CHAPTER 1

130 49 6
                                    

Tanggal 16 Juli 2017

*Disiang hari setelah Bel sekolah berbunyi

Dinggg.. Donggg..

Dinggg.. Donggg..

Para murid pun berjalan keluar sekolah untuk pulang. Disaat itu terdapat dua orang murid yang bersahabat berjalan bersama keluar gerbang sekolah. Yang satu berambut panjang, cantik, nan anggun. Dan yang satunya memakai kacamata, berkepang dua, namun manis sekali.

“Lo hari ini sibuk nggak?” tanya salah satu gadis tersebut sambil memberi tas sekolahnya untuk dibawakan oleh sahabatnya.

“Nggak sih, memangnya kita mau ngapain?” jawab gadis berkacamata tersebut dengan sangat lugu

“Lo mau temenin gue nggak, nonton konsernya Zelina?” Ucap gadis tersebut dengan berharap sahabatnya ikut menonton. “Oh, Zelina penyanyi musik klasik itu? Hmm.. Ayo deh, gue juga bosen di rumah.” Ucap gadis berkacamata.

“Oke! Kita ketemuan di stasiun MRT Bundaran HI ya, jam 4 sore.”Ucap gadis berambut panjang tersebut. Tanpa diketahui oleh sahabatnya, ternyata ia yang akan tampil berduet dengan penyanyi yang bernama Zelina. Ia ingin membuat kejutan pada sahabatnya, kalau ia dapat berduet dengan penyanyi terkenal itu.

Diana mattesha panggil saja Ana. Ia akan tampil bersama penyanyi musik klasik bernama Zelina, tanpa diketahui oleh sahabatnya. Ia ditemani oleh ayahnya dan sahabatnya bernama Luna Freya panggil saja Frey.

Setelah konser tersebut selesai Frey menemui Ana dan mengatakan, “Gue nggak nyangka banget, ternyata lo ngajak gue buat nonton lo duet, kenapa lo nggak kasih tau gue dari awal.” Dengan nada yang sinis lalu dilanjutkan dengan pujian “Suara lo bagus bangettt!! Lo keren banget bisa duet bareng dia, bangga deh gue sama lo.” Frey memeluk Ana karena sangat bangga pada sahabatnya.

Dengan nada sombong  Ana berkata “Haha, tentu saja. Lo mana bisa kayak gue.”

Perkataan yang diucapkan Ana membuat Frey menundukan kepala.

Lalu ayah Ana datang, dan berkata  “Ana jangan seperti itu pada Frey.” Ia sambil mengelus kepala Frey.

“Iya ayah, aku hanya bercanda kok.” ucap Ana sambil merangkul Frey.

Tiba-tiba ayah Ana menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Sehabis menerima telepon tersebut, Ana bertanya pada ayahnya “ Ada apa yah? Apakah ada sesuatu yang penting?”

“Tidak apa-apa. Ayah pulang duluan ya. Kalian hati-hati dijalan, oke!” dengan keadaan mendesak itu, ayah Ana langsung pulang tanpa memberitahu Ana apa yang terjadi.

Sesampainya dirumah, ayah Ana melihat tiga orang yang sedang menyita barang-barang dan rumahnya. Karena hutang yang menumpuk oleh keluarga Ana.

Ana dan Frey berpisah dijalan, menuju rumah mereka masing-masing.

Sesampainya Ana dirumah, ia pun terkejut rumahnya sudah kosong. Ana pun terkejut “Hahh..Apa yang terjadi terhadap rumahku?” Ia segera pergi mencari ayahnya untuk menanyakan apa yang terjadi. Setelah dicari kemana-kemana, ia tidak menemukan ayahnya, dan ayahnya pun tidak bisa dihubungi.

Ana pun menangis, karena ia tidak tahu harus berbuat apa “Hikss.. Hikss.. Hikss.. Hikss.. Hikss..

Akhirnya ia pun tertidur di rumahnya yang sudah kosong itu sendirian.

Matahari telah terbit setelah gelapnya malam, sinarnya pun mengenai wajah Ana. Dan Ana pun terbangun dari tidurnya.

*Suara Ponsel berbunyi

DdddrrrrrrttttttDdddrrrrrrtttttt

DdddrrrrrrttttttDdddrrrrrrtttttt

Ternyata telepon tersebut dari ayahnya. Ayahnya pun berkata padanya “Ana ayah sedang keluar kota untuk waktu yang lama. Kamu sementara tinggal di alamat yang sudah tulis dikertas, kertasnya ayah taruh di—"

Ana pun membaca kertas yang sudah dituliskan alamat oleh ayahnya dan memotong pembicaraan ayahnya sambil marah dan menagis “Ayah kenapa tega sekali meninggalkan aku sendirian.. Hikkss.. Hikkss.. Aku nggak mau tinggal dirumah orang lain Hikkss.. Hikkss.. Seandainya ibu masih ada, mungkin kita tidak akan seperti ini.. Hikkss.. Hikkss..

“Maafkan ayah nak, ayah seperti ini demi kebaikanmu. Kamu jaga diri baik-baik ya. Ayah akan segera mengembalikan keadaan ” ucap ayahnya untuk menenangkan Ana.

*Teleponnya pun terputus

Hikkss.. Hikkss.. Hikkss..” Ana pun menangis semakin kencang karena ucapan ayahnya.

Karena kejadian buruk yang menimpa keluarganya, ia tidak masuk sekolah untuk sementara waktu.

#NextChapter ditunggu ya ^_^

HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang