Awas typo dimana-mana
_____
"Woy, yang baru datang cepat baris!" teriakan dari anak OSIS membuat semua calon siswa baru mempercepat langkahnya. Seorang gadis yang baru saja turun dari angkot buru-buru ah tepatnya dia berlari menuju ke lapangan. Hari ini adalah hari pertama masa orientasi dilakukan dan dia tidak ingin membuat masalah dihari pertamanya.
"Awwsh... hah.. sial banget sih gue." nyatanya realita tak sesuai ekspektasi. Dia jatuh terjerembab. Sontak anak-anak yang melihat kejadian tersebut tertawa. "Tali sepatu kampret awas aja." rutuknya menahan malu, lalu berdiri untuk ikut berbaris mengabaikan teman-temannya yang masih menahan tawanya.
***
"Oke, kalian udah tau pembagian kelas kalian masing-masingkan?" tanya seorang cowok dengan jas OSIS melekat ditubuhnya. "Habis ini kalian ke kelas kalian masing-masing dan ikuti kakak-kakak itu, mereka nanti yang akan nunjukin kelas kalian," ucapnya seraya menunjuk teman-teman yang memakai almameter sama dengannya.
"Kalian paham?" tanyanya sekali lagi.
"Paham kak!"
Sesuai instruksi, semua bubar dan menuju ke kelasnya masing-masing mengikuti kakak kelas yang berjalan didepan mereka.
"Ah nasib tinggal di kota baru, gak punya temen kan gue," keluh seorang gadis yang melihat beberapa temannya yang sudah saling akrab, dia Shaviora. Disini, memang kebanyakan siswanya dari SMP yang sama. Karena di sekolah barunya ini mulai dari SD sampai SMA, sekolahnya berada dalam satu lingkungan. Jadi tidak heran kalau mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Langkahnya terhenti setelah menemukan bangku kosong. Diletakkannya tas diatas meja seraya mengeluarkan earphone dari kantong seragamnya.
Matanya terpejam, musik mulai mengalun memenuhi gendang telinganya. Bangku disebelahnya masih kosong dan dia tak ambil pusing dengan hal itu.
"Huh akhirnya..." gadis itu menoleh, mendapati ada seseorang yang sedang menatapnya dengan senyum lebar.
"Hai..." sapanya riang.
"Gue duduk sini ya, soalnya gak ada lagi bangku yang kosong," ucapnya masih dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipinya. Belum sempat dirinya menjawab, gadis itu langsung mendudukkan pantatnya diatas kursi.
"Hmm.. Iya," jawab Vio.
"Nama lo siapa?" tanya gadis berambut hitam sepunggung itu.
"Oiya gue belum kenalan. Gue Via, Devia. Kalo lo?" baru saja akan menjawab, ucapan Vio terpotong dengan rentetan perkataan teman barunya ini, tangannya terulur menjabat tangan gadis itu. "Gue Shaviora, panggil aja Vio."
"Wohoo.. nama kita mirip ya!" seru Via heboh dan ditanggapi kekehan Vio. "Lo kayaknya bukan orang sini deh!."
"Kok lo tau?" tanya Vio heran.
"Gue gitu loh," ucap Via seraya menghempas rambutnya kebelakang dilanjut dengan kekehan. Vio memutar bola matanya malas melihat tingkah teman barunya itu. "Hehe.. Dari bahasa lo sih, udah ketahuan kalo lo bukan dari sini." lanjut Devia.
"Emang bisa gitu, ya?" ucap Vio tak mengerti.
"Hehehe... gak juga sih, asal tebak" jawab Devia seraya menggaruk belakang kepalanya.
"Lo sendiri?"
"Gue? Iya gue sendiri," jawab Devia spontan. Vio melirik temannya yang dibalas dengan tatapan polos Devia. "Kenapa?" tanyanya. Jawabannya benarkan kalo dia memang sendiri dari tadi. 'Bukannya itu yang ditanyain sama Vio?' Pikir Devia dalam hati.
"Maksud gue lo dari mana? terus kenapa baru masuk?" jelasnya.
"Oh, bilang kek!" lah kok ngegas.
"Sama kaya lo, tapi gue pindahnya pas SMP kelas dua dan gue dulunya di SMP Pelita bukan satu yayasan sama sekolah ini," jawab Via sambil menopang dagu "Jadi yaa gini gak punya temen, sama kaya lo." katanya disertai tawa. Shaviora mendengus.
"Terus kenapa gue telat tadi, hehe... biasa panggilan alam." katanya disertai cengiran.
Tak berapa lama seorang guru masuk ke dalam kelas, dan mulai sesi perkenalan.
***
Hari ini adalah hari terakhir masa orientasi. Hari yang sudah ditunggu-tunggu semua murid tak terkecuali double V.
"Selamat untuk kalian telah menjalani masa orientasi ini dengan baik dan tanpa ada halangan apapun. Bapak harap kita kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan lebih kompak lagi demi kemajuan sekolah kita." begitulah amanat yang disampaikan oleh kepala sekolah. Setelah penutupan selesai Vio dan Via kembali ke kelas mereka.
"Wah... gila, Yo, gak nyangka akhirnya gue jadi anak putih abu-abu!" seru Via senang. Vio yang melihat kehebohan teman sebangkunya ini ikut tersenyum. Dia tak menampik, kalau dia juga antusias untuk menjalani masa putih abu-abu. Yang kata orang-orang inilah masa yang paling menyenangkan. Masa dimana kita bisa mengekspresikan banyak hal.
Dari hal yang sederhana sampai hal yang paling rumit sekalipun. Cinta misalnya. Namun bukan itu yang dia cari. Dia hanya ingin fokus untuk melanjutkan pendidikannya dan mengejar cita-citanya.
Via terus berceloteh disampingnya dan hanya ditanggapi sederhana oleh Vio. Sampai matanya menangkap satu objek disana. Seseorang dengan tas dan hoodie yang tersampir di pundak kanannya.
Semoga hal terakhir tadi tak menghampirinya.
Ya, semoga saja.
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
[No] Clue
Teen FictionOn-going "Baik-baik disana, Fal! Jangan lupa bahagia!" ~Indira Shaviora