"Terserah! Kau selalu begitu Yun!" Pemuda cantik tampak begitu kesal menghadapi kekasihnya yang selalu berulang kali membuatnya jengkel. Pemuda itu hanya terdiam dan terlihat malas menghadapi kekasihnya tersebut.
"Berhenti bersikap kekanak-kanakan Jae!" Pemuda cantik itu hanya diam penuh kecewa menatap pemuda tampan dihadapannya.
"Kekanak-kanakan? Aku marah karena kau adalah kekasihku, tetapi kau selalu mengabaikanku! Menjadikan aku yang kesekian untuk segalanya! Jung Yunho apa itu kekanak-kanakan?!" Pemuda tampan yang dipanggil Jung Yunho hanya mampu berdecak kesal dan meninggalkan pemuda cantik yang berstatus kekasihnya tersebut.
Ia malas untuk meladeni sikap Jaejoong, sang kekasih. Bukankah ia dapat meributkan segalanya nanti? Saat ini mereka sedang berada dalam sebuah kunjungan wisata, keributan dapat membuat orang-orang menatap mereka tak tahu malu. Yah, Yunho tahu selama ini ia selalu mementingkan segala sesuatu dan menomor sekiankan Jaejoong, bukan semata-mata ia tak mencintai sang Kekasih, ia hanya yakin bahwa Jaejoong baik-baik saja dan waktunya bersama Jaejoong akan lebih lama ketimbang yang lainnya.
Yunho menghela nafas. Keributannya kali ini hanya karena lantaran Jaejoong marah karena Yunho lebih mempedulikan temannya, Boa. Yunho membantu Boa lantaran ia wanita dan juga teman baiknya, sudah sangat jelas Yunho sendiri tahu bahwa Boa sebenarnya menyukainya, Yunho sempat menolak lantaran Jaejoong yang ia cintai, tetapi sayangnya Boa tak menyerah dan terus mendekati Yunho. Berkali-kali Jaejoong kesal akan sikap Yunho, tetapi Yunho terus membela temannya. Wajar memang Jaejoong cemburu akan ini, Yunho pun menyadarinya. Sepertinya ia akan meminta maaf kepada Jaejoong nanti.
Yunho menyandarkan tubuhnya pada sebuah batang pohon yang begitu besar dan teduh. Suasana sangat nyaman dan sejuk membuat perlahan Yunho memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama akhirnya ia pun pulas.
...
...
*Beberapa abad tahun silam
Seseorang berambut panjang pun tersenyum menatap orang lain disana dengan pakaian bangsawannya, pemuda tampan dengan garis wajah keras berbalut dengan pakaian sehalus sutra berwarna merah marun.
"Maaf karena membuat Yang Mulia menunggu." Ujar pemuda lain dengan senyum manisnya. Bibir pemuda itu berwarna merah chery, dan lagi kulitnya yang sangat putih bersih membuat pemuda ini terlihat sangat indah dengan balutan pakaian putihnya, rambut yang panjang terurai membuat kesan cantik dirinya.
"Sudah berapa kali aku katakan kepadamu, panggil namaku jika kita berdua, Jae." Pemuda itu pun tersenyum dan mengangguk.
"Aku hanya sedikit canggung Yoon. Bagaimana mungkin aku dengan lancang dan berani memanggil nama seorang Putra mahkota Jung Yoon ho? Bagaimana pun aku .."
"Kekasihku." Ucapan Jaejoon terhenti ketika Putra Mahkota sengaja memotong ucapan pemuda cantik itu. Pemuda itu tersenyum. Langkah sang Putra mahkota mendekati Jae Joon. Ia meraih tangan lembut sang kekasih dan menariknya kedalam pelukan hangat tersebut.
"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya sang Putra Mahkota dan mendapat respon secepat kilat oleh seseorang yang ada dalam pelukannya.
"Bagaimana mungkin, aku sangat merindukanmu. Tetapi mustahil bukan jika aku datang dan menyelinap masuk kedalam Istana dan dengan lancang mencarimu? Bagaimana pun aku ini hanya rakyat biasa, dan lagi nama keluargaku terkenal dengan pengkhianat kerajaan." Ucapan itu membuat wajah Jae Joon muram. Sang Putra mahkota hanya tersenyum dan mengecup singkat bibir sang kekasih. Seharusnya memang ini tidak terjadi, tetapi apa jadinya jika cinta itu datang. Usia keduanya memasuki usia dewasa, dan tidak selamanya sang Putra Mahkota terus menyendiri. Sang Raja sudah mempersiapkan para Putri istana lain untuk Putra mahkota pilih, jujur saja membuat Jae Joon takut dan pada akhirnya ia sadar diri akan siapa dirinya dan mundur dari hubungan terlarang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
FanfictionJung Yunho kembali melihat masa lalu, melihat bagaimana penyesalan datang pada dirinya di masa lalu.