Seorang pria menggeliat di atas tempat tidurnya akibat sinar matahari yang menerpanya secara langsung. Suara benturan alas kaki dan lantai menyapa indera pendengarannya dan semakin jelas seolah mendekatinya.
Selimut yang akan ia tarik menutupi wajahnya untuk mengahalau sinar matahari terjatuh begitu saja akibat tarikan keras.
"Eomma!"
Pria itu berteriak memanggil ibunya seolah tahu siapa orang itu. Matanya yang masih berat untuk terbuka pun terpaksa ia buka.
Menatap wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya dengan berlipat dada sambil menatapnya nyalang.
"Yak! Kau berani membentakku! Aku ini eomma mu, jangan macam-macam!" Ancamnya dengan suara tinggi.
"Ah, eomma...aku hanya ingin tidur. Kenapa kau selalu menggangguku?"
"Kau itu bukan pria yang masih berusia dua puluh tahunan. Bangun dan carilah pekerjaan yang bisa membuat diriku kaya. Jangan kembali sampai kau menemukannya!" Perintah tegas nyonya Lee.
Pria itu hanya bisa menggerutu sambil mengacak rambutnya frustasi, "Baiklah, nyonya besar Lee," ucapnya sambil membungkuk lalu pergi menuju kamar mandi.
Nyonya Lee hanya bisa berdecih sambil melihat pintu kamar mandi yang baru saja ditutup. "Astaga, anak siapa dia itu?" Tanyanya.
"Dia anak eomma."
Nyonya Lee memegang dadanya akibat terkejut karena sebuah suara muncul begitu saja dari arah belakang. Dengan segera wanita paruh baya yang masih menawan itu berbalik dan memukul lengan seorang pria.
"Yak! Eomma terkejut," ucapnya sambil terus memegang dadanya.
"Apa nyonya besar Lee harus marah-marah setiap pagi?" Tanyanya mengelus lengan kekarnya yang menjadi sasaran empuk kemarahan ibunya.
"Aku juga tidak ingin marah-marah dipagi hari, tapi entah kenapa setelah melihat kalian berdua rasanya aku sangat ingin marah-marah."
"Eyy, aku jadi curiga jika aku dan Midam hyung bukan anak kandung eomma."
"Yak! Apa yang kau katakan?!"
Pria itu dengan segera berlari ke arah luar kamar, sementara nyonya Lee menyusulnya dengan langkah lebar.
"Yak! Lee Hangyul berhenti! Kau mau kemana?!" Nyonya Lee terus berteriak menyusul putra keduanya, sementara pria bernama Hangyul itu malah terus berlari sampai ke luar rumah dan dengan segera memasuki mobilnya.
"Lee Hangyul!"
"Eomma aku ada pemotretan pagi ini. Jadi, aku pergi dulu. Dadah, Eomma," pamit Hangyul menyembulkan kepalanya keluar dari jendela mobil sambil melambai ke arah nyonya Lee dan diakhiri dengan ciuman jarak jauh sebelum ia menginjak gas dan pergi dari sana.
Nyonya Lee hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Hangyul.
"Hangyul hyung sudah pergi? Kenapa meninggalkanku? Aish..." gerutuan seorang pria membuyarkan aktivitas nyonya Lee yang masih menggeleng akibat kelakuan Hangyul.
"Eoh, Eunsang?" Tanya Nyonya Lee yang sedikit terkejut melihat keberadaan putra terakhirnya berdiri di sebelahnya sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Kau ada kelas pagi?"
Eunsang mengangguk, "Iya, eomma. Dan Hangyul hyung menawarkan tumpangan padaku. Tapi apa? Dia malah meninggalkanku," Eunsang lagi-lagi menggerutu sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
"Astaga, anak eomma kenapa lucu sekali?" Nyonya Lee mencubit kedua pipi Eunsang.
"Eomma, jangan melakukan itu lagi. Aku sudah kuliah sekarang," Eunsang lagi-lagi memgerucutkan bibirnya sambil menghentakkan kaki tanda tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ex-artist ; seodam
Fanfictionmidam merupakan mantan aktris cilik yang menjatuhkan hatinya pada seobin, seorang produser iklan. ©seodamie 2019