-D I N G I N-

Bagian Satu

Kenalin nama gue Nathalla Andriani. Gue sekolah di SMA NUSA ANGKASA kelas XI IPS 1. Gue 2 bersaudara. Gua punya abang laki-laki nama nya Athalla Adrian yang super rese tapi perhatian. Gue dan abang gue selisih 1 tahun. Dia anak XII IPA 1 dan gua anak XI IPS 1. Gua dan abang gua ini bersekolah di SMA yang sama, karena bunda yang nyuruh, alasan nya si biar gampang ngawasin gue ini.
___________________________________________________________________________

Pukul 05.00 WIB
"Nathalla ayo bangun, hari ini sekolah kan upacara, nanti terlambat" Ucap Yanti, sambil mengetuk pintu kamar nathalla sedikit keras.
"Iya bun, 5 menit lagi aku masi ngantuk" kata Nathalla yang masih dengan suara serak bangun tidurnya.

Pukul 06.00 WIB
"NATAA... ayo bangun nak ini sudah siang, kamu terlambat nanti, abang sudah siap di meja makan. Kalo ga bangun nanti di tinggal abang loh" Kata bunda mencoba bersabar untuk membangunkan Nathalla yang super kebo.
"Iya bunda, 5 menit lagi deh janji" ucap Nata yang masih menutupi tubuh dengan selimut.
"Bunda gamau bangunin kamu lagi, terserah mau telat kek. Berarti kamu berangkat sendiri abang sudah berangkat!" kesal bunda, dan akhirnya meninggalkan kamar Nata.

Nathalla tidak menggubris perkataan bunda nya, lalu ia melanjutkan tidur nya.

Pukul 07.00 WIB
"BUNDAAAAAA, kok aku ga dibangunin si, jadi telat nih aku" kata Nata dengan kesal bicara ke bunda Yanti.
"Hehh, tadi bunda udah bangunin kamu berapa kali, 5 menit lagi, sebentar. Haduh pusing lah bunda. Kamu tidur kaya kebo, maka nya tidur jangan malam-malam, main hp terus sih. Salah kamu sendiri ya" ucap bunda tak kalah kesal nya dengan Nata.

Nata langsung bergegas ke kamar mandi karna sudah telat.

"BUNDAAA, Nata berangkat ya, Assalamualaikum!" sambil mencium tangan bunda dan bergegas berangkat.
"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan ya sayang" ucap bunda dengan menggelengkan kepala heran dengan kebiasaan anaknya itu.
"Yaila, sebel banget dah. Mana kesiangan berangkat sendiri, punya abang juga bukan nya ngasih tumpangan, ampun dah ah" ucap Nata dengan kesal nya sambil berjalan terburu-buru.

Tiba-tiba dari arah belakang Nata, ada motor yang melaju cepat dan menyerempet Nata sampai jatuh.
"HEH GILA LO YA, anjir sakit banget ya ampun. Bukannya bantuin malah jalan terus. Cowo gila!" Nata terus melontarkan sumpah serapah untuk laki-laki yang menyerempetnya.

Sambil memegang lututnya yang kesakitan, ia terus berjalan sampai sekolah.

"Nata, sudah jam berapa ini kamu baru sampai sekolah?" kata Pak Banu, guru bk di sekolah.
"Maaf pak, tadi saya kesiangan, trus juga tadi di jalan saya keserempet motor pa, mana ga tanggung jawab, malah saya ditinggalin. Pak bukain dong pa, aduh kaki saya sakit."
"Tapi ini udah ke-3 kali nya kamu telat dan alasan kamu selalu sama. Pusing deh saya, ngedenger alasan dari kamu, yang keserempet lah, nolongin kucing lahiran lah." ucap Pak Banu sambil memutar bola mata nya karna jengah mendengan alasan yang seperti itu dari mulut seorang Nathalla Andriani.
"Ih si bapak saya beneran, tuh liat deh lutut saya sakit banget pak. Bukain dong pak pagar nya, sakit nih pak." ucap Nata dengan muka memelas nya.
"Kali ini saya maafkan, besok-besok kalo kamu ngulangin lagi saya panggil orang tua kamu ya."
"Baik Pak, terimakasih." ucap Nata sambil berlari menuju kelas nya.

Ketika Nata sedang berlari, ia terjatuh lagi karena menabrak seorang laki-laki berpostur tinggi, tubuh yang atletis dan kulit berwarna kuning langsat dengan mata yang bulat. Membuat Nata tidak bisa berkedip.

"Eh.. maaf gue tadi buru-buru. Btw, lo anak baru?" Ucap Nata yang masih belum berkedip.
"Kalo punya mata ya dipake, jangan buat pajangan doang!" ucap anak baru dengan kesal dan arogan.
"Ya maaf, kan ga sengaja. Oiya, lo anak baru bukan? kok gue baru liat lo si?" ucap Nata dengan nada penasaran.
"Urusan lo apa sama gue? Urusin aja diri lo sendiri!" ucap anak baru sambil meninggalkan Nata yang bingung apa tadi dia salah berbicara? sampai anak baru itu marah pada nya? Nata sangat kesal dengan nada bicara anak baru itu, tapi Nata sangat tertarik dengan lelaki seperti itu. Ia bertekad untuk mendapatkan anak baru itu.