Minho menggigit bibirnya resah. Jemarinya yang sibuk memainkan satu sama lain digenggam erat oleh Felix.
"Tenanglah, Hyung. Kau tidak perlu resah seperti itu. Kalian kan sama-sama idol, masa gugup bertemu dengan teman satu lapangan kerja?" Hyunjin mengusap bahu Minho lembut.
"Aku takut ia tidak datang," lirih Minho.
"Ia akan datang, percayalah padaku, Hyung," Felix melemparkan sebuah senyuman.
Minho menunduk dalam. "Huft.. oke, aku percaya ia akan datang."
Felix tersenyum. "Nah, itu baru semangat! 3Racha sudah turun dari panggung sejak tadi, sebaiknya aku dan Hyunjin pergi sekarang."
"Semangat, Hyung!" Dan Minho mengatur napasnya dengan susah payah sendirian.
Minho memejamkan matanya. Otaknya memutar berbagai macam kenangan tentang Jisung. Mulai dari seorang penggemar yang meminta kolaborasi grupnya dan 3Racha, hingga ia menjadi penggemar 3Racha dengan bias J.One. Setiap malam ia habiskan dengan membayangkan seberapa serunya kehidupan 3Racha karena dapat berada di sekitar Jisung. Oh, betapa ia ingin berteman dekat dengan idolanya.
"Err, hai?"
Suara itu sontak membuat Minho berdiri dari duduknya. Matanya membola menatap Jisung yang berdiri dengan canggung membawa segenggam surat.
Hening melanda. Minho sibuk menatap idolanya dengan penuh kekaguman. Ini adalah kali pertama keduanya bertemu, baik Minho maupun Jisung merasa sangat canggung.
"H-hai, Jisung. Aku M-minho, penggemar beratmu."
Jisung tersenyum lebar.
"Hai, Minho. Aku Jisung, penggemar setiamu yang sudah mengikutimu sejak pre-debut."
