Ambang Harapan

6 1 0
                                    

Alunan musik menggema indah di telingaku, tidak ada lagi yang ku pandang selain permainan gitarmu. Saat itu pula, aku tidak tau siapa dirimu dan mengapa bisa ada di sini?, ucap batinku.
Aku merasakan ketenangan dalam lantunan petikan musik itu, aku terduduk diam memandang betapa mudahnya kamu memainkannya.

Terik matahari mulai membakarku, kamu terhenti untuk beristirahat sejenak, mungkin saat itu kesempatan aku untuk bertanya. Tapi aku merasa tersipu malu untuk mendatanginya, memang aku penasaran dan ada rasa ingin kutanyakan. Tetapi, aku tidak tau harus bertanya apa, sementara di sekelilingku banyak orang.

Sekian lama aku berfikir, aku merasa yakin untuk mendatanginya, beberapa langkah aku berjalan datanglah seorang pengunjung menghampirinya. Disitu aku berpura-pura mengalihkan pandanganku agar tidak merasa malu.

Aku tidak tau kalau ternyata didepan dia ada box dan bertuliskan akun Instagram dia. Dalam hati aku berkata "Waahhhh lumayan nih, bisa bertanya-tanya secara tidak langsung, kan sedikit enggak malu juga" ujarku.

Dari tempatku berdiri, aku sedikit demi sedikit bergeser untuk ingin membaca akun Instagramnya, disitu aku ingat-ingat akunnya.
Sesudah itu pulanglah aku. Sesampainya dirumah mengapa aku bisa lupa? Padahal dijalan aku ingat betul, yang aku ingat hanyalah huruf depannya saja. Aku mencari-cari dengan teliti pada akhirnya aku menemukan, dan aku lihat foto-fotonya ternyata memang betul dia.

Ya sudahlah aku putuskan untuk chat dia lewat DM,
"Selamat siang kak, apa benar ini kak Danu?"
Dengan cepat dia membalas "Siang, iya benar".
Sengaja aku membuat Instastory waktu dia main, dan aku tag si dia. Tidak lama, Danu mengomentari instastoryku " Wwoooww terimakasih sudah menontonku ya Chika" kata Danu.
"Waahhh gak nyangka dia tidak sombong ternyata" batinku berucap. Sungguh girangnya aku.

Aku bertanya banyak kepada dia dan akhirnya punya nomor dia. Bercengkerama banyak hal hingga lama kelamaan menjadi teman dekat, yang awalnya kagum sekarang sudah seperti kakak adik.

Kita sama-sama saling menyayangi, tetapi belum pernah main bareng. Cuman sering lihat dia tampil dan aku selalu semangatin dia. Selang beberapa bulan, dia menghilang entah kemana. Tiada kabar namun masih simpan nomornya.

Pikirku, mungkin kita bisa mencintai, namun akhirnya kamu menghilang tiada kabar. Aku tau kita beda kepercayaan, itu sungguh sulit bagiku. Dulunya kamu pernah bilang sekeyakinan sama aku, namun ku tau kebohongan itu di akhir kamu meninggalkan jejak.

Ya sudahlan, aku mengikhlaskan semua itu. Alunan musik itu hingga saat ini masih aku kenang, dan ada goresan wajah kamu yang aku lukis di sebuah kertas gambar dengan menunjukkan wajah kekonyolanmu. Hhuftt aku rindu suara gurauanmu. Semoga kamu baik" saja dan semoga bahagua selalu.

Mungkin harapanku itu hanya mimpi indah, di pengalaman ini aku berfikir bahwa jangan mudah berharap pada yang tidak pasti karena keyakinan itu lebih pahit dari harapan yang hanya angan-angan semata.

Malang, 05 Desember 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ambang HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang