Tigar

85 46 14
                                    

Aku pernah dilihat sebelah mata oleh orang lain, pernah menjadi bahan ejekan, bahkan menjadi bahan tertawaan orang sekitar ku.
Sampai saat itu, aku membuktikkan bahwa aku bisa bangkit dari segala tekanan yg mendorong aku kebawah.

Aku seekor harimau, nama ku Tigar. Mungkin, ketika kamu melihat aku, kamu langsung berpikiran tidak ingin berteman dengan aku. Aku memiliki cacat di bagian telinga, telinga aku sangat besar, berbeda dengan harimau pada umumnya. Aku sangat sedih apabila melihat keadaan aku seperti ini, layaknya tidak memiliki teman di lingkunganku, kecuali ibu ku, Hanna, yang selalu menyayangi ku, selalu mengatakan bahwa aku yang terbaik dari anak-anak lainnya. Ibu Hanna selalu mengatakan dan mengingatkan bagaimanapun kita saat ini, itu berkat dari Tuhan yang harus di syukuri.

Oh ya, aku tinggal di sebuah perumahan, Carol Circus namanya. Kenapa harus sirkus? Nah, jadi ayah ku, Mark, ialah pemain sircus di perusahaan milik Tom. Tom, si manusia yang amat peduli, ia akan terus mengutamakan kesehatan para pemain sirkus diatas segalanya. Ia orang yang sangat peduli.

Pak Tom memiliki 2 anak, Sara dan Daniel namanya. Mereka 2 anak yang baik, seperti ayahnya. Mereka berdua selalu memandikan dan mengajak aku bermain di Taman Vanda setiap sore.

Ketika sore itu, Sara dan Daniel seperti biasa mengajak aku bermain di Taman Vanda, tiba-tiba seekor gajah menertawai aku, Elephni namanya. Ia berkata :"HAHAHAH, harimau macam apa kamu? Memiliki telinga yang sama besarnya dengan aku. Dasar tidak normal! Pasti tidak ada yang mau berteman dengan mu".
Aku hanya memandang Elephni dengan sedikit senyuman di ujung bibir ku. Sedih. Satu kata yang mewakili perasaan aku saat itu. Sara dan Daniel langsung memeluk ku, dan menenangkan aku. "Tidak usah dihiraukan, aku yakin kamu memiliki kelebihan yang layak untuk di saksikan oleh orang lain", kata Daniel. Aku mengangguk.

Malam tiba; Sara dan Daniel menatapku dengan sangat tajam. Aku bingung, apa yang salah denganku? "Aku yakin, kau akan menjadi bintang yang besar dalam sirkus ini, akan ku latih kau menjadi seorang pemain sirkus yang hebat", tiba-tiba Sara mengatakan itu padaku.

                                         •••

Pagi yang sangat cerah, aku diajak oleh Sara pergi berkeliling ke Taman Veneshia, di samping taman itu, ada stasiun. Aku melihat banyak sekali manusia disana, mondar - mandir dengan raut wajah yang berbeda. Sama halnya dengan kereta disitu, yang terus beroperasi, gerbong yang satu menggandeng gerbong yang lain. Aku yakin mereka disana sedang sibuk dengan berbagai macam urusannya masing-masing.

           "WoHoHoHo, Tom's daughter is here." kata seseorang kepada Sara sambil melipat tangannya di dada. "Hey, what are you doing in here?" balas Sara sambil memeluknya.
          "Yea, aku hanya ingin visit ke rumah kamu, sudah lama aku tidak main kerumahmu. "Where's your home?", dia bertanya padaku sambil menatapku. "Disana, paman lihat plang dengan tulisan Carol Circus?" ucapku sambil menunjuk ke arah rumah ku.
          Dia menyipitkan matanya, "Ohh iyaa iyaa, thanks honey." "You're welcome," ucapku. Dapat ku simpulkan bahwa orang tadi merupakan sanak saudara keluarga Sara.

Malam yang indah, dengan sinar rembulan, aku tiba-tiba teringat dengan kata-kata Elephni "HAHAHAH, harimau macam apa kamu? Memiliki telinga yang sama besarnya dengan aku. Dasar tidak normal! Pasti tidak ada yang mau berteman dengan mu", kata-kata itu terulang-ulang di kepalaku. Pintu kandang ku terbuka tiba-tiba, Sara dan Daniel muncul dengan melempar senyum kepadaku. Ku lihat Daniel memegang seperti bulu ayam. "Bulu apa itu Daniel? Indah sekali warnanya". "Aku baru saja ke kandang kuda sirkus disana, aku mengambil bulunya, karena kuda itu kuda yang langka." Aku tersenyum.
          Aku merasa gatal sekali di hidungku ketika bulu itu mendekati hidungku. "HUACIHHH". Aku bersin dan aku merasa badan ku seperti melayang. Sara dan Daniel melihatku, sangat terkesima. "Apa yang terjadi padaku?", ucapku. "Kamu terbang! Kamu benar-benar terbang!"
Aku tak mengerti.
"Ya, Tigar. Ketika bulu itu masuk ke hidungmu, kamu terbang! Kamu memiliki keunikan saat ini." kata Daniel dengan penuh semangat. "C'mon, let's try it once again."
"HUACIHHH", betul saja aku bersin, dan juga badan ku terangkat seperti dapat terbang.

Keesokan harinya, Pak Tom memelukku dan berkata "Kamu hebat. Kita akan ada festival dan pasti banyak penonton yang ingin melihatmu! Sara, Daniel latih dia menjadi harimau sirkus yang handal, berlatih lah bersama Zefanya."

Ayah ternyata mengintip dan mendengarkan percakapan ku dengan pak Tom, ketika aku keluar dari ruangan Pak Tom, Ayah Mark berkata :"Kamu harus berhati-hati dengan penampilanmu di festival nanti, Nak. Ayah yakin, pasti akan ada pemilik-pemilik sirkus ternama yang menonton pertunjukkan mu. Jangan sampai terlena!" Aku bingung sekaligus heran mendengar kata-kata Ayah Mark.

"Mari kita berlatih, minggu depan akan ada festival sirkus yang sangat besar. Kamu akan tampil bersamaku disana", ucap Zefanya mengejutkanku. 
Hari itu, aku berlatih bersama Zefanya, banyak sekali koreografi yang akan kami tampilkan. Zefanya, si wanita karet, ia naik ke atas gantungan di aula sirkus, ia menari kesana kemari dengan tarian yang amat indah. Ia menginstruksikan, tugas ku ialah menangkap Zefanya ketika ia menjatuhkan badan ke bawah.
Aku berhasil menangkap Zefanya. Aku sangat senang. Aku berhasil.

Hari yang aku tunggu telah tiba, aku sangat nerveous melihat penonton yang hadir disana. Kalau tadi tidak salah dengar, tiket yang terjual habis 3500 tiket. "Hey, sedang apa kau disini?", tanya Daniel. "Aku takut tidak dapat memberikan yang terbaik", ucapku. "Do your best, Tigar. You can do it", ucap Ayah Mark tiba-tiba. Aku tersenyum. Semangat ambisi ku semakin berkobar.

Tiba saatnya penampilan ku. Ketika aku keluar dari backstage, orang-orang disana berteriak "Usir dia, usir dia." "Apa yang terjadi dengan telinganya itu sangat memalukan." "Apakah dia memiliki keunikan?" Ucapan orang-orang yang menjatuhkan ku saat itu, tidak memberikan efek apapun kepadaku. Aku tetap fokus dengan tarian Zefanya, ketika Zefanya memberi instruksi, aku terbang dengan telinga ku yang sangat besar. Semua orang terkesima. Aku melihat Ayah Mark dan Ibu Hanna tersenyum ke arahku. Aku bahagia dengan penampilan ku hari itu, semua orang tak menyangka dengan telinga besarku. Usai pertunjukkan, Zefanya, Tom dan aku menundukkan kepala bersama tanda pertunjukkan telah usai.

Carol CircusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang