Dia

139 104 7
                                    

                   (Elena Pov)

    Gadis itu berjalan dengan langkah gontai menyusuri jalan rerumputan yang penuh dengan embun pagi. Langit masih biru kelabu di sertai suara gemuruhnya guntur sehingga membuat sang surya enggan menampakan sinarnya.

    Angin mulai berhembus hawa dingin mulai menusuk ke sekujur tubuh mungilnya itu. Hawa dingin ini bagaikan pasukan es yang membawa tombak yang terbuat dari es yang abadi sehingga hawa yang di bawa oleh angin sangat menusuk kulit membuat gadis itu beberapa kali menggigil.

    Sepertinya hujan akan turun karena langit yang biru kelabu itu kini mulai berubah menjadi langit yang gelap. Gelap nya langit seakan memberi ruang bagi kilat untuk menyambarkan cahayanya diatas sana. Gelapnya langit membuat cahaya kilat semakin terang dan menakutkan.

    Gadis itu melihat ke atas menatap langit yang kini sudah gelap. Kilat mulai menyambar cahayanya sangat terang namun menakutkan. Ia terus berjalan entah mau ke mana, seketika langkahnya terhenti di tepi kolam air panas ternyata tujuannya adalah kolam air panas.

    Di sebrang kolam ia melihat seorang laki-laki yang sedang membaca buku dengan tenang padahal cuaca nya sedang kacau. Ia menggucik-gucik matanya yang belum terbuka sepenuhnya untuk memperjelas penglihatannya karena efek masih setengah sadar.

"Hoamm An-dre" ia terus menggucik matanya, ia memanggil laki-laki itu yang ia anggap Andre
"N-dre!" Pangilnya lagi sedikit berteriak namun tidak ada jawaban apapun dari laki-laki itu bahkan menengok sedikit saja pun tidak.

    Ia menghampiri laki-laki itu dengan langkah gusar sambil mengacak-ngacak rambutnya malas, tanpa ia sadari jalanan yang ia injak kini lantai pinggir kolam yang licin sehingga membuat nya jadi terpeleset.

Aaaaaa!

Gubrakk

Ia jatuh tepat di hadapan laki-laki itu

"Aduh" pekik gadis itu ketika ia memcoba untuk bangkit sendiri laki-laki itu berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Lo gapapa" tanya laki-laki itu sambil tersenyum tipis.

Ah sial, mampus malu banget gue anjir_Batin gadis itu

    Gadis itu mengangkat wajahnya dan ia malah bengong

Gila cakep banget, mukanya tenang kalem pake senyum-senyum lagi ke gue_Gumam gadis itu dalam hatinya

"Hallo kok bengong" tanya laki-laki itu lagi
"Hah ng-kenapa?" dengan polos nya ia malah balik nanya
"Lo gapapa?"
"Ng-iya gue gapapa"

   Laki-laki itu jongkok meluruskan posisinya dengan gadis itu, ia senyum-senyum gak tau kenapa. Gadis itu hanya bersifat kikuk kini pipinya merona merah karena tersipu malu ia pun langsung menutupi wajahnya.

"Kenapa lu senyum-senyum gitu"
Laki-laki itu memegang tangan gadis itu dan menyingkirkannya
"Belek lu"
Gadis itu langsung berdiri dan berlari menuju kamarnya
"Awas jatoh lagi nanti belek lu berjatohan!" Cibir laki-laki itu sambil berteriak

     Setelah sampai di dalam kamarnya ia buru-buru mengunci pintu

"Ah sial malu-maluin"
"Gue kira tu cowok si Andre, makanya gue samperin"
"Ih! Malu banget gue segala pake ada acara belek lu lagih, Aghrrt malu-maluin banget anjir"

Em tapi kalo di inget-inget lagi tuh cowo cakep juga sih, keren lagi ah tapi nyebelin.. eh ko gue malah mikirin dia sih..aaghrrt gak penting banget. Eh bentar.. itu kan si.. _Batinnya




Ok gys makasih buat yang udah baca sama votmen nya🤗

   

  

THE LOVE PERIODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang