Menuju Kehidupan Yang Baru

510 63 23
                                    

Netra laki-laki berambut pirang yang tengah berdiri didepan gerbang sebuah sekolah mengarah tepat ke langit biru diatasnya. Satu menit, dua menit, pandangannya turun, kini mengarah pada koper besar yang tengah ia genggam. Genggamannya mengerat, kedua ujung bibirnya tertarik naik membentuk senyum lebar.

"Hari yang paling kau tunggu-tunggu." Serunya pada dirinya sendiri. Tangannya yang bebas mengepal dan terangkat tepat didepan wajahnya sebelum ia kembali berseru. "Kwon Soonyoung menuju kehidupan yang baru!"

Laki-laki pirang dengan identitas nama Kwon Soonyoung tersebut mulai melangkahkan kedua kakinya. Ia masuk ke dalam lingkungan sekolah dengan santai, menggeret koper besar berwarna merah darah disamping. Kedua netra Soonyoung tidak bisa berhenti bergerak, berkeliaran memperhatikan setiap sudut sekolah yang telah resmi menjadi tempat ia belajar mulai hari itu. Begitu masuk, halaman depan sekolahnya bahkan lebih besar dari parkiran mall; Soonyoung bahkan butuh 15 menit untuk sampai ke gedung utama. Iya, sebesar itu. Berpetak-petak taman menghiasi sekolah tersebut. Ada kolam ikan yang begitu besar, pohon ek raksasa, ratusan bunga, puluhan bangku taman, dan beberapa hewan cantik berkeliaran; seperti kucing, anjing dan burung. Soonyoung jadi berpikir, ini sekolah apa kebun binatang? Namun Soonyoung sendiri sejujurnya tidak keberatan karena dirinya menyukai hewan.

Langkah kakinya terus bertambah, mengantarnya masuk ke dalam gedung sekolahnya yang begitu besar. Tepat begitu ia masuk, sebuah patung menyapanya. Patung tersebut terlihat seperti patung dewa-dewi Yunani kuno, berwarna putih dan terlihat tua; namun tetap kokoh. Yang membedakan hanya postur dan pakaian yang dikenakan. Patung itu merupakan patung seorang pria tampan yang tengah menggenggam buku ditangannya, ia mengenakan jas dengan logo sekolahnya. Semacam simbol sekolah? Dia membawa buku, Soonyoung berujar dalam hati. Ia kemudian kembali berjalan begitu selesai mengamati si patung besar. Dinding gedung itu tersusun dari fiber semen yang dicat putih, lantai marmer yang menghiasi tiga lantai sekolah tersebut pun berwarna putih, sementara pintu-pintu yang memisahkan tiap ruangan didalam gedung tersebut merupakan kayu mahoni dengan warna yang begitu elegan.

Soonyoung sedang mencari kantor administrasi. Dia masih harus bertanya soal seragam, pelajaran, buku-bukunya, dan juga kamarnya. Sekolah ini sekolah asrama. Sebenarnya tidak wajib bagi murid-murid untuk tinggal disana, namun mengingat rumahnya yang jauh, Soonyoung memutuskan untuk tinggal di asrama. Orangtua Soonyoung juga mengiyakan, tidak ingin membuat anak mereka kelelahan.

Sudah sepuluh menit dan Soonyoung masih belum menemukan kantor tersebut. Dia bahkan sudah naik ke lantai dua. Tangannya pindah ke belakang kepala, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kebingungan. Menyerah, laki-laki pirang tersebut mengedarkan pandangannya untuk mencari siapapun untuk ditanyai. Tidak ada siapapun dilantai itu. Sepertinya ini sudah jam masuk kelas.

Soonyoung hendak turun lagi ke lantai dasar untuk bertanya pada satpam yang ada didepan pintu masuk. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat seorang pemuda dengan jas merah darah berjalan ke arahnya. Kedua netra Soonyoung berbinar, sepertinya laki-laki ini seorang siswa. Ia akan bertanya padanya.

Begitu si laki-laki berjas merah dekat dengan Soonyoung, pemuda pirang langsung menghentikan langkahnya dengan berdiri tepat dihadapannya. Pemuda berjas sedikit mengangkat kepalanya karena tubuhnya yang lebih pendek dari Soonyoung. Dia diam, tak berkutik.

Soonyoung yang sadar bahwa pemuda itu menunggunya bicara langsung tersenyum lebar, matanya bahkan menghilang karena senyumnya sendiri. "Halo! Aku Kwon Soonyoung dan akan jadi murid baru disini!"

"Minggir."

Pemuda pirang itu agak terkejut begitu mendengar suara pemuda dihadapannya. Suaranya terdengar dingin, dan ia terdengar kasar. Menyuruhnya minggir saat dia menyapanya? Yang benar saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Class XII Room 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang