2019

269 32 11
                                    

Ningning mematikan handphonenya ketika jam di tangannya itu sudah berbunyi waktu menunjukan pukul 12 tengah malam. Lebih tepatnya ia tidak ingin Hina atau Lami memergokinya yang belum terlelap karena lampu kamarnya masih menyala.

"Yizhuo?" Nah, benar kan dugaannya.

Ternyata bukan Lami, tapi Koeun lah yang sekarang sedang berdiri didepan pintu menatap si kecil Ning dengan pandangan yang tak bisa ia diartikan.

"Eonni, belum tidur ya?" Ningning memilih bertanya dengam senyum manisnya itu.

"Aku sedang mengambil minum ketika mendengar bunyi jam tanganmu. Beberapa hari ini lampu kamarmu bahkan menyala sampai tengah malam." jawaban Koeun membuat Ningning sedikit berpikir.

"Aku sedang menyelesaikan tugas sekolahku, eonni. Sekarang sudah selesai dan aku akan segera tidur" Ningning beranjak menuju ranjangnya, mengambil boneka dipinggir sebelum berbaring.

"Benar sudah selesai?"

"Ya sudah"

"Yizhuo, apa kau sedang butuh seseorang untuk berbagi isi hati?" tatapan Koeun dan Ningning bertemu. Matanya menyimpan beban kesedihannya tersendiri.

"Tidak eonni. Terimakasih. Aku akan menghampirimu jika memang ada yang harus kubagi."

Koeun mengangguk memastikan keadaan Ningning lagi lalu bergerak meredupkan lampu kamar agar Ningning bisa tidur dengan nyenyak.

"Ning"

"Ya?"

"Segeralah tidur, besok kita akan pergi kepemakaman Renjun bersama yang lainnya. Selamat malam, Yizhuo"

Pintu ditutup. Ningning mengerjap. Menarik nafas panjang sebelum memeluk boneka smurf kesayangannya. Kedua matanya menatap lurus dan kosong. Berusaha memejamkan mata sambil memeluk erat boneka itu didadanya, namun tetap gagal.

Kata demi kata yang Koeun katakan, ekspresi wajahnya yang juga sangat jauh berbeda beberapa hari terakhir, dan tentu kata terakhirnya masih terngiang. Ningning bergelut dengan ingatan dan hatinya.

Sejak kabar yang diterimanya jumat malam kemarin, ia tidak pernah bisa fokus pada latihan dan tugas sekolahnya.

Ia sedang tidak baik-baik saja. Setelah seseorang itu pergi, ia tidak mungkin menjadi baik-baik saja.

ㅡㅡㅡㅡㅡ
flashback on

"Yi, blocking kamu masih salah." teriak Hina ketika melihat ningning kebingungan melatih blockingannya.

"Aku gak bisa terus yang ini. Bantuin" rengek Ningning yang membuat Hina langsung menghampirinya.

"Sebenernya udah bener, cuma yang ini harus lebih cepet pindahnya" jelas Hina sambil menunjuk ipad yang ada ditangan Ningning.

Ningning mengangguk, tanda paham. "Ayo kamu coba lagi yi, aku liatin"

Ningning tersenyum, memutar kembali musik yang sedang mereka latih, mengambil tempat dan memfokuskan dirinya.

ㅡKnock Knock Knock

Ningning reflek menoleh, Hina dan yang lainnya pun menoleh kefokus yang sama. Tak lama Koeun masuk dengan wajah sembab lalu memanggil semua orang diruangan itu untuk berkumpul.

Melihat wajah bingung semua orang, Koeun menunduk dan langsung membuka pembicaraan. "Tadi manager eonni memanggilku keruangannya. Dia menyuruhku memberitahu sebuah kabar kepada kalian."

"Kabar apa eonni?" Ucap Lami yang mungkin juga sudah terlalu penasaran.

"Sunbae kalian, Renjun.."

Renjun? Hati Ningning berdegup kencang ketika Koeun menyebut namanya dengan wajah sesembab itu. Ia harap bukan sesuatu yang buruk, ia mohon.

"Renjun gege kenapa?" ucapnya melihat Koeun yang seperti enggan melanjutkan kalimatnya.

"Apa kalian akan terkejut kalau aku memberitahu kabar Renjun?" Koeun melihat ke arah mereka semua, dia menatap Ningning. Enggan membuat si kecil itu menangis disana. Ia tau, Ningning akan menjadi yang paling terpuruk.

"Renjun kenapa eonni?" bentak Hina kesal ketika Koeun yang diam hanya membuat mereka semakin takut dan penuh pikiran.

"Kecelakaan.."

ㅡDuar

Seperti hukuman dari sang langit yang menurunkan ribuan petir untuk menghantam Ningning. Dia terdiam ditempatnya. Air mata menetes pelan melewati pipinya. Memang sangat panas diluar tapi hatinya basah sekarang.

Dia berlari keluar bersamaan dengan ribuan suara pertanyaan dari teman temannya kepada Koeun. Ia enggan menangis disana, ia enggan. Tapi hatinya rapuh, dia lemah.

Rooftop lah tujuan utamanya sekarang. Sepanjang jalan ke atap, dia melihat banyak staff yang menangis. Sudah bisa dipastikan itu semua juga karena kabar kecelakaan Renjun.

Angin kencang menggerakan rambut Ningning acak. Ia terdiam, angannya mundur beberapa waktu kebelakang. Ningning mulai mengingat pertemuan pertamanya.

Kali pertama mereka saling berbicara adalah ketika kabar Ningning yang dikenalkan sebagai anggota SMROOKIES menyebar.

Renjun yang tidak sengaja berpapasan dengannya diruang bahasa pun tersenyum dan menyapa lebih dahulu.

"Ningning, sudah resmi di SMROOKIES kan? Selamat ya." dia mengangkat tangannya untuk bersalaman dan langsung dibalas oleh Ningning.

Waktu itu, ruang bahasa lah yang berandil besar untuk mempertemukan Ningning dengan Renjun yang notabennya bukan dari SMROOKIES melainkan hidden trainee.

"Seneng ya?" Ningning tersenyum lalu sedikit mengangguk. Dia memang belum terbiasa berbicara dengan sunbaenya yang sedikit terlihat dingin ini.

Tapi kesan pertama Renjun di matanya adalah Tampan dan menyenangkan. Lelaki itu memiliki selera humor yang lumayan membuat Ningning terus tersenyum setiap dia mengeluarkan lelucon kekanak-kanakannya.

ㅡㅡ

"Aduh" ringis Renjun pelan ketika Ningning menjitak kepalanya.

"Ih gege nih yang ngebocorin trik sulapnya ningning! Sekarang jadi ketauan sama semua orang kan." rengek Ningning yang berhasil membuat lelaki didepannya itu tertawa lepas.

Sebenarnya semua memang salah Renjun sih. Ia memakai trik sulap bunga Ningning di acara yang sama dengan si pemilik trik, My SMT.

"Iya iya gege ngaku deh kalo salah." ucap Renjun sambil mengangkat kedua tangannya pertanda pasrah.

"Yakan emang salah gege! Bukan salahnya Lami!" kesal ningning pada Renjun yang gagal memakai trik sulap bunganya itu hingga trik aslinya diketahui oleh banyak orang.

Bagaimana tidak, acara itu sendiri sudah pasti ditonton oleh banyak orang. Apalagi ada Renjun dan teman-temannya, NCT Dream yang sedang terkenal-terkenalnya itu.

Awalnya ningning hanya menunjukan sulap bunga tersebut di My SMTnya ketika Ia, Koeun, Hina, dan Yiyang diminta untuk menunjukan sulap pada segmen 'siapa peri sihir yang terbaik'.

Tapi lelaki didepannya ini malah menunjukannya ulang pada semua penonton My SMT ketika ia hadir di acara tersebut. Dan parodi sulapnya gagal. Ingat apa yang Ningning ucapkan, gagal.

Sekarang jadi banyak yang mengetahui trik sulapnya itu, makanya Ningning merengek kepada Renjun dan menjitak kepalanya.

-tbc

ERSTWHILE;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang