Hanya Pandang Tak Jua Datang

135 43 12
                                    

Tak saling kenal. Tak pernah bersapa. Tetapi lelaki itu hebat. Ia mengetahui gadis itu dengan baik. Rumahnya, sekolah nya, pekerjaan paruh waktu nya, juga hal kecil lainnya. Ia cukup hebat, bukan?
Ya, ia mengetahui gadis itu dengan baik. Bahkan, tahu kapan gadis itu akan dibunuh.

***

Lelaki bertubuh tegap itu duduk terdiam di kafe seberang toko kelontong dimana gadis itu bekerja. Selalu seperti itu, setiap malamnya. Menatap lamat2 gadis yg tengah serius melayani pelanggannya di balik jendela kafe. Memerhatikan tiap gerak-gerik nya, tanpa terlewat sedikitpun.

Ia adalah Noel. Lelaki yang rela duduk terpaku sepanjang malam hanya untuk memerhatikan gadis dibalik jendela toko kelontong di seberang kafe.

"Hari ini pulang larut lagi, ya?" Tanya El dari kejauhan.

Ya, ia tak pernah berhasil memberanikan diri untuk mendekati gadis itu. Hanya bisa memandang dengan segala keinginan di benak nya. Keinginan untuk dekat dengan gadis yang ada di balik jendela toko kelontong di seberang kafe itu.

Gadis biasa dengan segala kesederhanaannya. Namanya Anggi. Entah apa yang membuat el tak pernah bisa melepaskan pandangannya walau sekejap pada sosok Anggi.

Entah apa yang El inginkan. Ia mengikuti Anggi mulai dari terbit fajar, hingga larut malam. Bahkan, tak segan mengabadikan senyum gadis itu secara diam-diam adalah rutinitasnya. Terdengar cukup mengerikan bukan? Hanya stalker gila yg mau melakukan hal hal segila itu.

Selepas Anggi menyelesaikan pekerjaan paruh waktunya, ia pulang. Kedua orangtua Anggi telah tiada, meski kedua nya meninggalkan warisan yang cukup, ia tetap harus membiasakan diri dan bekerja sendiri untuk memenuhi hidupnya sehari hari.

"Bagaimana hari ini? Pasti melelahkan." El bergumam perlahan.

Ia hanya bisa menatap punggung sang gadis tanpa pernah mendapat jawaban dari setiap pertanyaan nya. Selalu saja seperti itu.

Sesekali Anggi menoleh, memastikan siapa yang sedang berjalan di belakangnya. El dengan sigap, seperti biasanya, selalu menghindar. Bergumam sesekali, tanpa melepas pandangannya dari Anggi.
Untuk kesekian kalinya, malam itu sunyi. Hanya desiran angin malam yang menemani sepanjang perjalanan menuju kediaman Anggi

Suara desingan motor tiba tiba memecah keheningan. Betapa terkejutnya El ketika melihat ke arah dimana asal suara itu berada. Pengendara dgn pakaian tertutup serba hitam melaju kearah Anggi, dengan sebongkah balok kayu besar yg siap menghantam gadis itu.

Tak tinggal diam, El menghantam pengendara motor itu dengan batu besar didekatnya. Pengendara itu terjatuh. Anggi hanya menoleh sesaat, tak tertarik dengan keributan yang terjadi dibelakangnya. Lalu, pengendara itu kabur. Untuk yang kesekian kalinya juga, aksi El berhasil.

Ia berhasil melindungi Anggi. Hanya itu yang memenuhi pikirannya, hanya lindungi anggi. Hingga tak menyadari satu hal yang bisa saja terjadi. Satu hal bahwa anggi menyadari kehadirannya sejak saat itu juga.

***

Anggi selalu tak ingin ambil pusing tentang hal apapun yang terjadi disekitarnya. Namun, El selalu menjadi tanda tanya besar dalam benak seorang Anggi. Pasalnya ia selalu tak sengaja melihat lelaki bertubuh tegap itu dimanapun ia berada. Dimanapun. Entah itu di sekitar komplek rumahnya, di kafe seberang toko kelontong tempat kerja paruh waktunya, atau di dekat sekolahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya Pandang Tak Jua DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang