Seoul, 3 Agustus 2019
“aku sempat terpikir untuk memberinya kado sebuah sepatu couple”Aku mendengar itu saat sore hari setelah kami melakukan beberapa hal dirumah sakit, namun ia tak kunjung pergi. Ia duduk di pinggiran kasur tempatku berbaring matanya agak sayu dan kelelahan. Tapi aku tak bisa mengatakan sesuatu yang dapat membuat seseorang tenang, terutama saat akan menghadapi kematian, aku memutuskan untuk mendengar semua yang ia ingin katakan saat itu, aku bisa melihat air matanya mulai menetes, dan itu lebih buruk untukku yang melihatnya, melihatnya menangis seperti ini selalu membuatku enggan untuk meminta jantungnya untukku. Sungguh menyakitkan saat ia mengakatan uang yang diperoleh dari jantungnya akan digunakan untuk mengganti nyawa ibunya, karena hutang yang melilit ibunya dan tak ada yang dapat menjamin untuk bisa membayarnya nyawa ibunya yang menjadi taruhan, dan ia memutuskan memberikan jantungnya untukku yang lebih sekarat saat ini. Namun sepatah kata yang keluar pada bibirnya bukanlah mengenai bagaimana ia sedih tentang hari-hari yang akan datang untuk menjemputnya.”aku seharusnya membeli sepatu couple untuk kami saat itu.” Lalu ia tersenyum padaku. Ia bercerita tentang kisahmu lagi, ah bukan maksudku kisah kalian. “Minggu itu seharusnya kami berdua berjanji akan berkencan sore itu, tapi ia tak bisa datang ia harusnya berlatih dance modern, dan ia sangat menyukainya, aku juga sangat senang saat melihat ia menari dangan sangat semangat seperti itu.” Aku mengerjapkan mata sesaat saat ia mengatakan banyak hal tentang hari itu. Ia menjelaskan bahwa kau tak membalas pesannya dan itu membuatnya begitu cemas namun, ia mencoba mengerti untuk kekasihnya yang sedang berjuang menggapai mimpinya. Ia juga mengatakan bahwa keesokan harinya kau lupa tentang hari jadi kalian, tapi ia membiarkanmu tetap lupa, karena ia tahu kau begitu lelah karena kau terlalu bekerja keras dalam menari. Ia juga selalu menambahkan betapa populernya kau dulu disekolah, sebagai murid teladan maupun sebagai dancer berbakat. Mendengarkan ceritanya seperti imajinasi yang begitu menyedihkan bagiku, ada hal-hal yang tak bisa kujelskan saat bersamanya. Ia membawaku ke cerita kalian yang amat menyakitkan baginya untuk diingat, dan aku menjadi saksinya saat ia bercerita, membuatku menggambar sekilas tentang apa yang terjadi terhadap kalian waktu itu, ia menggenggam tanganku sejenak menghapus air mataku yang aku sendiri tak menyadari kapan aku mulai menangis.
Aku mendapat surat yang begitu mengagetkan untuk kubaca saat ini. Kemarin aku baru saja pulang dari Jepang setelah pemotretan yang panjang untuk konten terbaru kami, dua jam yang lalu baru saja aku mendapat surat berwarna biru ini, yang langsung diantar oleh ibu dan hyung. Ibupun dengan wajah yang agak gelisah saat memberikanku surat ini, ia tak banyak bicara selain menyapaku dan mengatakan bahwa aku harus banyak makan, dan juga ia mengatakan kalau ibu minta maaf dan merasa bersalah, aku sebenarnya tak paham dengan maksud ucapan ibu. Melihat ibu langsung yang mengirim surat ini padaku ini berarti ini adalah sesuatu yang penting, san saar kutanya siapa yang memberiku surat ini ibu hanya menjawab jika surat ini adalah bagian dari masa lalu ku yang sempat ibu hapus. Aku pun semakin tak mengerti dengan ucapan ibu, aku memutuskan untuk membacanya sesaat setelah aku mengantar ibu untuk makan diluar bersama hyung.
Dan benar meskipun surat ini begitu samar untukku, namun aku tahu siapa orang yang berbicara disini, Park Eunbyul. Aku tidak tahu tahu siapa yang menulis surat ini. Namun, dari ceritanya jika memang ini benar aku tak bisa mempercayainya. 3 Agustus itu 4 bulan yang lalu? Lalu apa benar eunbyul mendonorkan jantungnya? Aku tersentak sejenak melihat isi surat itu lagi, eunbyul menceritakan kisah kami sejak SMP, yah aku mulai berpacaran dengannya di kelas 9 dan memang waktu itu aku yang mulai mengajaknya berkencan. Aku yang selalu menjemputnya dirumah saat pagi dan selalu mengikutinya kemanapun ia berada di sekolah. Aku yang jatuh cinta padanya terlebih dahulu.
Aku benar-benar tak bisa percaya, aku menghela nafas berat saat ini, astaga eunbyul, maafkan aku. Aku tak menjagamu dengan baik di masa lalu dan juga sekarang. Apa yang harus aku lakukan saat ini, berarti seseorang yang mengirim surat ini adalah orang yang menerima donor dari eunbyul. Aku harus mencarinya, aku harus bertemu dengan eunbyul, aku bahkan tak pernah mengucapkan salam perpisahan dulu saat meninggalkannya ke Seoul. Sungguh aku tak tahu betapa bodohnya aku, mianhae, jeongmal mianhae eunbyual-ah.
Aku terus memikirkan isi surat itu, pikiranku begitu kacau sejak membaca surat itu. Aku tak membayangkan betapa sakitnya hati eunbyul saat itu karena ke egoisanku. Sungguh betapa egoisnya aku sampai tak bisa memahami perasaan eunbyul waktu itu.
“Jimin-ah kenapa kau begitu murung, apa kau sudah menghapal koreografinya, kau terlihat pucat, apa kau sakit?” ucap Hoseok hyung menghampiriku dan duduk disebelahku.
“ah tidak hyung, aku hanya sedikit stress, kau tahu kan jika terlalu banyak pekerjaan sekaligus, tidak jarang kita seperti ini.” Aku mencari jawaban lain yang sekiranya cocok dengan situasiku, tak mungkin aku menceritakan semua ini pada mereka.
“Geurae hyung, kau harus minum vitamin, jangan dibiarkan, kau harus menjaga staminamu.”
“arraseo Jungkook-ah gomawo” aku mengambil botol air yang ditawarkan Jungkook padaku.
Benar aku tak boleh seperti ini didepan mereka, kami masih harus terus bekerja disini, banyak hal yang masih harus dimatangkan untuk acara-acara kami dibulan ini.Seminggu ini aku dan para member sibuk menghapal koreografi baru untuk acara-acara besar, seperti award dan acara akhir tahun, yang pastinya sangat membebani kami, semua pasti berekspektasi pada penampilan kami. Sampai member lain juga mengurangi waktu tidur mereka demi penampilan yang bisa memenuhi ekspektasi setiap orang yang menonton kami. Aku juga tak mempunyai waktu untuk mengurus hal-hal lain, seperti mencari tahu keadaan eunbyul saat ini, aku masih belum percaya jika eunbyul mendonorkan jantungnya, jika aku belum melihatnya sendiri dengan mata kepalaku saat ini. Aku harus mencari kebenarannya secepatnya. Tunggu aku eunbyul.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKROKOSMOS
FanfictionAku melihat hubungan yang seharusnya aku tak terlibat didalamnya, aku mencoba acuh, namun akhir dari cerita ini terlalu menyakitkan untuk kusimpan sendiri.-Ahn Jaeha aku meninggalkan cerita pada seorang gadis, secara tak sengaja kami bertemu, aku me...