6

29 5 2
                                    

Akhirnya dengan semua kejadian manis diperjalanan tadi, Izza bisa pulang dengan selamat. Ya walaupun memang agak basah karena terkena hujan.

"akhirnya.." Afran memecahkan keheningan. "gue duluan ya. udah basah banget soalnya" lanjutnya sambil mengibaskan rambut basahnya karena terkena hujan tadi.

"masuk dulu." jawab Izza penuh penekanan. Afran yang bingung pun hanya membuka mulutnya lebar pertanda ia tak tahu apa yang dimaksud Izza.

"lo basah garagara gue kan? anggap aja ini ucapan terimakasih gue karna lo udah nganterin gue ampe basah kuyup kaya gini." jelas Izza panjang lebar.

Afran hanya tertawa melihat ekspresi Izza yang datar. "yaudah deh kalo lo maksa" jawabnya sambil tertawa kecil.

Izza yang mendengarnya pun hanya menatap Afran tajam dan langsung masuk kedalam rumahnya diikuti dengan Afran.

"lo duduk dulu aja disana." Izza menunjuk sofa yang ada diruang tamu rumah keluarga 'Juan'. Afran hanya mengangguk 'kan kepalanya mengerti.

Afran mengamati seluruh sudut yang ada dirumah itu, ia sangat iri kepada Izza. Ya, Afran iri karena Izza masih memiliki kedua orangtua.

Saat Afran sedang melamun menatap kearah sepatunya yang basah, tibatiba ada benda yang mendarat tepat diatas kepalanya. Itu handuk. "keringin rambut lo biar ga masuk angin." Tatap Izza datar sambil berbicara.

Afran tak menjawab apa-apa, ia hanya diam dan langsung mengeringkan rambutnya dengan handuk yang dilempar Izza tadi.

Entah kenapa Afran jadi rindu kedua orangtuanya yang sudah lama meninggalkannya.

Izza yang melihat perubahan Afran pun khawatir, Izza takut Afran kesurupan. Sangat tidak lucu kalau itu benar-benar terjadi. Karena memang Afran daritadi hanya menatap kosong kearah sepatunya yang basah diluar.

"woi. lo ga kesurupan kan?" ucap Izza sambil memukul lengan Afran. "anjir sakit bego" kaget Afran. "siapa suruh lo diem doang sambil ngelamun gitu ha?!" Ya, Izza mulai kesikap aslinya yang cerewet dan sangat bawel itu.

"hsstt, lo kalo ngomong jangan kenceng-kenceng." Izza hanya membuang mukanya saat Afran menjawabnya.

"ya abisnya lo kenapa sih, tibatiba kaya gitu?" kepo Izza.

"gapapa, gue cuma agak pusing aja daritadi." jawab Afran berbohong. Masa hanya terkena hujan sedikit saja ia sudah sakit. Tidak mungkin kan. "ck, makanya gausah sok sok an kasih gue helm. batu si lo." kesal Izza, pasalnya Izza adalah tipe orang yang tidak enak hati kepada semua orang. Termasuk Afran.

"sini anduknya. gitu aja lo ga becus." Izza langsung merebut handuk itu dari tangan Afran.

Afran terkejut saat Izza yang tibatiba berdiri didepannya sambil melihat kearahnya. "liat kebawah, jangan liatin gue terus." Afran yang merasa malu pun hanya berdeham menghilangkan rasa pada jantungnya yang berdetak tidak karuan.

Izza dengan lembut mengeringkan rambut basah Afran sampai sekiranya tidak terlalu basah lagi. Entah mengapa Izza jadi penasaran dengan latar belakang Afran. Masa iya Afran yang jail, selalu tertawa, dan gakenal kata 'nyerah' itu ada masalah? Izza cukup memikirkan itu didalam benaknya.

"udah selesai. masih pusing ga lo?" ucap Izza sambil sedikit merapihkan rambut Afran.

"hm engga, makasih ya za." hanya dijawab dehaman oleh Izza, "gue jadi merasa ada yang perhatiin gue lagi." lanjut Afran dengan tersenyum miris.

Izza mengerutkan dahinya, memang sebenarnya Afran itu ada masalah apa? "iya samasama." Izza segan untuk menanyakan masalah apa sebenarnya yang terjadi pada laki-laki itu.

Ya, mereka berdua sekarang berkalut pada pikirannya masing-masing. Sehingga hening terjadi diantara keduanya.

"yaudah, gue balik dulu. Mumpung udah mendingan ujannya." Afran memecahkan keheningan. "eh iya yaudah, hatihati." jawab Izza spontan.

"besok gue jemput ya." cercah Afran

"gakkkk!" Izza menjawab

Afran tak menjawab lagi pernyataan Izza itu, ia kembali bersiap-siap untuk pulang kerumahnya. Karena jawaban 'tidak' dari seorang perempuan itu berarti 'iya', jadi Afran tak ambil pusing akan hal itu.

Saat Izza ingin berbalik masuk kedalam, Afran menarik tangan itu hingga sangat dekat padanya.

Izza merasakan bulu kuduknya berdiri saat berdekatan dengan Afran, jantungnya maraton dengan beribu ribu kilo.

"sekali lagi makasih ya.." Afran tersenyum, senyum tulus yang sudah sangat jarang Afran perlihatkan, sambil menatap Izza sendu "i..i..iyaa samasama." Izza sekilas melihat kesedihan dimata Afran. Ingin sekali Izza bertanya padanya 'lo ada masalah apa' tapi Izza tetap tidak bisa.

"yaudah gue balik" katanya sambil mengacak-acak rambut Izza pelan.

Izza tak bergerak, ia tetap pada posisinya. Sementara Afran sudah lama meninggalkan rumah gadis itu.

"kenapa jantung gue jadi maraton gini? gagaga, gamungkin gue suka. keep calm Izza. Jangan terpancing." ucapnya pada dirinya sendiri.


--vote and comment--🐣

gue tau ko digantung itu sakit, ya tapi mau gimana lagi😂

ENJOY!!

IZZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang