Pemberhentian tepat di depan pintu gerbangnya. Lisa membuka lampu kamarnya melemparkan begitu saja tas miliknya berbaring lelah dengan penuh pikiran yang sangat rumit. ia menepuk jidatnya, ia merasa sangat tidak pasti untuk hari besok jadi ia berniat untuk memastikannya mencari cari di dalam tas sekolah maupun tas selempang kerjanya ia mencarinya hingga barang maupun buku miliknya sedikit berantakan dan terakhir ketika untuk membuka buku. Ia terduduk lemas mengingat itu di dinding kamarnya.
Lisa mengambil minuman meneguk air dengan cepat terasa lega dan tenang. Seolah ingin berbicara dengannya, apa yang terjadi pada dirinya begitu sangat percaya diri untuk membutakan ku akan ulahnya, Lisa geram. memegangi gelas yang berada di tangan nya ia seolah ingin meremukkan gelas kaca itu dengan jarinya. Kemudian bersiap istirahat. Sesuatu berasal dari kepalanya telah timbul sesuatu yang ingin disampaikan kepada nya.
Malam ini Lisa mendapatkan sebuah surat di pintu depan namun tidak dibaca nya karena lelahnya ia meletakkan nya saja di meja kamar tidurnya.
Jungkook hanya sibuk pada benda di tangannya. Seolah benda itu yang mengatur pikirannya berbagai macam terbentuk yang sangat menjengkelkan bagi Jimin. Jimin, dengan kebiasaannya yang selalu sibuk bermain kartu dan havefun dengan teman akrabnya semenjak itu ia sibuk minum bir dengan menunggu menjaga untuk menemani Jungkook yang nongkrong di bar milik kakak nya. Jimin yang sudah mulai tidak tahan akan sikap Jungkook mulai pergi meninggalkan Jungkook dari tempat itu tanpa berpikir panjang Jimin duduk di depan si pemilik bar cafe itu dan akan bertanya kepada nya namun hal itu dirasakan juga oleh si pemilik cafe.
" Kau pasti ingin bertanya langsung padaku kenapa sikapnya seperti itu "
Jimin menaikkan alisnya menatap suara yang berasal dari pandangannya. ambigu suara yang terkesan hal yang ingin disampaikan terasa sangat sama. Jimin mengambil bir dari tangan pemilik bar cafe seolah ia ingin bertanya hal yang tidak bisa di jawab Jimin.
" Jika kau hanya menjauhi nya kau tidak akan tahu apa yang dipikirkannya dia adalah bocah berandal yang sangat menyedihkan dan pecundang. Ayahnya sangat menyia-nyiakan kesempatan, bagaimana mungkin sang pewaris grup JK jeguk bersikap kasar seperti itu. Bagaimana menurutmu ?"
Lanjutnya, melihat Jimin.
" aku sangat menyedihkan dan pecundang. Kau lupa dengan kaki dan tangan cafe ini berada di otak dia jika aku mendengar pada mulut lincah mu itu layanan kapal ku yang menerima semua bir mu, kontrak akan tiada lagi. Bagaimana bisa kau lakukan seperti itu pada adikku yang lucu itu huhh? Dia adalah emas di mata kami, kau paham.!"
" Benarkah ini bir ekspor? "
" Kau tidak lihat cap yang di botol itu, dia pasti ada kesamaan tapi ini langsung dari kedutaan besar yang mengizinkan nya untuk dirimu, bagaimana kau tidak bisa berpikir pintar apakah kau gila huhh... Dan jangan lupa padanya karena dia kedutaan itu bisa memberikan kepercayaan. Berikan aku bir lagi"
" Benarkah, dia yang berbicara dengan kedutaan itu "Setelah lamanya waktu berjalan begitu saja Jimin yang masih sibuk pada gamenya telah berubah seketika menjadi si pengekspor bir yang gila minum. semponyongan. Itulah efeknya akibat kerasnya air alkohol yang telah dimasukkan nya dengan paksa di tenggorokan nya.
" hey..sudahlah. Bukankah kau mengawasinya kenapa kau lebih memasukkan air alkohol itu lebih dari yang kau lakukan seperti biasa. Kau merepotkan"
" Berikanlah kepadaku cepat "
" Jika Jungkook aku masih percaya pada pikirannya yang masih bekerja dibawah tekanan alkohol bukan seperti mu terlalu besar imajinasi-"Jimin tidak perduli ia bersandar dan menatap gelas miliknya. Disaat tengah membawa pesanan sontak terkejut ketika melihat Jimin bertingkah seorang pria yang mabuk tanpa arah. Dia berbicara dan minum bir dengan cara yang sudah lewat batasannya dengan begitu Hyung Jeong pun menyuruhnya supaya tidak meminumnya lagi dengan berlebihan, namun Jimin tidak mengerti mengapa dia harus berhenti minum sampai orang lain pun tidak bisa berhenti berjalan berlari maupun mengelilingi bumi. Jungkook pun melihatnya dengan terseyum jengkel dengan cara seperti ini mengapa harus seperti dia jadi teman malam ini disini bisakah aku pergi ke ruangan yang hanya ada aku dan banyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terperangkap Dalam Permainannya(liskook) [slow update revision& Hiatus]
FanfictionDi waktu yang lalu,hal kedekatan kita masih ku ingat ketika telah mekar bersemi indah bersamamu walaupun pasti akan di tentukan berapa besar cintaku bersamaan dengan rasa manisnya hidup. namun,waktu telah menentukan kembali antara ruang dan waktu pa...