berikan, Pak!"
Terkagum-kagum seluruh isi ruangan tersebut. Diberikannya sambutan salut dari seorang Perwira Tinggi tersebut.
Sepulangnya Damai memeluk kedua orangtuanya dengan menangis haru.
![](https://img.wattpad.com/cover/206872672-288-kcfab81.jpg)