Part 2

12.7K 540 19
                                    

"Loe dimana?" Pekikan lantang itu membuat Caliana berjengit. Inginnya ia menjauhkan ponsel dari telinganya, namun saat melihat benda persegi pipih itu ada di atas keramik wastafel, Caliana sadar bahwa ia mengenakan headset bluetooth di telinganya.

"Kenapa? Kangen sama gue?" Caliana balik bertanya seraya mengibaskan tangan pelan untuk mengurangi kadar air yang membasahi tangannya sebelum meletakkannya ke bawah hand dryer.

"Kangen kutu loe! Dasar kampret!" Dengus gadis di seberang sana. "Loe lagi dimana sih? Jangan bilang lo lagi di WC?!" Gerutu si penelepon lagi.

"Loe pasang GPS atau loe lagi pantau gue dari baskom kesayangan loe?" Kekeh Caliana. Ia kembali memandangi wajahnya di cermin, membetulkan letak rambutnya sebelum meraih ponselnya dan keluar dari toilet.

"Terserah loe mau bilang apa. Yang jelas sekarang loe lagi dimana? Ini hari Senin, Ana. Loe setega itu gak masuk kerja terus nambahin kerjaan gue? Baru aja weekend kemaren gue puji-puji loe, sekarang loe ngasih gue beban hidup sebanyak ini?" Keluh sahabatnya itu lagi. Mau tak mau Caliana terkekeh mendengarnya.

"Sorry, gue kebanyakan duit jadi gue mau holiday setitik dulu." Jawab Caliana dengan santainya yang ia yakin membuat sahabatnya itu semakin kesal.

"Loe?"

"Gue lagi jadi supri, tugas dadakan." Jawab Caliana jujur pada akhirnya karena ia enggan menjadi penyebab tensi darah sahabatnya itu naik.

"Jawab dari tadi, kenapa sih? Loe suka banget ngerjain gue." Ucap sahabatnya itu dengan nada yang lebih manis. "Ngecengin bos dong disana?" Tanyanya yang Caliana yakin saat ini sahabatnya itu tengah nyengir kuda.

Gita itu memiliki sindrom Cinderella dalam pikirannya. Dia selalu berangan memiliki romansa kantor antara anak buah dan majikan. Caliana tidak bisa menyalahkannya, hanya saja ia tidak suka jika Gita mengharapkan hal itu darinya.

Sudah cukup ia memiliki ibu yang selalu saja ikut campur dengan masa depan dan juga kehidupan romansanya, jangan sampai sahabatnya juga melakukan hal yang sama.

"Loe pikir gue apaan? Cinderella?"

"Ya kali, gak dapet bos juga disana bisa lihat cowok-cowok bening yang rajin perawatan, Na. Gak kayak disini, cowoknya udah pada rumeuk (buram) semua." Keluhnya. Lagi-lagi Caliana terkekeh mendengar jawaban sahabatnya.

"Udah, kerjain sana kerjaan gue sampe kelar. Bu Shelly ada nelepon gue." Tanpa menunggu jawaban dari seberang sana, Caliana mengangkat panggilan dari atasannya itu. "Ya, Bu."

"Na, file saya ketinggalan di dalam mobil. Tolong ambilin ya. Bawa langsung ke lantai lima belas." Perintah atasannya itu. Caliana mengiyakan dan dengan segera berjalan menuju lift yang akan membawanya ke basement dimana mobilnya diparkir.

Map yang dimaksud oleh atasannya itu memang berada di jok belakang mobilnya. Dengan segera Caliana meraih map itu dan kembali berjalan menuju lift.

Caliana melirik masing-masing lampu indikator lantai yang ada di atas ketiga lift yang berjejer di depannya dan menoleh ketika mendengar langkah kaki yang mendekat. Ia melihat seorang pria dan wanita yang berjalan dalam posisi saling menempel satu sama lain seperti pasangan yang sedang dimabuk cinta. Sementara si wanita merangkul manja pada lengan si pria, si pria justru malah terang-terangan memerhatikan Caliana.

'Cih, dasar mesum!' Gumam Caliana dalam hati.

Jelas pria itu bukan pria setia. Lihat saja cara pria itu memandang Caliana padahal kekasih pria itu sendiri berada tepat di sampingnya.

Melihat si pria memerhatikan wanita lain, kekasih pria itu memandang Caliana dengan tatapan penuh permusuhan dan semakin bergelayut manja pada si pria.

Kisah Yang Kuinginkan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang