3 | Conflict

232 29 4
                                    

Sejak mereka pulang dari kantor kepolisian Wonwoo tidak pernah melepaskan tatapan menuntutnya pada Mingyu yang berpura-pura tatapan itu bukan ditunjukkan untuknya. Wonwoo tidak mengerti mengapa pria itu mencoba menghindar darinya semenjak ia dan Junhui sampai di kantor kepolisian setelah menyelidiki lokasi kebakaran yang terjadi beberapa kilo meter dari kantor kepolisian dan hal itu semakin mengundang kecurigaan bagi Wonwoo yang kembali teringat kasus-kasus yang pernah Mingyu lakukan berkedok dendam pribadi pada ayahnya dan dengan bodohnya Wonwoo memutar balikkan semua kasus itu hanya karena ia mencintai Mingyu. Sekarang ia meragukan perasaan yang sama ada pada Mingyu mengingat jika surat itu memang dikirim oleh pembunuh aslinya orang itu pasti memiliki masa lalu dengan Mingyu dan yang paling penting orang itu pastilah seorang perempuan mengingat nama Jean yang ia gunakan untuk mengganti kata Jack. Sial Wonwoo benci situasi semacam ini dan bagaimana ia menyadari bahwa hubungannya bermula dari kesepakatan bodoh untuk menutupi kasus pembunuhan Ahn Somyi.

Ketika Mingyu keluar dari balik pintu kamar mandi setelah nyaris setengah jam Wonwoo menunggu di luar–pria bermata rubah itu tidak akan membiarkan Mingyu mengelak lagi. Ia akan mengorek semua informasi yang bisa ia dapatkan sampai titik terdalam yang memecahkan kasus ini segera walaupun mungkin akan menyangkut pautkan sang kekasih yang menyimpan terlalu banyak rahasia. Setelah Wonwoo pikir lagi ia tidak pernah membicarakan hal pribadi secara mendalam dengan Mingyu kecuali tentang ayah Mingyu yang merupakan seorang bajingan dan bagaimana Wonwoo membenci keluarganya karena mereka menentang kecintaan Wonwoo pada dunia kepolisian. Mingyu yang menyadari bahwa Wonwoo memperhatikannya seperti singa lapar yang menemukan mangsa dari jarak kurang dari satu meter itu refleks melangkah mundur selangkah untuk menambah spasi di antara mereka dan mengatakan bahwa ia akan membuatkan makan malam untuk keduanya sementara Wonwoo membersihkan dirinya.

Tapi Wonwoo tidak menginginkannya itu untuk saat ini–jadi ia menarik tubuh Mingyu yang notabene lebih besar dan lebih tinggi darinya dan menyusutkan ke dinding. Matanya mengintimidasi dan Mingyu meneguk ludah karenanya. Tak perlu berpikir dua kali bagi Wonwoo untuknya memulai percakapan. “Apakah kau tidak memiliki sesuatu yang ingin kau ceritakan padaku Mingyu? Maksudku soal surat itu?”

Mingyu mengharuskan nafasnya berat. “Apa yang harus aku ceritakan Wonwoo?”

“Segalanya termasuk hubunganmu dengan siapa saja yang meneror kepolisian!” seru Wonwoo sedikit dengan amarah karena menangkap respon ketidak pedulian dari sang kekasih.

“Aku tidak ingin menyakitimu Wonwoo,” ucap Mingyu yang telah menangkup wajah Wonwoo. “Biarkan aku menyelesaikan kasus ini sendiri dan—”

“Tidak-tidak!” potong Wonwoo. “Kasus ini bukan hanya sekedar kasus pembunuhan berantai tapi juga bagaimana hubungan kita berjalan Mingyu. Aku ingat dengan baik bahwa orang itu menuliskan calon anak kita dan surat itu ditujukan untukmu bukan untuk orang lain dan di kepolisian hanya aku yang bernama Kim Mingyu dan aku ingin mengetahui kebenaran darimu.”

“Aku tidak ingin menyakitimu,” ulang Mingyu dengan pandangan sayu. “Sungguh itu hanyalah masa lalu—”

“Lalu jika itu masa lalu kau akan terus menutupinya sepanjang hidupmu walaupun kau akan menghabiskan seluruh hidupmu di apartemenku?” potong Wonwoo yang langsung menurunkan tangan Mingyu dari wajahnya. “Itu hanyalah masa lalu dan masa lalu tidak akan mengubah apapun yang ada saat ini. Lalu apa yang aku takutkan?”

“Wonwoo kau tidak mengerti—”

“Apa yang tidak aku mengerti Mingyu!” Wonwoo kembali menginterupsi. “Aku membutuhkan penjelasanmu untuk memecahkan kasus ini. Aku yakin kau tahu siapa yang terlibat dalam kasus ini dan aku ingin mendengarkan langsung darimu bukan dari orang lain. Mingyu aku mohon berkerja samalah untuk saat ini.”

Mingyu menghembuskan nafasnya berat. “Cerita ini bukan cerita yang ingin kau dengar Wonwoo.”

“Omong kosong!” tegas Wonwoo yang langsung menarik Mingyu menunju sofa. “Aku akan tetap mendengarkan dan harus kau lakukan hanyalah menceritakan semuanya tanpa di tutup-tutupi.”

“Dari mana aku harus memulainya?” tanya Mingyu yang kentara sekali tidak ingin bercerita. Tapi apa gunanya kembali menolak toh cepat atau lambat Wonwoo akan kembali mengangkat topik itu untuk mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Mingyu hanya tidak bisa menghindar.

“Kau tahu siapa penulis surat itu–maksudku Jean the Ripper?” tanya Wonwoo yang sudah meraih kedua tangan Mingyu dan menggenggamnya penuh kasih seakan memberikan kekuatan lewat sana. “Dan ceritakan padaku tentang hubunganmu dengan Jean the Ripper dan semua yang pernah terjadi di masa lalu kalian.”

“Oh Wonwoo itu sudah lama sekali–aku masih kecil dan naif saat ini. Aku tidak bisa berpikir panjang karena apa yang aku jalankan adalah apa yang aku lihat. Aku benar-benar bodoh saat ini–aku bahkan tidak tahu apa yang aku lakukan,” Mingyu memulai sambil mengeratkan genggaman tangan mereka. “Saat itu aku berada di tahun terakhir SMA dan mempunyai seorang kekasih–aku tidak bisa mengatakan bahwa dia luar biasa tapi dia cantik dan cukup membuat anak-anak lain iri pada hubungan kami. Aku–kau tahu–kabur dari rumah dan tinggal bersamanya di apartemen kecil miliknya dan saat itu berita buruknya hadir. Sudah berulang kali aku mengatakan padanya untuk menelan pil kontrasepsi selepas melakukan seks tapi tampaknya dia tidak pernah mendengarnya–dia terlalu percaya bahwa cinta adalah hal yang akan terjadi selama dan lebih dari itu dia percaya bahwa aku menginginkan hal itu. Maksudku hidup bersama dan bahagia. Tapi aku masih terlalu kecil untuk itu–lebih dari pandangan Appa nanti aku belum siap jika harus menjadi seorang ayah tanpa pekerjaan dan apa yang kami miliki. Saat itu aku memutuskan hubungan kami dan–dan aku memintanya untuk mengugurkan kandungannya. Seminggu setelahnya aku mendengar bahwa dia di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa dan dia hamil. Semua orang langsung terpikir padaku tapi aku beruntungnya berhasil mengelak dan mengatakan kami sudah putus karena dia berselingkuh.”

Ada jeda–Mingyu diam untuk melihat ekspresi Wonwoo. Tapi yang aku lihat hanya wajah serius yang biasa pria itu tampilkan saat sedang menjalankan tugasnya. Bukan ekspresi yang bisa Mingyu lihat saat mereka tengah berduaan di apartemen.

Mingyu kembali melanjutkan ceritanya. “Dua orang itu–Seunghee dan Yebin adalah teman dekatnya dulu tapi siapa yang mau berteman dengan orang kurang waras dan tengah mengandung aib di perutnya. Jadi mereka meninggalkannya dan aku tidak pernah mendengar kabar tentang mereka sebelum kasus ini dibuka. Aku juga tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya atau apapun setelah lulus sekolah dan bertemu denganmu tapi tidak hingga saat ini–aku benar-benar tidak pernah memperkirakan dia akan kembali datang ke hidup. Wonwoo apakah kau marah?”

“Siapa?” tanya Wonwoo dan Mingyu hanya bisa mengerutkan keningnya. “Siapa nama gadis itu Mingyu?”

“Jung Chaeyeon,” balas Mingyu. “Gadis itu bernama Jung Chaeyeon dan aku tidak pernah benar-benar mencintainya semasa hidupku.”

Cukup lama mereka terdiam dalam keheningan sebelum Wonwoo berkata. “Mingyu aku berpikir setelah ini tidak ada hubungan apa-apa diantara kita. Aku menyadari bahwa kau mungkin saja terpaksa menjalani semuanya denganku. Kita memulainya hanya karena sebuah kesepakatan sialan soal kasus pembunuhan dan aku pikir kau tidak perlu memaksakan apapun lagi setelah ini.”

Mingyu dengan cepat bangkit dan menyusul Wonwoo–tangannya refleks menampar pipi putih Wonwoo. “Apa yang aku katakan? Apa kau pikir aku terpaksa menjalani hidup denganmu? Apa yang kau inginkan Wonwoo? Apa kau marah saat tahu aku memiliki anak dari orang lain? Apa aku kesal karena itu?”

“Tidak,” Wonwoo menggeleng singkat. “Lebih kepada aku menyadari bahwa ini tidak akan berhasil. Jika aku sudah selesai aku harap kau mengemasi barang-barangmu dari apartemenku Mingyu.”
.
.
.
.
.
To be continued..

Discruption | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang