KANGEN

75 15 1
                                    

Aku mengunyah pizza pepperoni yang tiga puluh lima menit lalu dipesan sambil menunduk ke arah ponsel. Sesekali aku tersenyum saat menemukan konten lucu di twitter. Kadang tertawa.

"Kebiasaan deh makan sambil mainan hape. Nanti keselek loh!" ujar Seungyoun, pacarku yang duduk di hadapanku.

Dia menatapku dengan mata tegas yang mengisyaratkan padaku untuk menyingkirkan hape dari tanganku sejenak. Tapi, aku nggak menurutinya. Aku malah menunjukkan video lucu dari twitter padanya.

"Liat deh sayang, lucu banget masa?"

Dia mengarahkan matanya ke hapeku. Diam sejenak.

"Receh banget sih kamu!" komentarnya singkat diikuti senyuman. Kemudian tangannya mengambil hapeku, lalu menyimpannya di kantong jaketnya.

"Iihhh kok diambil?" gerutuku.

"Makan dulu habisin. Nanti baru main lagi. Lagian akunya disini kamu main hape. Semalem bilang kangen?"

Seungyoun merengut manja. Sumpah aku lemah sama wajahnya yang udah begitu. Aku mengalah. Kuelus pipinya pelan agar dia nggak ngambek.

"Ututu sayang aku cemburu sama hape lucu banget sih? Iya kangen kok kangen banget apalagi seminggu lebih kita nggak ketemu. Kangen."

Wajah Seungyoun tetiba kembali bersemangat. Dia kemudian menyodorkan satu slice pizza untukku tanpa pinggiran. Pinggirannya dia makan. Dia tau aku nggak suka makan pinggiran pizzanya karena keras.

"Aaa?" aku menyodorinya pizza dengan pepperoni kesukaannya.

Dia menggeleng. "Nanti aja..."

"Kenapa? Kamu suka ini kan?"

Dia memandangi wajahku. Sebuah tatapan sayang yang membuatku malu sampai sekarang.

"Iya, suka. Tapi aku lebih suka makan pinggiran roti yang nggak kamu makan."

Dia senyum. Senyum yang nyebelin. Tapi aku suka.

"Gombal!" cibirku.

"Oh...nggak ding. Nggak gombal. Aku lebih suka kamu daripada pizza! Ini baru gombal!"

Dia terkekeh karena berhasil membuat wajahku memerah. Kujejalkan pizza ditanganku ke mulutnya untuk membungkamnya.

Seungyoun memandangi wajahku lagi. Kali ini lebih lekat   sampai mungkin sanggup melubangi jidatku. Aku balas mengarahkan pandanganku ke dia.

"Kenapa sih? Kok diliatin?"

"Kangen!"

Dia menjawab cepat tanpa berpikir lagi.

Aku sudah menghabiskan 2 potong pizza, Seungyoun menghabiskan 4 lagi sisanya ditambah pinggiran rotiku.
Setelah makan ,dia memandangi wajahku lagi seakan meneliti setiap pori-porinya.

"Kamu nggak lagi sakit kan?" tanyanya tiba-tiba.

"Hah? Nggak kok. Kenapa?"

Dia menyentuh keningku.

"Bibir kamu pucat bgt."

Aku buru-buru menghindari tatapannya.

"Kan kamu tau aku gak suka make lipstick."

"Pake dong dikit aja. Biar segeran dikit. Biar pink. Nggak merah juga nggak apa-apa. Aku berasa kaya ngajak kabur pasien rumah sakit jadinya."

Dia tertawa rese. Sebal. Aku memukul pundaknya yang lebar. Dia malah makin lebar tertawanya. Aku mencubitnya gemas. Aku kangen.

Habis makan, dia mengantarku pulang ke apartemen.

"Udahan nih?" tanyanya masih menggandeng tanganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang