Pada hari Minggu tanggal 12 Juli bertepatan dengan hari ulang tahun ibuku. Aku lahir ke dunia. Namaku Yunita, aku asli dari Gorontalo. Dari Taman Kanak-Kanak, SD ,SMP hingga SMA aku di sekolahkan oleh orang tuaku di sekolah swasta, bukan karena orang tuaku kaya tetapi karena aku kurang pintar dalam akademik sehingga aku tidak bisa masuk sekolah negri.
Orang tuaku tidak pernah menuntutku untuk menjadi juara kelas ataupun mendapat nilai 100 ,yang mereka inginkan adalah seorang anak yang sholehah serta berbakti.
Ayahku bekerja sebagai serabutan, ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga, aku memiliki dua orang kaka,keduanya sudah menikah ,yang satu tinggal di batam dan satu lagi tinggal dekat dengan rumah orang tuaku.
Di sekolah swasta ini kelasku dihuni oleh 20 siswa, mereka semua berbakat dan berprestasi. Jadi mau tidak mau aku termasuk ke dalam urutan paling belakang atau juara terakhir. Walau ini hal yang memalukan tapi aku akui aku emang tidak jago masalah akademik.
Dari Taman Kanak-Kanak tanteku sudah ikut sertakan aku dalam dunia seni , mulai saat itu rasa percaya diriku tumbuh. Memasuki bangku SD aku selalu diikut sertakan dalam lomba kesenian seperti menari,bernyanyi, melukis dan Alhamdulillah semuanya membuahkan hasil. Semua mata pelajaran memang nilai ku selalu anjlok tetapi jika urusan kesenian aku jagonya.
Dari situ aku sudah punya arahan akan jadi apa aku kedepannya. Saat masuk bangku SMP aku terpilih sebagai koordinator OSIS dalam bidang kesenian, semuanya terlaksana dengan baik dan setiap upacara nama Yunita selalu hadir dalam memimpin upacara,entah itu menjadi pengibar bendera ataupun membaca Undang-Undang. Kalau jadi pemimpin upacara belum pernah karena biasanya laki-laki.
****
Di bangku SMK aku tidak mau tinggal diam, aku asah kembali bakat seniku seperti ikut serta dalam perlombaan menggambar ataupun menyanyi serta aku ikuti organinasi yang ada di sekolahku.
Saat SMK aku mempunyai 2 orang sahabat yaitu Naila serta Alya, hanya mereka yang mau menemani aku, karena memang aku ini sedikit susah bergaul. Mereka berdua yang selalu mensupport segala kegiatanku, kadang juga mereka yang suka memberiku bekal makanan setiap istirahat.
--Saat di kelas--
Saat kegiatan belajar dimulai tiba-tiba saja guru BK memanggilku untuk menghampiri Bu Fitri di ruang tata usaha, Bu Fitri adalah penjaga tata usaha dia semua yang mengatur keuangan sekolah. Saat di ruangan tata usaha, Bu Fitri bilang jika aku harus melunasi SPP yang sudah menunggak selama 3 bulan, karena jika tidak secepatnya dibayar aku tidak bisa mengikuti ujian akhir.
--Saat di kamar--
Sesampainya di rumah aku tidak mau orang tuaku tau akan hal ini, karena aku tahu jika aku memberi tahu akan memberatkan pikiran orang tuaku dan saat itu juga aku berpikiran untuk mencari pekerjaan demi melunasi uang SPP ku yang belum terlunasi serta hitung-hitung meringankan beban orang tuaku.
--pulang sekolah--
Keesokannya aku mencoba untuk mencari uang sendiri, aku mulai mencoba bekerja menjadi seorang pelayan di sebuah rumah makan, mencoba membantu menjahit baju dan masih banyak lagi. Saat itu juga banyak sekali orang yang merendahkan dan mengejek aku ,karena mereka menganggap aku adalah orang yang tidak mampu dan tidak selevel dengan mereka.
Saat aku bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah rumah makan , ada sekumpulan wanita,mereka sebaya denganku , ku lihat mereka bersenang-senang menghabiskan waktu mudanya dengan berkumpul ,tawanya lepas seolah tidak memiliki masalah hidup. Aku terkadang iri dengan semua ini tetapi aku mencoba menjalani semua ini dengan ikhlas demi orang tuaku tercinta.
Sudah hampir 2 bulan aku bekerja diluar dan Alhamdulillah sebelum waktu ujian tiba aku bisa melunasi keuangan sekolahku, rasanya lega. Singkatnya saat akhir pengumuman kelulusan aku memang tidak mendapat nilai yang begitu memuaskan tetapi setidaknya aku memiliki sertifikat untuk bisa masuk universitas dengan mengambil jurusan kesenian. Sertifikat ini aku dapatkan dari perlombaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketikanmu adalah mautku
Short StoryKisah ini diangkat dari pengalaman nyata seseorang. Mungkin pembullyan adalah hal yang biasa bagi mereka para pelaku pembully. Lain dengan Aku (Yunita), ia adalah korban bully. Ketraumaan nya membuat ia mencoba untuk mengakhiri hidup. Dia adalah an...