Nose.

740 64 6
                                    

10:15 AM, Penang, Malaysia.

Road to Dance Crush 2020, sedang digelar di Hotel Cititel Penang. Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 30 tim dari berbagai negara, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Teritory Dance dan satu tim lainnya.

"Pokoknya, hari ini kita tunjukin hasil latihan kita selama berbulan-bulan. Selalu ingat, ini kompetisi bergengsi. Kalau mau males-malesan, mau manja, mau nyerah, mending mundur dari sekarang! Jangan mempermalukan diri sendiri di stage, dengan cara nggak menampilkan yang terbaik dari kalian. Belum lagi, tim Alegro Dance, meskipun kita sama-sama bawa nama negara, tapi cuman satu tim dari tiap negara yang akan mewakili. Jadi, Teritory harus menguasai wilayah genggaman kita!"

Gadis berambut sebahu yang barusan berbicara panjang lebar, adalah Leader dari Teritory Dance, tempat Shani dan Gracia bernaung.

"Sorry hari ini gue nggak perform dulu, tapi gue bakal merhatiin setiap gerik dari lawan kita. Seperti yang kita tau, Street Dance jadi tema utama, maka dari itu Shani dan Gracia tunjukin Hip-Hop terbaik kalian. Zee dan Eve, jangan lupa Breaking-nya harus dapet. Semuanya inget, speed, precision, and strength!"

Lagi, sang Leader berusaha menyemangati timnya yang hari ini berkompetisi.
Tahun lalu, mereka gagal melaju karena kalah dari tim Alegro.

"Oke, sebelum berkompetisi hari ini, sebaiknya kita berdoa. Semuanya sehat, nggak cedera, hari ini berjalan lancar, dan juga kembali ke Indonesia dengan selamat. Aameen."

Tim Teritory Dance sudah selesai enjin dan siap berkompetisi. Mereka menunggu giliran perform dispot yang sudah disediakan.

---

"Ger, gue benci keramaian."

Komentar Boby begitu mendaratkan pantatnya diarea penonton.

"Yaelah Bob, ini belum rame banget kali. Kalau kompetisi puncak, baru deh lo boleh ngomel."

Gery sangat mengetahui, sahabatnya itu memang tidak menyukai ramai, kebisingan.

"Ger, Shani cantik banget. Kok bisa sih?"

Komentar lain Boby lontarkan, kali ini matanya tak lepas dari sosok gadis yang sedang berkumpul bersama temannya disana.

"Siapa juga yang bilang Shani jelek? Lo kenapa sih? Kayak Abege baru cinta-cintaan."

Cibir Gery, pasalnya Boby selalu berkata seperti itu, nyaris setiap hari.
Padahal tidak usah bicara, semua orang tau, kalau Shani Indira Natio itu cantik.

"Gue aja pusing sama kepala gue sendiri, gue ngerasa kayak bocah alay yang baru punya pacar."

"Pacar? Sejak kapan lo mendeklarasikan itu? Nembak aja kagak!"

Boby tidak menanggapi, hanya mendelik malas pada sahabatnya.

"Tuh kan, lo nggak bisa jawab. Dasar- Eh? Woi Ratu! Sini!"

Gery melihat sosok yang ia kenali, gadis itu langsung berjalan kearahnya.

"Ger! Gila! Kemana aja lo? Sombong nih."

Ucap gadis itu, sambil menyalami Gery.

"Ada. Hahaha. Eh, gue resign dari kerjaan kemarin. Di-kick out sih sebenernya. Duduk dulu sini."

Gery menggeser posisi duduknya, gadis itu duduk diantara Boby dan Gery.

"Kenalin dulu, ini Boby. Bos gue yang baru."

Merasa terpanggil, Boby mengalihkan fokus dari ponselnya.

"Halo, salam kenal. Panggil aja Viny."

Eyes, Nose, Lips.Where stories live. Discover now