The Beginning

29 1 0
                                    

Quina selesai menyapukan riasan terakhirnya. Dengan puas, dipujinya sendiri pantulan yang terpancar dari cermin didepannya. Perfect !. ia sudah siap untuk berangkat.

Dengan sedikit berjingkat girang, Quina menuruni tangga. Mendapati kedua orang tuanya yang sudah siap dengan setelan pesta masing-masing.

"Papi! Mami!" panggilnya keras. Senyum bahagia jelas terpancar dari wajahnya yang cantik.

"Wow, anak mami cantik banget! Fabulous! " Maminya tersenyum sumringah mendapati kehadiran Quina yang langsung memeluknya.

"Beneran Mi?"

"Iya sayang. Papi beruntung punya anak secantik kamu. Our princess.." sekarang jawaban papinya makin membuat senyuman Quina makin lebar.

"I love you both!" dirangkulnya kedua orang tuanya secara bersamaan. Mereka berpelukan bersama. Kebahagiaan ini terasa sangat sempurna.

"Uncle Roden!!" pekiknya kembali terdengar menyambut sepasang tamu yag datang. Seorang pria dengan setelan jas gagah dan mahal. Dan .... tentu saja.. seorang perempuan cantik dengan gaun wah.. yang bergelayut manja dilengannya.

"Hai sweetie.." Roden membalas sapaan Quina. Setengah menurunkan badan karena Quina langsung menghambur dengan keras dan memeluknya kuat. Hhhh.. Roden sesaat menahan napas. Aroma ini... dia suka!

"You look great tonight.." Mata Quina menatapnya memuja. "As ussual."

"Thank you my sweetie." Roden menjepit hidung Quina gemas.

"Jangan Uncle!, nanti riasanku rusak. Uncle tak tahu berapa lama aku mempersiapkan tampilan hari ini!" sungutnya berpura-pura kesal.

"Oh ya, kalau begitu aku akan menunggumu untuk memperbaikinya."

"Tapi, kita nanti bisa telat Uncle...."

"Aku akan menunda pestanya untukmu." Suara Roden melunak.

Mata Quina mengerjap indah. Menatap Roden dengan tatapan sarat makna.

"Benarkah?"

"Anything for you sweetie.."

Quina masih menatap Roden lama, sampai deheman wanita disebelah Roden memutus pandangannya.

"Tapi sepertinya, pacar Uncle sudah mulai tidak sabar." Quina mengerling nakal. Bola matanya sedikit diputar untuk menggoda Roden.

"Dia bukan pacarku." Roden setengah berbisik.

"Kalau begitu, kasihan sekali dia. Lihat saja, dia sudah Over Show malam ini. Uncle lihat pakaiannya? Aku yakin dia pasti tidak bisa bernapas saking ketatnya." Quina balas berbisik sambil sedikit terkikik geli. Terlalu dekat, sehingga Roden yakin, kalau ujung bibir Quina sempat menyentuh daun telinganya. Dan itu membuatnya semakin berdebar.

"Jangan kuatir sweety, pacar Uncle hanya kamu. Bukankah kita sudah berjanji?" kelingking Roden terulur kearah Quina. Menatap gadis remaja didepannya dengan sedikit menggoda.

Quina kembali menatap Roden. Mata bulatnya mengerjap beberapa kali. Seakan mencoba mengingat janji yang diucapkan Roden saat dirinya masih dikelas 1 SMP. 2 tahun lalu! Ekspresi gadis itu semakin membuat Roden ingin memeluknya. tapi ia harus menahannya. Ia sadar diri.

"O ya.. aku hampir lupa Uncle." Senyum Quina terbit. Disambutnya kelingking Roden dengan menautkan kelingkingnya.

"Sudah Roden. Jangan menggoda Quina terus. Kita berangkat sekarang."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My QuinaWhere stories live. Discover now