Bab 3: Namamu adalah......

2 0 0
                                    


Bagian 1

"Bagaimana dengan itu!"

Masih menggenggam controller dengan tangan kirinya, Shidou mengangkat tangan kanannya yang terkepal ke udara.

Sudah sepuluh hari, termasuk hari libur, sejak mulainya latihan sepulang sekolah itu bersama Kotori dan Reine.

Shidou akhirnya melihat layar Happy Ending game itu.

... tapi yah, ia bahkan tidak ingin menghitung berapa kali luka lamanya digali kembali selama masa-masa itu.

"......nn, sudah cukup lama waktu termakan, tapi kita katakan saja kalau tahap pertama sudah clear."

"Dan, kelihatannya dia sudah melihat semua CG-nya , jadi menurutku itu bisa dibilang bukti kelulusannya. ... tapi walaupun begitu, pada akhirnya ini baru menghadapi gadis-gadis virtual."

Memandang Credits Roll dari belakang Shidou, keluhan dapat terdengar dari Reine dan Kotori.

"Yah kalau begitu, untuk latihan berikutnya... ayo kita lanjut ke perempuan sebenarnya. Waktu kita sempit bagaimanapun juga."

"......hm, apa dia akan baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa. Kalaupun ia gagal, satu-satunya yang dikorbankan hanyalah kepercayaan masyarakat terhadap Shidou."

"Apa yang barusan kau katakan dengan santai begitu!"

Shidou dari tadi telah mendengar percakapan mereka dalam diam, namun ia tidak dapat mengendalikan diri dan menyela.

"Uggh, apa kau menguping? Kau masih punya hobi yang buruk ya. Dasar mesum, peeping tom.

Kotori memberengut sambil menutupi mulut dengan tangannya dan mengatakan itu.

"Itu tidak bisa dibilang menguping atau apapun itu kalau kalian berbicara tepat di depanku!"

Shidou menyahut, dan Kotori dengan berkata "Yah apalah" dan mengangkat tangannya membuatnya diam.

Entah kenapa, itu membuat Shidou merasa sepertinya ialah yang telah mengatakan sesuatu yang aneh.

"Jadi, Shidou. Mengenai latihan berikutnya..."

"... sebenarnya aku sangat tidak bersemangat sekarang ini tapi, apa?"

"Coba kita lihat... kira-kira siapa yang cocok."

"Ah?"

Shidou memiringkan kepala ke samping, sementara Reine mulai mengoperasikan konsol di depannya. Di barisan layar di atas meja, muncul berbagai gambar dari bagian dalam gedung.

"......kamu benar, ayo mulai dari yang aman dulu, bagaimana kalau seseorang seperti dia?"

Selagi mengatakan ini, Reine menunjuk ke bagian kanan dari sebuah gambar, pada bu guru Tama-chan.

Untuk sesaat, Kotori mengangkat alisnya—

"—Ahh, aku mengerti. Tidak apa-apa, ayo kita mulai dengan dia."

Segera itu juga, sebuah senyum jahat muncul.

"......Shin. Latihan selanjutnya sudah ditetapkan."

"La-latihan seperti apa itu?"

Sambil menahan kegelisahannya, Shidou bertanya, dan untuk membalas pertanyaannya, Reine menjawab.

"......ahh. Pada kejadian sebenarnya, ketika Spirit muncul, kamu diharuskan untuk menyembunyikan miniatur intercom ini di telingamu, dan kamu akan berhadapan dengan masalah-masalah yang ada dengan mengikuti instruksi kami. Kami ingin memperlakukan latihan ini selayaknya kejadian sebenarnya, dan berlatih dengan ini satu kali."

Date A LiveWhere stories live. Discover now