Hari ini tidak seperti hari biasanya saat akan berangkat sekolah karena kali ini aku akan berangkat ke sekolah baru ku untuk melanjutkan pendidikan.
Oh... perkenalan nama ku Lim Yoora tahun ini aku baru lulus dari smp dan berhasil masuk di salah satu sma swasta yang aku impikan juga mendapatkan beasiswa membuat rasa lelah yang ku rasakan beberapa bulan ini tidak sia-sia.
Bus yang ku tunggu akhirnya pun tiba dan dengan penuh semangat aku akan menjalani hari ini dengan semangat dan melupakan sesaat beban hidup yang selama ini menemani ku, yap! Aku pasti bisa.....
●●●
Sudah seminggu aku menjalani kehidupan sma rasanya tidak jauh beda dengan saat aku smp dulu tetap menjadi Lim Yoora yang pendiam dan kurang bergaul tapi bukan berarti aku tidak memiliki teman. Aku punya sayangnya tidak akrab yah aku cenderung membatasi lingkungan pertemanan ku.
Dan seperti hari-hari biasa lainnya aku kembali ke pekerjaan ku yang sudah setahun ini ku tekuni. Aku sudah melakukan banyak pekerjaan part time selama 2 tahun ini untuk memenuhi kebutuhan hidup ku dan bekerja sebagai kasir supermarket adalah yang paling bertahan selama setahun ini aku bukanlah anak di luar sana yang bersenang-senang ketika jam sekolah usai aku hanyalah gadis yatim piatu yang memilih keluar dari panti untuk belajar hidup mandiri.
Jam sudah menunjukkan pukul 10:32 pm aku pun menuju toilet untuk mengenakan kembali seragam ku yang ku pakai sebelum datang ke mari dan mengemas barang-barang ku setelah itu aku berpamitan kepada pemilik supermarket yang cukup ramah padaku.
Jarak antara tempat kerja dengan flat kecil ku tidak terlalu jauh hanya menempuh dua puluh menit dengan berjalan kaki tapi aku merasa seperti ada yang sedang mengikuti ku.
Sungguh aku tidak memiliki keberanian untuk menoleh ke belakang akhirnya aku berpura- pura berjongkok mengikat tali sepatuku yang bahkan tidak terlepas sama sekali untuk memastikan orang tersebut benar mengikuti ku atau tidak.
Aku melirik sedikit pria mysterious di belakang ku, ia tinggi dan mengenakan kaos coklat berlapis jaket hitam wajahnya tidak terlalu jelas aku pun tidak berani melirik lebih dari ini langkahnya yang juga ikut terhenti sudah cukup membuatku semakin takut.
Segera ku berdiri dan melangkah setenang yang ku bisa namun semakin lama langkah ku semakin lebar rasa takut mulai mengambil alih pikiran ku, aku terus berlari sampai akhirnya aku pun tiba di depan flat kecilku dan pria mysterious tadi sudah tidak ada di belakangi.
Hoshhhh... sepertinya tadi aku terlalu parno.
●●●
Kaki ku melangkah memasuki bus, kali ini bus cukup ramai hampir semua kursi sudah terisi hingga akhirnya aku menemukan satu kursi yang masih kosong di bagian belakang, aku pun duduk di bersebelahan dengan seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian kantor.
Beberapa saat kemudian bus berhenti ada penumpang yang turun dan ada juga yang naik membuat kursi bus kembali terisi hingga seorang pria berdiri di dekat kursi ku sepertinya dia tidak dapat tempat duduk. Awalnya aku biasa saja tapi semakin lama aku semakin risih kala menyadari bahwa pria yang berdiri di dekat ku terus memandangi ku.Aku pun menoleh melihatnya
Hey! Ada apa dengan tatapannya itu? Kenapa dia terus memperhatikan ku dan yang paling menjengkelkan aku sama sekali tidak mengerti apa arti dari tatapannya itu. Cihhh
Bus pun berhenti di halte tujuan ku, aku pun segera turun dan berjalan menuju sekolah dan kalian tau pria yang sedari tadi memperhatikan ku juga turun dan berjalan di belakang ku. Apa dia orang jahat? Oh tidak seperti nya aku harus lari, alarm di kepala ku mulai bebunyi tapi karna langkah yang kurang hati-hati aku pun terjatuh pria yang sedari tadi berjalan di belakang ku mengulurkan tangannya padaku setelah berhasil berdiri aku segera menjaga jarang dari pria tidak di kenal itu.
"Ceroboh" gumam-nya yang tentu saja masih bisa ku dengar.
"Apa kau bilang, hay aku tidak akan jatuh kalau kau tidak terus mengikuti ku sampai membuat ku takut"
"Memangnya siapa yang nengikutimu?"
"Tentu saja kau"
"Cih, pindah sana sebentar lagi gerbang sekolah tutup" ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku
"Hah?" Beo ku yang lambat memproses perkataannya. Jangan bilang dia Satu sekolah dengan ku. What the.......
Sepertinya sikap paranoid ku semakin parah. Ck
●●●
Beberapa hari ini aku banyak mengetahui tentang pria itu iya pria yang ku kira mengikuti ku itu. Kalian pasti tidak akan percaya kalau pria itu adalah kakak kelasku yang cukup terkenal dan dia baru masuk sekolah beberapa hari lalu setelah berlibur begitu yang ku dengar dari beberapa siswi lain yang sibuk bergosip.
Namanya Jeon Jungkook tahun ini dia duduk di bangku kelas dua belas dan di cukup terkenal di lingkungan para siswi terbukti dengan beberapa gadis yang terus membicarakannya sebenarnya aku tidak terlalu perduli tetapi setiap kali berpapasan dengannya dia selalu menatap ku dengan tatapan yang sama seperti pertama kali menatap ku di bus dan itu membuat ku terus bertanya-tanya.
Kami sempat beberapa kali berpapasan seperti di perpustakaan, di depan ruang guru, atau di kantin dan dia selalu menatap ku seperti itu dan seperti ingin mengatakan sesuatu dan itu membuatku bingung juga penasaran.
Hari ini adalah piket ku tapi beberapa teman ku sepertinya sengaja meninggalkan ku sendiri hahhh sepertinya hari ini aku akan pulang terlambat untung saja besok itu weekend jadi aku tidak perlu bekerja di supermarket seperti biasanya.
Seluruh kelas sudah ku bersihkan tingal membuang sampah aku pun berjalan ke belakang sekolah sambil menenteng katong sampah. Aku tersenyum puas setelah membuang sampah dan berniat kembali ke kelas sampai sebuah suara menghentikan ku.
"Ya! Ternyata kau di sini" akupun berbalik.
"Ne, ada apa sunbae?" Ku lihat di kembali seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Kalau ingin mengatakan sesuatu katakan saja" sambung ku yang lelah melihat tingkahnya terus menatap ku sedetik kemudian di mulai tersenyum tipis.
"Kau tidak pernah berubah ya yonyon" ucapnya.
"Hah?"
"Kau benar-benar tidak mengingat ku sama sekali isshhh" ucapnya lagi dengan nada kekesalan.
"Memangnya kau siapa? Apa aku mengenal mu? Lagi pula jangan panggil aku yonyon yang boleh memanggil ku seperti itu hanya-"
"AKU! Hanya aku yang boleh memanggil mu seperti itu kau sudah lupa janji mu ya?!" Perkataannya benar-benar membuat ku terkejut. Bagaimana bisa dia tau kalau aku pernah berjanji yang seperti itu yang tau janji itu hanya aku dan sahabat kecil ku kooki.
"Jangan bilang kau..."
"Iya, apa kau sudah ingat padaku" aku mengangguk tanpa sadar aku mulai meneteskan air mata.
Kooki adalah sahabat ku saat masih di panti tapi dia bukanlah salah satu penghuni panti, orang tuanya adalah salah satu donatur tetap panti asuhan tempat ku bernaung dan setiap dua kali dalam seminggu kooki selalu datang untuk bermain dengan ku sampai suatu hari kooki mengatakan tidak bisa lagi datang berkunjung ke panti dan itu membuat ku sangat sedih tapi aku tidak bisa melarangnya aku hanyalah anak berusia 7 tahun saat itu.
"Sstttt" tanpa sadar ternyata aku sudah ada dalam pelukannya yang hangat.
"Maaf baru memberitahu mu sekarang, aku sudah lama mengawasimu tapi aku tidak bisa mengatakannya tiba-tiba jadi aku hanya melihat mu dari jauh atau mengikuti mu ketika pulang bekerja. Maaf ya yonyon"
"Jadi kau si pria mysterious?"
"Iya" ucapnya sambil terkekeh.
"Cih"
"Maafkan aku juga karna tidak megenali mu" tanpa sadar aku semakin mengetatkan pelukan ku."Yak! Jangan terlalu erat kau mau aku kehabisan napas ya" aku segera mendorongnya sambil terus memukulnya dan kooki-ku hanya terus tertawa.
Ya... dia kooki-ku yang akhirnya kembali.
End**
Maaf aneh dan banyak typo.... cuman tiba tiba pengen ngetik Dan langsung up:)
KAMU SEDANG MEMBACA
mysterious
Short Storyhey! ada apa dengan tatapannya itu? Kenapa dia terus memperhatikan ku? Apa dia orang jahat? oh tidak aku harus segera lari.... Cerita gaje...