I'm Not Perfect

17 1 0
                                    

"Hidup itu seperti  roller coaster,  kadang naik kadang turun,  kadang kita melaju dengan cepat  tapi kita juga terkadang berjalan  dengan pelan. “

Adit Bram Aksara, lelaki cupu yang sering diejek oleh teman sekampusnya, dan yang aneh nya dia memiliki pacar yang cantik. Lelaki miskin yang menggantungkan biaya kuliah dan hidupnya  dengan menebar brosur.
“Cukup sekian untuk hari ini.” titah dosen mengakhiri pembelajarannya dan meninggalkan  ruangan.
“Dit, kita jalan-jalan yuk” ajak Hanny, pacar Adit tiba tiba menyosor dari belakang.
“Nggak bisa Han, hari ini aku ada tugas” jawab Adit sambil menenteng bukunya, sembari memperbaiki posisi kacamata nya.
“Ihhh kamu mah gitu,  tiap kali diajak jalan pasti bilangnya ada tugas,  inilah itulah-”
“Bilang aja nggak punya duit” lanjut Hanny dengan lirih.
Meski lirih, Adit masih bisa mendengarnya.  Sakit memang, tapi begitulah  kenyataannya.
“Huftt ya sudah,  kita jalan-jalan hari ini.” Jawab Adit,  yang membuat senyum Hanny merekah.
“ke Mall ya? Aku mau beli sepatu baru soalnya”. Yeayyy!!” seru Hanny kegirangan.
Dan kini, sengsaralah seorang Adit karna ulah sang pacar, entah mengapa Adit bisa sangat mencintai perempuan banyak mau seperti Hanny. Kini, gaji sebulan milik nya hanya tersisa lima puluh ribu.
“Makasih ya Sayang, sepatu nya bagus banget”
“Sama-sama, kita pulang aja yuk” khawatir kalau Hanny akan meminta yang aneh aneh lagi, Adit langsung mengusulkan pulang.
“Emm gimana kalo kita ke cafe? sekalian ngadem. Jangan pulang dulu ah, mau kan? Mau dong…” rengek Hanny yang membuat Adit tak tega menolak nya.
“Cari minuman yang paling murah” kata Adit dalam hati.
“Sayang,  kamu mau pesen apa ?” tanya Hanny membuyarkan Adit dari lamunannya.
“Emm ... Aku ice coffee aja deh”
“Kopi harganya nggak terlalu mahal kan?”  Itulah yang Adit pikirkan.
“Ya udah, mas ice coffee nya satu, terus Korean Strawberry Milk Latte nya satu” kata Hanny kepada pelayan cafe tersebut.
“MATI!!, itu pasti mahal” gumam Adit,  yang pasti tak terdengar oleh Hanny. Tapi, nasi sudah menjadi bubur, pesanan sudah tersedia di depan mata dan Adit harus membayar nya, dan itu membuat dompetnya terkuras lagi dan lagi.
Mereka pun pulang, Adit mengantar Hanny sampai rumahnya baru setelah itu ia pulang ke kost-an nya. Adit langsung merebahkan dirinya diatas kasur yang tipis, itu membuat punggungnya sering sakit. Baru saja ia ingin menutup mata untuk tidur, seseorang mengedor keras pintu kamarnya.
Adit terlonjak kaget, ia bergegas pergi membuka pintu. Di balik pintu ia mendapati wanita paruh baya dengan wajah sangar, daster ciri khas nya, dan banyak brosur ditangan nya.
“Bu? Ada apa?” kata Adit
Dengan satu tarikan nafas saja wanita itu berteriak “ADIT!!! DIMANA UANG KOST KAU? UDAH LAMA KALI KU TUNGGU TUNGGU KAU YA! SAMPAI BERJAMUR PULAK KAU BUAT AKU! BAYAR KAU SEKARANG UANG KOST MU, KALAU ENGGAK KU USIR KAU! DAN INI, MAKAN KAU LAH BROSUR BROSUR MU INI! ATASAN MU TADI MARAH MARAH PULAK SAMA KU, KATA NYA HARUS KAU BAGIKAN BROSUR INI SAMPAI HABIS KALAU ENGGAK DIPECAT NYA KAU!” ujar ibu kost-an nya Adit dengan logat batak nya.
“Maaf bu, saya belum punya duit. Kasih saya waktu seminggu lagi” jawab Adit memelas
“Oke! Ku kasih seminggu lagi ya, awas kau!” tandas ibu itu kemudian berlalu pergi.
Adit menghela nafas lega, ia mengutip lembaran brosur yang berserakan di lantai ulah ibu kost nya yang melempar nya tadi.
“Huftt, uang kost, gaji bulan ini habis, brosur besok harus di tebar tapi kan besok gue ada kelas sama dosen killer. Hidup gini gini amat sih, gak punya duit, gak punya keluarga, punya pacar tapi ada pas butuh nya doang” Adit meletak kan tumpukan brosur itu di atas meja, kemudian merebahkan tubuh nya lagi.
“gue harus berubah!” tegas Adit dalam hati nya. Lalu ia berdiri lagi, diambil nya laptop hitam kesayangan nya yang disimpan rapi diatas meja belajar. Adit membuka laman Blog nya. Mata nya sedikit kabur menatap layar laptop, ternyata ia lupa memakai kacamata nya.
Adit membaca ulang semua kata kata yang ia tulis di laman blog nya. Sesekali terlintas dibenak nya, ternyata gue jago juga buat puisi.
Adit cukup berbangga, setelah itu ia ingin lihat komentar orang orang di laman blog nya. Hasil nya banyak yang mengucil nya,
‘Apaan ni, receh banget!’
‘ihh profile nya kok cupu banget sih, jelek amat’
‘kata kata nya gak makna’
‘pantesan tulisan nya jelek, orang yang buat ternyata jelek juga’
CUKUP!
Adit langsung menutup layar laptop nya, kemudian bercermin “memang! Aku jelek, simata empat, cupu, orang miskin, gak pintar, sebatang kara, gak punya apa apa, hitam, gak punya teman, aku ini gak sempurna! Tapi apa aku gak bisa bahagia sekalii saja?” kata Adit frustasi pada diri nya sendiri di hadapan cermin.

Matahari pagi ini amat boros cahaya, panas nya luar biasa, Adit sudah berkali kali menghapus keringat nya yang bercucuran. Dari pagi hingga siang, brosur nya tak kunjung habis. Entah sampai kapan Adit harus berdiam diri dipinggir pinggir jalan.
Ia sangat lelah, akhirnya Adit memutuskan beristirahat sebantar. Ketika sedang beristirahat disebuah taman, Adit melihat Hanny kekasih nya juga di taman ini. Hendak menghampiri kekasihnya itu, Adit kalah cepat, ada seorang laki laki datang dan memeluk mesra gadis nya.
Bingung!, itulah yang Adit rasakan. Ia tidak mau berburuk sangka pada Hanny, tapi tingkah mesra dari kedua nya membuat Adit geram dan bergegas menghampiri Hanny dan laki laki itu.
“Han? Dia siapa?” suara Adit datang tiba tiba masih dengan nada sangat lembut.
“Adit? Kok- kamu?” Hanny terlihat gagu, seperti orang yang tertangkap basah.
“Dia siapa Han?” Tanya Adit lagi
“Dia? Hm….-“
“Pacar nya Hanny!” lelaki yang berdiri disebelah Hanny memperkenalkan dirinya.
“Pacar? Tapi- gue pacar nya!” Adit membela diri.
“Maaf dit.., dia memang pacar gue” Hanny buka suara
“Lo kok jahat sih! Kurang apa gue selama ini?!” bentak Adit
“Lo kurang tajir, maaf” jawaban mantap dari Hanny. Itu tentu saja menyayat hati Adit.
“Gue memang miskin, tapi setidak nya gue pernah ngasih semuanya hasil kerja gue untuk lo!” Ujar Adit.
“Kere aja belagu lo!!” sahut laki laki disamping Hanny.
“Maaf dit, kita putus aja. Lo gak cocok untuk gue” tandas Hanny lalu pergi meninggalkan Adit.
….
Pengen hilang dari Bumi! Itu yang diinginkan Adit sekarang ini. Jadi, orang yang dulu pernah ia anggap menyayangi nya hanya sekedar sayang pada saat dompet nya tebal. Kini ia benar benar sendiri.
“Ekhem..,Telat lagi?!” itu suara seorang dosen
Adit berbalik badan mencari asal suara, ia tidak konsen menyusuri lorong kampus karna kepikiran Hanny.
“Maaf pak” ucap Adit
“Skripsi kamu ulang lagi!” ujar Dosen itu
“Tapi pak, bapak belum periksa skripsi saya, bapak gak bisa nyuruh ulang gitu aja-“
“Jangan membantah! Atau saya tambah tugas kamu! anggap aja ini hukuman karna kamu gak masuk kelas saya” celoteh dosen itu.
Adit pasrah, hidup nya memang sudah ditakdirkan tidak sempurna begitu pun dirinya, dia hanya bisa menerima saja apa yang terjadi. Adit kembali menyusuri koridor kampus yang sibuk dengan teman nya masing masing, sedangkan Adit dia bagaikan upil yang dibuang begitu saja. Tak berguna, begitu lah Adit menamai dirinya sendiri.
Lelah, hanya berkeliling seputar kampus saja, Adit memilih ke perpustakaan. Duduk paling pojok, mengeluarkan laptop nya, dan menulis kan sebuah kalimat di laman blog nya. Kalimat yang mewakili perasaan nya
Karna terluka aku sempat menapik juang yang selama ini ku asah. Meninggalkan nya di tengah duka yang melilit hati. Menutup nya rapat rapat hingga tidak terlihat oleh mereka. Mereka yang menganggap ku insan kecil tak berguna, mereka yang merasa bangga dengan cacian mereka. Pihak pihak yang dengan percaya nya menjatuhkan ku. Banyak cemooh, banyak hinaan yang ku dapat, tapi tidak bisakah seorang yang tidak sempurna seperti ku bahagia? Apa sekarang ada hukum alam yang melarang manusia buruk seperti ku bahagia?.
“Gue capek! Mau sampai kapan kayak gini? Gue mau berubah! Gue mau orang ngenal gue! Gue mau orang orang bisa pahami gue, gue pengen orang orang yang dekat dan benar sayang sama gue. Dan gue pengen hidup yang berkecukupan !” Adit menutup matanya dan menyakinkan diri nya.
“Kalau keahlian gue memang hanya menulis, kalau gue memang hanya bisa menulis dan menciptakan sastra. Berarti gue harus coba buat buku, gue pengen dikenal banyak orang, maka dari itu buku ini harus terkenal, gue pengen orang orang pahami gue, oleh itu buku ini harus berisikan cerita hidup gue, dan gue pengen hidup cukup, untuk itu buku ini harus best seller. Kali ini gue pasti bisa !” itu tekat dari seorang Adit Bram Aksara dalam mengubah dunia nya.
Ia mulai menulis naskah novel yang nanti nya akan dijadikan kan nya sebuah buku, ia memasukkan puisi pusi buatan nya dari laman blog nya, meskipun dikatakan jelek, dia yakin ini bagus. Adit mulai meninggalkan kebiasaan lama nya yang terus terusan mengeluh, kini ia focus pada pilihan nya. Ia ingin berhasil, ia ingin orang orang berlaku adil dan tidak merendahkan nya lagi.
Adit berubah, ia semakin lebih giat. Kini ia tidak terlalu memikirkan omongan orang, dia hanya focus pada buku nya. Dan cukup hanya dengan tempo waktu sebulan, Adit siap dengan naskah nya, ia lalu mengirim naskah nya pada beberpa penerbit. Dan beruntung nya! Naskah Adit lolos, ya! naskah nya akan dijadikan sebuah buku.
Adit senang bukan main, “sebentar lagi, dunia gue bakal berubah, gue yakin setelah ini gue akan dipandang tinggi, sebagai seorang novelis. Dan mungkin kedepan nya seorang novelis terkenal”
Adit berhasil dengan mimpi nya, ia sadar, omongan orang orang diluar sana tidak sepenuh nya benar dan tak sepenuh nya salah. Adit memang tidak sempurna, adit memang merasa hidup nya itu tidak beruntung, tetapi mengeluh bukan solusi nya, memaki diri sendiri bukan jalan nya. Solusi nya hanya ada satu, yaitu usaha. Yakin pada diri sendiri, dan singkirkan omongan orang orang.

-End-

I'm Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang