Jiang Cheng, "Sudah berapa kali kukatakan! Kalau anak yang sedang dikandung Wei Wuxian itu adalah milikku!"
Sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu kamar Wei Wuxian. Jiang Cheng memberikan tatapan peringatan kepada dua orang berpengaruh itu.
Lan Wangji, "Milikku. Wei Ying dan anak itu milikku."
Jin Zixuan, "Jangan mengatakan omong kosong Pemimpin Sekte Jiang, Hanguang-Jun. Anak yang dikandung Wei Wuxian jelas-jelas adalah milikku. Aku ayahnya!"
Lan Wangji, "Tidak tahu malu!"
Lan Wangji menatap Jin Zixuan dan Jiang Cheng tidak suka. Amat sangat tidak suka jika ada yang mengaku-ngaku kepemilikan atas Wei Ying beserta anak yang dia kandung. Lan Wangji yakin, jika saat itu dia sedang mabuk sehingga tidak terlalu mengingatnya dengan jelas. Tetapi dia yakin, kalau Wei Wuxian sudah tidur dengannya. Bukan dengan mereka.
Jiang Cheng, "Aku dan Wei Wuxian tumbuh bersama. Kami bahkan sudah tidur dan mandi bersama. Jadi sudah jelas kalau anak itu adalah milikku!"
Jiang Cheng sama sekali tidak gentar saat Tuan Muda Jin itu menatapnya tajam. Ataupun Lan Wangji yang siap melemparkan Bichen padanya.
Jiang Cheng melanjutkan, "Wei Wuxian bahkan tidak mau makan jika bukan aku yang menggendongnya." ucapnya bangga. Ingin menunjukkan betapa Wei Wuxian sangat bergantung kepadanya. Dan Jiang Cheng yakin jika itu semua ialah permintaan khusus dari sang anak.
Padahal, Wei Wuxian sendiri yang malas mengangkat kakinya.
Lan Wangji, "Omong kosong."
Jin Zixuan, "Wei Ying memang seperti itu kepada semua orang jika kau lupa Pemimpin Sekte Jiang. Dia bahkan pernah memintaku memijit kakinya yang terkilir saat perburuan malam."
Kali ini bukan Jiang Cheng yang mendapat tatapan tajam dan kilatan biru dari Bichen, tetapi Jin Zixuan.
Lan Wangji mendengus pahit, bukankah semua orang yang terkilir akan meminta bantuan orang yang didekatnya? Apa yang patut dibanggakan dengan hal itu? Dia bahkan pernah mencium Wei Wuxian dengan panas di Gunung Bai Feng.
Jiang Cheng, "Hahaha konyol! Tentu saja itu harus dilakukan sebagai pertolongan pertama pada orang yang terkilir."
Jiang Cheng menatap Jin Zixuan meremehkan. Namun menatap Lan Wangji waspada. Jin Zixuan sudah jelas tidak pernah melakukan kontak fisik yang berlebihan dengan Wei Wuxian. Tetapi dia tidak berani jamin apa saja yang sudah dilakukan Wei Wuxian kepada Tuan Muda Kedua Lan itu.
Jiang Cheng, "Mengingat betapa binalnya Wei Wuxian." dengusnya dalam hati. Dia tidak akan membiarkan Lan Wangji bertemu dengan Wei Wuxian.
TIDAK AKAN.
Jin Zixuan hampir saja akan mendobrak pintu kamar Wei Wuxian jika saja Jiang YanLi tidak lebih dulu membuka pintu kamar itu dengan ekspresi kesal.
Jiang YanLi, "YA! Bisakah kalian diam dan pergi dari sini?! A-Xian baru saja tertidur dan terus mengeluh karena suara laknat kalian!"
Jiang Cheng tersenyum mengejek. Sebentar lagi, kedua pengganggu ini pasti akan segera diusir dengan sangat tidak terhormat oleh kakaknya. Sementara Jin Zixuan kaget, tidak menyangka perempuan yang biasanya lemah lembut itu bisa terlihat mengerikan.
Lan Wangji tidak peduli. Dia berusaha mengintip dari kamar Wei Wuxian dari celah pintu yang tidak ditutup Jiang YanLi dengan sempurna.
Entah keberuntungan atau petunjuk dari sang Dewa, posisi Lan Wangji berdiri saat ini tepat menampilkan perut Wei Wuxian yang agak mulai membesar. Hati Lan Wangji menghangat saat melihat sebelah tangan ramping Wei Wuxian mengelus lembut perut itu. Mencoba memberikan ketenangan kepada sang buah hati. Miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harem! || •Wei Wuxian ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ Cerita Oneshoot [M-PREG] || Grandmaster of Demonic Cultivation •Mo Xiang Tong Xiu.