“ Maaf mengganggu, Mbak,” tegur seorang lelaki berpakaian hitam dan berkacamata hitam juga.
Patris mengangkat wajahnya. “ Ada apa ya?” tanya Patris sedikit heran.
“ Mbak, bisa bantu saya mencari makam seseorang?” tanya lelaki itu dengan wajah memelas.
Sebetulnya Patris enggan, “ Tapi saya…”
“ Saya datang dari jauh, Mbak. Kalau hari ini saya nggak ketemu makamnya, saya nggak tahu harus bagaimana lagi,” lelaki itu langsung memotong penolakan yang hampir dilontarkan Patris sambil tersenyum tipis.
Hati Patris terenyuh saat melihat semburat kesedihan di wajah lelaki itu. Mungkin itu makam seseorang yang dikasihinya. Seperti makam yang ada di hadapan Patris saat ini. Setelah menimbang-nimbang akhirnya Patris setuju. “ Oke. Saya Patris,” Patris memperkenalkan dirinya.
“ Freddie,” ucap lelaki itu sambil menyambut uluran tangan Patris.
“ Tangan kamu dingin,” Patris merasakan keanehan.
Lelaki itu tersenyum. Senyum yang manis sekali. “ Terus terang saya agak takut dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan makam. Untungnya ketemu kamu,” jelas Freddie tanpa melepaskan tatapannya dari Patris.
“ Hmm, baiklah. Ayo kita cari sebelum gelap. Makam siapa sih?” ajak Patris lalu mulai melangkahkan kakinya.
“ Juwita, mantan pacar saya,” ujar Freddie sambil menyamakan langkahnya dengan Patris hingga mereka berjalan bersisian.
Mereka menyusuri komplek pemakaman dari depan gerbang masuk sampai ke ujung sambil mengobrol. Tapi makam yang bertuliskan Juwita tidak ada.
“ Mungkin kamu salah tempat,” kata Ptaris.
“Ya udah deh. Nggak apa-apa,” ucap Freddie pelan.
“ Eh udah hampir sore nih. Aku dualuan yaa,” pamit Patris.
“ Ok. Bye, Patris,” Freedie melambaikan tangannya untuk mengiringi kepergian Patris.
**********
“ Yes!!!” Freddie bersorak kegirangan.
“ Apa yang kamu lakukan, Fred?” tanya penjaga makam mengagetkan Freddie.
Freddie terkejut. “ Kakek??? Apa maksud, Kakek?” Dia memasang wajah kebingungan.
“ Apa yang kamu lakukan terhadap gadis tadi, Freddie?” Kakek penjaga makam menatap Freddie dengan tatapan menyelidik.
“ Kami hanya jalan-jalan, Kek…,” jawab Freddie tanpa berani mengangkat wajahnya.
“ Kalau tidak salah dia manusia ‘kan?” tebak Kakek itu yakin.
Freddie diam tak berani menjawab apalagi membantah ucapan si Kakek penjaga makam yang galak itu.
“ Kamu betah terus-terusan gentayangan? Tindakan kamu ini mempersulit jalan kamu ke akhirat. Kakek tidak mau kamu menemui gadis itu lagi!” ujar Kakek itu dengan tegas.
**********
“ Hahahaaa…,” tawa Eki membahana ke seluruh penjuru makam.
Freddie cemberut.
“ Gue bilang juga apa! Elu sih nekat! Jangan sampe Kakek nekat juga lho… Kakek itu pasti mengetahui setiap tindak tanduk kita di makam ini. Dia itu kan paranormal,” kata Eki tanpa niat menakut-nakuti Freddie.
“ Maksud elu dia akan berbuat jahat ama Patris?” Freddie terlihat sangat khawatir.
“ Kakek nggak akan berpikiran sepicik itu. Dia hanya akan mencoba menjauhkan Patris dan elu karena kalian berbeda,,, nggak boleh bersatu,” Eki berusaha menyadarkan Freddie.