Hai,ucapku dalam hati tentang hilangnya dirimu,jelasnya tentang hilangnya harap,waktu,dan semua kenang di bawah guyuran hujan. Apa kabar? Kulanjutkan kata hatiku yg takan mungkin terdengar,seperti aku yg terlalu bersikeras melupakanmu,namun malah semakin pilu ku berhasil dilupa olehmu,dan hanya mengundang duka di setiap ingatanku. Menunduk yg tak ku sadari ternyata ada yg menetes pada sehelai kertas coretan ku,yg selalu berisikan,aku rindu,rinduuuu, kubiarkan menghujani kata demi kata di dalamnya,basah dan berbekas,seperti luka yg mencabikku saat itu. Memang indah,teramat tak ku ku lupa,awalnya. Semakin hari rasa yg semakin mendalam pula,menumpuk hal yg membuat sulit di lupa. Ya,ingatkah kamu? Aku,iya ini aku,yg pernah bahagia dibuatmu,dulu. Tak ada yg berbeda darimu,hanya saja,sapamu kini membuat asing bagiku,tingkahmu membuat ku merasa kembali pd awal mengenalmu,tak pernah kita lakukan hal secanggung ini bukan? Dulu,handphone ku berdering sesering mungkin,hanya untuk mendengar katamu yg membuat hilang gundahku,aku kira semua itu akan selalu aku miliki,dan tetap aku miliki. Namun aku salah mengartikan itu semua,kamu tau kan tak pernah ada yg siap menjalani hari hari perpisahan? Hal yg tak pernah terbesit di pikiranku. Ya,aku melalui hari hari sepi itu,sendiri,hanya aku. Di bawah naungan awan yg kelam,terduduk aku dengan mata memandang,menutup rindu yg tak mungkin terluapkan,ditemani genangan air yg melintasi pipi. Penuh harap dia ada disini,bersamaku disisi. Mengulang dan mengenang,aku bahagia meski itu hanya terdiam saling menatap,bukan seperti kamu,tidak menetap. Hmm,rindu memang,tapi ini hanya berlaku untuk di kenang. Aku dan kamu bukan lagi menjadi kita,duniamu kini tak lagi ada aku. Aku yg selalu merindu,berakhir dengan sendu. Tak sadar bukan hanya kamu yg hilang,tapi juga duniaku tentangmu melenyap. Semoga kamu,bahagia pernah memilikiku,seperti aku,yg bahagia pernah menjadi hal terberat untuk dilupakanmu.
Dari aku,yg hingga kini selalu mencari kabarmu di harap doaku.
Dewisintia-