Ten - Please...

934 41 6
                                    

"Akiko-chan?"

Suara itu menghentikan tatapan tajam Akiko pada Shoutaro tapi tetap tak membuat Akiko sadar sepenuhnya.

"Kau... Hiru?" Tunjuk Shoutaro mengingat wajah itu.

"Eh? Ha'i, ini aku Hiru Shou-kun?" Kata Hiru agak aneh. Untunglah Graphite tidak sedang bersamanya atau ia akan di paksa melepas embel -kun yang ia pakai untuk memanggil laki laki lain.

"Kau sudah besar rupanya" Komentar Shoutaro.

"Tentu,umurku sudah 20 lebih" Ucap Hiru kaku.

"Hiru-chan? Sedang apa disini?" Tanya Yume heran.

"Yume-san...." Seru Hiru berlari menghambur memeluk Yume yang sedikit kaget.

"Akiko-chan,tolong buatkan kopi untuknya" Pinta Yume mempersilahkan Hiru duduk disofa.

"Shoutaro-kun,mau sampai kapan berdiri disana?" Tegur Yume lembut. Menangkap basah orang yang norabene sebagai suami nya itu tengah memandanginya.

"Apa maksudmu? Aku hanya sedang berpikir lagi pula aku harus menyelesaikan pekerjaan ku" Kata Shoutaro agak aneh. Yume hanya mengangguk dengan mimik wajah yang tak dapat diartikan.

"Yume-san... Aku butuh bantuanmu!" Pinta Hiru memegang tangan Yume penuh harap.

"Eh?"

"Aku tahu ini sulit tapi... Yume-san pahamkan kenapa aku minta bantuan kesini?"

"Jadi waktunya sudah dekat ya?"

"Purnama akan tiba sebentar lagi"

"Aku harap kau tidak melakukan sesuatu sebelum itu"

"Seingatku tidak ada"

"Masih ada waktu sebelum purnama, kita akan melakukannya dipuncak atau kau ingin melakukannya di suatu tempat?"

"Bolehkah?"

"Aku akan memasang dinding disana "

"Dipinggir danau,taman belakang "

"Disana? Baiklah"

"Kita akan melakukannya sekarang"

"Aku akan mengecek beberapa bahan sebentar,kau bisa menunggu?"

"Tentu"

"Tolong ya,Akiko"

Perempuan itu beranjak pergi meninggalkan ruang tamu menuju sebuah ruangan lain dibelakang. Melewati ruang kerja Shoutaro yang pintunya terbuka.

"Nee... Hiru-chan,bagaimana menurutmu tentang Yume-san?" Tanya Akiko duduk disebelah Hiru.

"Seperti kakakku sendiri. Baik dan pengertian,selalu mencoba membuat orang lain bahagia"

"Kau tau,Hiru-chan. Mereka -maksudku Yume-san dan Shoutaro- hubungan mereka tak baik akhir akhir ini bahkan sejak beberapa bulan lalu"

"Sungguh?"

"Hn, aku tidak tahu apa penyebabnya tapi-"

"Tidak apa apa,mereka hanya butuh waktu. Akiko-chan tidak perlu memikirkan dengan berlebihan,mereka akan baik baik saja"

"Aku tidak mengerti"

"Beri mereka waktu untuk memperbaikinya sendiri. Jaa ne, Yume-san sudah memanggilku"

               🎮🎮🎮

"Kamu siap?" Tanya Yume membuka gulungan kertas lebar lebar.

"Bisakah nanti kau sebutkan permintaan ini?" Kata Hiru menyerahkan sebuah kertas berlipat.

"Tentu,tapi tidak seperti biasanya?"

"Kali ini aku ingin membahagiakan orang orang"

"Baiklah. Aku peringatkan, pelepasan ini tidak akan merubah takdir yang telah tertulis. Hidup atau mati adalah resiko atas pelepasan ini, Ratu yang terpilih selanjutnya ada dalam garis keturunanmu. Bersediakah kau...."

"Aku bersedia mempertaruhkan segalanya. Mati atau hidup, jika memang ini yang akan terjadi maka lakukanlah!"

Yume mulai menulis dengan kuas diatas kertas itu. Cepat dan tangkas. Mulutnya komat kamit menyebutkan kalimat kalimat hingga langit berubah warna menjadi ungu gelap, air didanau bergerak mengikuti derak angin yang kencang.

Semuanya dimulai.

Jika kalian bertanya apa yang sedang dilakukan mereka, maka jawabannya adalah Proses pengangkatan simbol ratu. Resiko beratnya kamu mungkin saja akan mati dan tidak dapat kembali.

Hiru berteriak keras menahan rasa sakit. Cahaya itu sudah mulai merengut tanda yang ada sejak dulu ditubuhnya. Menarik paksa untuk hilang. Bukan mudah.

Jam jam berlalu sangat cepat hingga dipenghujung senja 98% sudah tanda itu menghilang. Yume segera mengeluarkan kertas titipan itu lantas berseru menyebutkan permintaan terakhir.

"WAHAI PENDAHULUKU, KABULKAN PERMINTAAN INI. UNTUK TERAKHIR KALI DARI RATU KETURUNANMU YANG MEMILIH MENYERAH."

"BANGKITKAN PARAD UNTUK EMU, BUAT MEREKA BAHAGIA BERSAMA DENGAN ORANG ORANG YANG AKU DAN DIA SAYANGI"

Semua lantas menghilang beserta Hiru. Terganti dengan seorang sosok laki laki dengan outer hitam.

Yume berlutut dan menangkupkan kedua tangannya. 'sampai jumpa, Hiru'

"Aku kembali?"

🎮🎮🎮

"Aku hanya bisa mengantar sampai sini" kata Yume menatap bangunan didepannya.

"Terima kasih banyak untuk semuanya" orang itu membungkuk.

"Tidak apa, aku hanya melakukan tugasku" Yume tersenyum dan melambai pergi.

"Aku merindukan mereka semua"

Laki laki dengan outer hitam itu pergi memasuki gedung dan pergi menuju sebuah ruangan yang berada dilantai bawah. Ruangan rawat khusus.

Hanya orang orang tertentu yang bisa masuk, dan dia juga termasuk. Sebagai orang yang pernah hilang dan berkhianat.

Pintu otomatis terbuka menampakkan isi ruangan itu. Tidak kosong. Tapi saat orang orang disana melihat kehadirannya merasa sedang berhalusinasi. Bagaimana mungkin....

"Pa... Rad? Kau kah itu?" Emu terkejut dan sekilas tidak percaya tapi mendekatinya.

"Ini aku, Emu" kata Parad tersenyum lalu memeluk Emu erat.

"Kau... Kembali... Ah" Emu menangis haru. Yang lain melihat momen itu dengan perasaan tak tergambar. 2 orang telah disatukan kembali.










Sudah lama ya ga update, mungkin sudah beberapa bulan. Aku sibuk dan banyak ulangan. Baru baru ini selesai PAS tapi aku ga bisa lanjutin kiseki karena banyak kendala. Au revoir saja 1000 word ditulis dalam beberapa minggu karena kusempatkan sementara kiseki aku tak dapat ide. Ini bukan episode klimaks... Maaf ya kalau kurang seru makin chapter... Tapi chapter klimaks akan diupload secepatku... Entah minggu depan? Aku lagi ada proyek buat akhir tahun. Kalau kalian marah, marahlah... Tak apa karena ini salahku juga :)

Kiseki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang