"Sendiri itu nyaman, tapi bersama sahabat terbaikmu jauh lebih nyaman bukan?"
____________
Mata gue menatap bosan kearah proyektor didepan kelas, semua jendela ditutup cahaya penerangan utama cuman terpancar dari proyektor itu.
Guru kejuruan gue juga masih setia berceloteh panjang tentang materi 2D "Ngantuk," ucapan gue ternyata menarik perhatian temen sebangku gue Azkara Jeno Raihan.
"Tidur aja yang lain juga lagi tidur, nanti istirahat gue bangunin," diakhiri dengan usapan lembut di kepala gue.
Gue cuman tersenyum singkat lalu segera mencari posisi nyaman dan menutup kepala gue dengan jaket yang selalu gue bawa ke sekolah.
"Na, Nana bangun oy! Kantin gak?" Suara Azka sukses ngebuat gue terbangun, mata gue masih mengerjap beberapa kali sampai rasa gue udah bangun sepenuhnya.
"Pak Mul?"
"Baru keluar, santai aja dia gk liat lo tidur kok."
Gue cuman ngangguk paham lalu merapihkan rambut gue sambil mengikatnya tinggi, gak lupa ponsel dan duit gue masukin ke dalam saku almamater.
"Na, lo gk ada niat buat gabung sama anak-anak cewe yang lain gitu?"
Jujur gue males setiap Azka ngomong hal yang sama ratusan kali, dan jawaban gue tetap sama juga. Gue cuman senyum tipis sambil ngaduk mie ayam gue dengan gk selera.
"Lo tau Ka, jawaban gue bakalan sama walau lo nanya sampe jutaan kali juga. Belum tentu mereka nerima gue apa adanya."
Setelah itu keheningan melanda kita, gue tau Azka khawatir sama gue yang gk banyak bergaul sama temen kelas terutama anak cewenya karena masalah satu tahun yang lalu atau tepatnya saat kita kelas 10.
"Gue mau ke taman lo ikut apa mau ke kelas?" Azka dengan sigap langsung menghabiskan es teh manisnya dan mengelap mulutnya denga tisu yang tersedia.
"Taman,"
Gue cuman ngangguk paham lalu berjalan keluar kantin buat nunggu dia didepan kantin. Saat gue didepan kantin gue ketemu anak kelas yang cewe beberapa dari mereka menatap gue sinis, gk peduli dan ada juga yang menatap gue prihatin sambil berkata tanpa suara "Sabar ya Na."
Kirana Cheryl Sherinna. Cuman dia yang masih mau berkomunikasi sama gue cukup sering, gue cuman tersenyum simpul sambil mengangguk kecil.
Azka berlari dari dalam kantin dan langsung nanya keadaan gue, dan gue bilang "Gk usah khawatir, gue masih baik-baik aja." Sembari menepuk pundak cowo itu agak keras dan berjalan duluan menuju taman sekolah.
Di lain tempat...
Author's Pov
Cewe yang mempunyai wajah cantik namun dingin itu sedang berada di pojok perpustakaan yang beralaskan karpet dan beberapa bantal dan di lengkapi juga dengan beberapa meja yang disusun tidak terlalu tinggi membentuk garis horizontal.