Prolog

389 87 95
                                    

Terlahir sebagai anak tanpa kasih sayang dari sang ibu dan ayah tak membuat gadis kecil berparas manis yang memiliki nama Revanika Putri Werdanthara berlarut-larut akan kesedihan.

Bagaimana tidak, hidup Revanika banjir dengan kebahagiaan dan kepedulian dari orang-orang terdekatnya.

Revanika dibesarkan dan diarahkan dengan sangat baik oleh kakek dan neneknya sehingga tumbuh menjadi anak yang berprestasi, ramah, dan murah senyum.

Namun semua kesempurnaan itu berakhir ketika Revanika dinyatakan tengah mengandung 3 bulan saat ia baru saja menginjak usia 15 tahun.

Bagaikan petir yang menyambar disertai hujan yang turun setelahnya memperlihatkan seakan-akan semesta ikut merasakan kesedihan yang melanda Revanika.

Tentu tak mudah bagi Reva menerima semua takdir kelam ini di usianya yang masih sangat muda.

Pujian yang dahulu setiap saat ia dapatkan kini berubah menjadi hinaan dan cacian. Orang-orang yang dahulu sangat senang berteman dengannya kini berubah menjadi acuh dan semakin menjauh.

Akankah Reva mampu meneruskan hidupnya yang kini berubah menjadi kelam?

Ataukah Reva tak kuasa menahan semua beban dan kemudian mencoba mengakhirinya?

“Selurus apapun aku menjalani hidup, Tuhan tetap memberikan takdir yang rumit” – Revanika 2020

.
.
.
.
.

Hujan Terakhir (Revanika)
By Widia Putri | Gembrot18

Hujan Terakhir (Revanika) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang