10; Lupa!

2.4K 277 2
                                    

**✿❀ ❀✿**

Pagi yang cerah mengawali hari, memberi cahaya terang untuk umat yang masih betah terlelap. Seperti kedua bocah kesayangan kita, Jisung dan Chenle.

Setelah insiden melamar semalam, Jisung memutuskan untuk menginap lagi dan tidur bersama Chenle, memeluk sang kekasih dengan posesif layaknya tidak mau melepas mainannya.

Namun tentu saja bocah Cina itu bukan sebuah mainan namun tetap sudah resmi menjadi milik Jisung. Titik bukan koma.

Kembali lagi pada dua bocah kesayangan kita yang masih terlelap dengan posisi saling berhadapan dan memeluk satu sama lain di balik selimut tebal milik Chenle. Mereka benar-benar tidur nyenyak hingga suara alarm dari jam weker digital berbunyi cukup keras, membangunkan Jisung lebih dahulu.

Bocah tinggi itu bangkit dari tidurnya dan mengucek mata; memperjelas pandangan, tapi hanya berdampak kecil karena Jisung hanya bisa melihat dengan sebelah mata.

Dengan begitu ia menyingkap selimutnya dengan satu mata tertutup lalu turun dari kasur king size tersebut, ia melihat sekeliling dan merasa familiar dengan ruangan itu namun nampak asing disisi lain.

Masih belum sadar keadaan, Jisung berjalan menuju tirai jendela dan menyibakkan tirai itu lalu tersenyum saat merasakan hangat sinar matahari yang menerpa wajahnya. Ia membuka jendela tersebut dan menghirup udara pagi yang segar.

“Selamat pagi wahai langit,” sapanya masih dengan senyuman yang menghangat.

Jisung berbalik untuk menuju ke kamar mandi namun setelah itu matanya terbuka lebar dan pandangannya menjadi jelas.

“Lele!?” Jisung berjengit, ia heran kenapa Chenle berada dikamarnya dan terlebih tidur di kasurnya. Apa mimpi semalam menjadi kenyataan indah?

Masih heran, Jisung mendekati kasur itu dan belum sadar bahwa ia sedang berada di kamar Chenle dan bukan kamarnya.

Perlahan, ia menyentuh lengan pemuda Cina itu sebelum menusuknya pelan. “Chenle? Bangun,” ucapnya hampir seperti berbisik.

Chenle nampak bergerak sejenak namun belum terbangun. Jisung jadi bingung ingin membangunkan dengan cara apa, soalnya ia tidak tega mengganggu tidur nyenyak Chenle.

Namun demi tekat untuk ke sekolah dan tidak terlambat, ia mulai menggoyang lengan Chenle cukup kuat hingga ia merengek kecil dan membuka mata, “Jisuung, aku masih ngantuk.” Chenle menarik selimutnya.

Jisung menggeleng kuat, ia menarik turun selimut itu hingga terlepas dari tubuh Chenle, “Tidak boleh. Kau harus bangun, nanti telat!” ujarnya lalu menarik lengan sang kekasih.

Masih setia mengganggu tidur Chenle, akhirnya membuahkan hasil karena bocah itu sudah terbangun dengan bibir mencebik; kesal karena tidur nyenyaknya terganggu.

Chenle terduduk dengan mata tertutup, masih menahan kantuk untuk beberapa saat lalu berpaling pada Jisung saat sudah bangun sepenuhnya, “Pagi Sungie,” sapanya dengan senyum yang mana mendebarkan hati Jisung.

“Eh.. I—iya pagi,” balas Jisung tergagap.

Pemandangan Chenle di pagi hari menjadi favorit Jisung kali ini. Karena ia bisa melihat imutnya Chenle dengan piyama navy itu. Belum lagi wajah Chenle yang nampak glowing di pagi hari ini dengan alami tanpa skincare atau apapun itu sebutannya.

「 Bye My First | ChenSung 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang