Seorang pria tampan berambut rapi baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan masih mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya, ia melangkah menuju kamarnya.
Tangan kanannya mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil. Ia melihat sesuatu bergerak diatas ranjangnya. Ia tersenyum sambil berjalan mendekati ranjang. Terlihat rambut panjang berwarna pirang milik seorang wanita yang masih terlelap diatas ranjangnya.
Dia adalah Camilla Lee. Kekasih Bryan Adams yang sudah cukup lama menjalin hubungan dengannya. Bryan mengecup puncak kepala kekasihnya. Wanita yang semalam membuatnya bergerak gerak liar itu kelelahan menghadapi gairahnya. Memuaskannya semalaman tidaklah cukup.
"Eugh.." Camilla menggeliat terbangun karena kecupan kekasihnya. "Morning." sapa Camila dengan senyum manisnya.
"Morning too Baby. Tidur mu sangat nyenyak sayang." Ia mengelus rambut panjang itu dan menciuminya.
"Aku kelelahan. Kau sangat ganas semalam. Tak membiarkanku beristirahat." gerutu Camila. Bryan tertawa. "Kau sangat menggoda sayang. Aku tak bisa menghentikan diriku sendiri."
Keduanya berciuman. "Cepatlah mandi kita sarapan bersama." ucap Bryan sambil membelai pipi kenyal itu. Camila mengangguk. Ia melilitkan selimut ke seluruh tubuh polosnya lalu berjalan menuju kamar mandi. Sementara Bryan mengganti pakaiannya dengan setelan yang semakin membuat auranya terpancar.
"Baby tolong pasangkan dasinya." pinta Bryan saat melihat camilla keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putih. "Yes, Sir." Camilla mendekati Bryan lalu memilih dasi yang akan dipakai oleh kekasihnya untuk bekerja hari ini.
Bryan memeluk Camilla dari belakang dengan erat. Kepalanya menduseli leher indah itu sembari menghirupi bau sabun yang sama dengannya. "Hentikan Tuan. Anda bisa terlambat datang ke meeting penting jika terus seperti itu." ucap Camilla menyingkirkan kepala Bryan dari lehernya.
"Haruskah aku membatalkan meeting ini dan memilih mengurung mu di ranjang sehari penuh?" goda Bryan. Camilla membalikkan badannya, ia memegang wajah kekasihnya yang dengan kedua tangan. "Jangan bodoh sayang. Bukankah meeting hari ini menentukan masa depan perusahaan mu?"
"Iya memang tapi aku masih ingin bersamamu." Bryan menarik tubuh Camilla semakin menempel dengannya. Ia mulai mencumbu tubuh kekasihnya. Bahkan dada sebelah kirinya terbuka. Tangan nakalnya mulai bergerilya membuat Camilla kembali memanas.
"Sayang...Stop. Nanti kamu telat." ucap Camilla sambil menahan gairahnya.
"Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi." Bryan menggendong kekasihnya kembali berbaring di ranjang. Ia harus menyelesaikan kebutuhan pribadinya terlebih dahulu sebelum datang ke tempat meeting.
***
Bryan melirik Rolex nya dan ia sudah sangat telat. Ia tak bisa mengontrol dirinya jika sudah bersama Camilla yang tadi langsung terlelap setelah pergulatan mereka pagi itu. Karena kekasihnya, kini Bryan tengah mencari-cari alasan yang logis jika pimpinan dari perusahaan yang akan investasi dengannya itu bertanya.
Ia nyaris datang telat gara gara pertemuannya dengan seorang gadis ceroboh yang berjalan tanpa melihat kanan kiri. Ia sempat kesal kepada gadis yang menabraknya karena membuat penampilannya agak berantakan. Beruntungnya ia saat tiba di ruang meeting, ternyata si pemilik gedung tengah dalam rapat dengan para direktur perusahaan.
Setidaknya Bryan bisa bernafas lega tidak telat. Ia paling anti jika ada yang tiba tidak tepat waktu. Ia pun duduk santai di sofa di ruangan CEO tsb. Salah satu sekretaris CEO tsb menawarkannya makanan dan minuman sembari menunggu CEO mereka selesai dengan rapatnya. Ia pun tak menolak karena ia sangat lapar, apalagi ia sarapan tubuh kekasihnya tanpa ada asupan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS SUMMER (On Going)
Romance#1 Sadness (29/12/19) Brianna Smith (25 y.o) seorang gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang pria di kantor ayahnya di musim panas yang indah. Pria yang disukai Brianna itu adalah anak dari rekan kerja ayahnya yang bernama Bryan...