Edisi Malam Minggu

281 39 25
                                    

"apasih Yun! " seruhnya. Lalu lelaki tersebut menggeserkan tubuhnya dari sosok yang duduk disebelahnya.

"Jun, gak geli emang?" Mengetahui respon yang diberikan June berbeda dari orang biasanya membuat Yunhyeong menghentikan aktivitasnya.

"Enggak" jawab June cuek.

"Aneh ... Kamu manusia apa es batu" tanya Yunhyeong keheranan. Pasalnya daritadi Yun mencoba menggelitik Jun yang sedang sedih.

Niatnya Yun cuma ingin Jun kembali tertawa, sebenarnya Yun juga gak suka lihat june sedih dan murung daritadi siang.

"Coba yang lain" pinta June.

Yunhyeong diam sambil berpikir cara agar bisa membuat June kembali tertawa.

"Hmmm apaaa yaa"  matanya menatap ke atas sambil berpikir.

"Apa ajaa" jawab june yang tengah memperhatikan Yun disampingnya.

5 menit berlalu, tak ada hasil.

"Lamaaa" jawab June

"Tak tau lah" jawab pasrah Yunhyeong. Karena sudah menyarah, Yunhyeong mengambil secangkir teh yang daritadi ada di atas meja di depannnya.

Lalu meminumnya

"Kebanyakan mikir jadi haus aku" ucapnya lalu menarok cangkir tersebut kembali ke tempat semula.

"Kamu aja gabisa buat orang tertawa" jawab June

"Bisa... Sebenarnya" ucap Yunhyeong

"Gimana?" Tanya June

"Mendekatlah" titah Yunhyeong.

Junhoe menggeserkan badannya tepat kesebalah Yunhyeong, hingga tidak ada jarak antar keduanya, lengan Yunhyeong dan June saling bersentuhan. Mereka berdua sama-sama menghadap ke TV yang ada di ruang tamu tersebut.

Yunhyeong menolehkan kepalanya ke arah telinga  Junhoe. Lalu mendekatkan bibirnya hingga bibir tersebut hampir menyentuh telinga Junhoe saking dekatnya.

"Jun..." Bisiknya

June mengangguk "Lanjutkan"

"Sebenarnya aku bisa buat kamu tertawa" bisiknya lagi

"Cepatlah katakan... " Jawab june tidak sabar. Mata june masih fokus menatap TV di depannya, sedangkan Mata Yunhyeong sedang menikmati struktur wajah Junhoe dari samping.







"Tergantung kamunya Jun"

"Maksudnya?" June tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke Yunhyeong. Lalu keduanya saling berhadap-hadapan.

"Lupakan yang membuatmu sedih. Tinggalkan yang membuatmu terluka. Jauhi yang membuatmu menangis" Kalimat yang baru saja Yunhyeong ucapkan kepada June mampu membuat hati June berdegup.

Deg

June menatap Yunhyeong lebih dalam lagi, hingga sosok yang ditatapnya merasa terhakimi.

"Apa aku salah berucap?" Gumamnya dalam hati.

"Lanjutkan lagi" jawab june pelan.

Yunhyeong menarik nafas lalu mulai membuka mulutnya lagi hingga berkata "Lakukan yang aku perintah barusan"

"Aku sedih karena dia, aku terluka karena dia, aku menangis karena dia.

Kau memintaku melupakannya?"

June tidak marah, nada bicaranya pun lembut. Hanya saja June tidak percaya dengan apa yang diucapkan Yunhyeong.

Jangan lupakan, tatapan mereka masih sama seperti tadi... Dalam dan tajam

"Bukan hanya melupakan, tapi menjauhi dan meninggalkankan!" Perintah Yunhyeong.

Yunhyeong menarik tangan  kanan June, menggenggamnya dengan kedua tangannya lalu menempatkannya ke dadanya.

"Kenapa tidak mencoba? Mencintai aku?" Ucapnya, lalu tangan june ditempelkan lebih erat lagi ke dada Yunhyeong.

June tidak menolak, hanya saja...

Aneh baginya.

"Didalam dada ini. Ada cinta, yang akan membuatmu tertawa hingga lupa caranya bersedih, ada kasih sayang yang tulus hingga kamu lupa rasanya dikhianati" Ujar Yunhyeong.

June menarik tangannya dari dada Yunhyeong. Dia menggerakkan badannya menjauhi badan Yunhyeong, hingga kembali menimbulkan celah antar keduanya.

June tidak berani menatap Yunhyeong, dia kembali menatap TV di depannya.

Yunhyeong? Dia masih dalam keadaan semula. Memikirkan kembali apa yang baru saja diperbuatnya.

"Apa aku salah?" Tanya Yunhyeong tapi matanya tidak menatap June, hanya menunduk.

Begitupun dengan june, dia masih menatap TV

"Maaf" jawabnya pelan

"Kenapa tidak mencobanya?" Pinta Yunhyeong

"Kenapa kamu tidak mencobanya?" Respon june

"Cobalah mencintaiku Jun!" Titah Yunhyeong, hatinya sudah sesak. Ingin menangis tapi dia masih mampu menahannya

"Kenapa harus aku yang mencoba mencintaimu? Kenapa tidak kamu yang mencoba melupakanku?" Jawab June.

Yunhyeong menunduk, air matanya sudah mengalir di pipinya. June acuh, dia tahu Yunhyeong menangis tapi dia juga berusaha tidak peduli.

"Kamu sahabatku Yun, selamanya begitu" jawab June

"Seharusnya aku tidak kesini,  meminta bantuanmu untuk  menghiburku" lanjut June bicara.

"Aku tidak pernah memintamu kesini Jun, kamu bahkan kesini tanpa izin dariku, kau bahkan tak tahu, melihatmu dalam keadaan acak-acakan itu sudah mampu membuatku sakit Jun. Dari tadi aku biarkan kamu mengumpat tentangnya, betapa sakitnya dikhianati pacar sendiri. Kamu tau, aku dari tadi  mati-matian usaha buat kamu tertawa. Walaupun aku juga sakit Jun... Sakit! Dihatimu selalu saja dia. Bahkan berkali-kali kamu terluka karenanya, kamu tetap mencintainya" tangisan Yunhyeong pecah. Dia mengungkapkan semua yang ada dihatinya, lega rasanya.

"Dan kamu juga yun, bahkan berkali-kali kamu terluka karenaku, kau tetap mencintaiku" -June 

From Yun To JunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang