Prolog

15 0 0
                                    

Ku langkahkan kakiku tak tau arah biarlah alam membawa diriku kemanapun yang ia mau, ku pasrahkan semuanya. Ditemani gelapnya langit malam, semesta seakan menggiringku ke tempat yang sangat ku rindukan, tempat sosok yang selalu ada di dalam hati untuk waktu yang lama. 

Hingga akhirnya kakiku terhenti di hadapannya, dia yang tak lagi bisa menatapku, mendekapku, dan menyapaku. Kini hanya aku yang bisa menatapnya dengan ditemani oleh tangisan langit yang terus mengguyur dan membasahi seluruh tubuhku. Serta petir yang terus sahut-menyahut sambil memekakkan telinga. Mereka seakan mengerti bahwa aku sedang bersedih,  mereka mengerti tentang hancurnya duniaku. 

Tak peduli basahnya tubuhku saat ini, ku tetap berdiri di sini. Ku angkat kedua tanganku, ku tadahkan, sambil merapalkan doa dengan khusyuknya setetes demi tetes air mata yang sudah mengering kembali menghampiri kedua pipiku. 

"Ayah... Kay rindu, dunia Kay hancur, bunda sama kak Rakha jahat yah. Kay pengen ketemu ayah, Kay pengen ikut ayah." 

Aku terduduk di samping pusara ayah, ku peluk nisannya dengan erat, disertai dengan petir yang menggelegar dengan hebatnya seiring mataku tertutup, entah untuk selamanya atau tidak. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Blind GirlWhere stories live. Discover now