Pavel berjalan memasuki kamarnya yang gelap, jemarinya nya dengan perlahan melepas satu-persatu kancing kemeja yang Ia pakai seiring langkah kaki yang mendekati ranjang besar di kamar itu.
Hembusan angin dari pintu jendela yang terbuka seakan memberikan hawa menusuk di kulitnya yang perlahan terbuka.
Gemerlap malam Kota Bangkok seakan berbanding terbalik dengan suasana kamar miliknya yang senyap, ah- tidak, terdengar suara hembusan teratur napas seseorang yang juga berada di dalam kamarnya.
Senyuman terkembang di wajah Pavel, menjatuhkan kemejanya disisi kakinya, Ia menaiki ranjang dan berbaring disisi seorang pria lainnya yang tengah terlelap.
Panas tubuh lelaki itu membuat Pavel semakin nyaman, dan dirinya jatuh ke dalam alam mimpi...
.
.
.Cahaya pagi membuat Dome terbangun dengan kernyitan di dahinya.
Silau dan dingin....
Tubuhnya terasa bergetar dan Ia yakin, ia tengah terserang demam. Pelukan di pinggangnya yang mengerat, membuat tubuhnya tegang, sadar akan ada seseorang di sampingnya.
"Ah, kau sudah bangun.." suara Pavel terdengar dekat di telinganya.
Tanpa melirik, dia tahu, Pavel tengah menatapnya dengan intens. Kecupan di bahunya yang telanjang Ia terima, tidak, ia tak mau ..
Dome mencoba menggeser tubuhnya menjauhi Pavel, namun sayang seribu sayang borgol yang menghiasi lengannya mencegah dirinya untuk bergerak. Mulutnya yang tertutupi lakban hanya bisa mengeluarkan suara geraman, meminta untuk Pavel berhenti menodai tubuhnya!
Sia-sia
Tak akan ada yang bisa menghentikan Pavel, dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya, Pavel menaiki tubuh Dome dan meletakkan kedua tangannya di dada Dome yang dipenuhi bercak merah dari kissmark dan juga dari silet yang ia goreskan 2 hari yang lalu.
Gila
Ya, Pavel memang gila
Gila akan Dome
Akan senyumannya
Akan sikapnya
Akan tubuhnya
Dan akan jiwanya
"Sudah ku katakan sebelumnya, kau milikku dan hanya untukku," senyuman lembut Pavel berikan, tapi dimata Dome senyuman itu bagaikan malaikat maut yang akan menghunuskan tombak pada dirinya.
Bibir panas Pavel mengecup dada Dome inci demi inci, memberikan tanda yang baru, suara kulit yang dihisap terdengar nyaring di kamar yang sepi.
Beralih pada puting Dome yang mengeras, Pavel mengecup,, melumat dan menjilat dengan lidah nya yang panas, jilatan yang membuat Dome mengejang, tidak tubuhnya yang demam tidak tahan akan sensasi panas dari bibir Pavel.
Benarkah??
Ataukah Dome mulai menyukai setiap sentuhan Pavel?
.
.
Tangan Dome mengepal erat saat milik Pavel memasuki nya tanpa pelumas, menghentakkan tubuhnya tanpa ampun.
Tak peduli pada lenguhan sakitnya, Pavel terus menggerakkan panggulnya menghentak tubuh Dome terus menerus.
Miliknya yang mengeras membiru, dan gesekan dengan perut Pavel sungguh semakin menyiksa, serta cockring yang terpasang membuat Dome hilang akal.
"Hmm.. hhh..." Desahan dan geramannya terpendam di balik lakban yang masih menghiasi bibirnya.
Pavel mengalihkan kecupannya pada sisi rahang Dome, mengecup dan menghisapnya dengan keras.
"Hahh.. nikmat sayang, kau sangat nikmat..." Pavel membenamkan kepalanya di sisi leher Dome. Sedangkan miliknya semakin cepat bergerak masuk dan keluar di lubang kenikmatan Dome.
Semakin dekat Ia maka semakin sakit pula yang Dome rasakan saat orgasme kering ia dapatkan.
"Hhhh!!!"
"AKH!!"
Geraman kepuasan keduanya dapatkan saat Pavel mengeluarkan benihnya bersamaan tangannya melepas cock ring Dome.
Srek...
Pavel melepas dengan pelan lakban yang menutupi bibir Dome.
Mengecupnya dengan lembut, lalu menatap Dome yang tak berdaya, "Jangan salahkan aku karena menggilaimu, tapi salahkan saja dirimu yang menghancurkan akalku," dan Ia berbaring memeluk tubuh Dome yang terkulai.
Tak peduli akan aliran air mata yang membasahi pipi Dome.
.
.
.Pavel kejam?
Ataukah
Dome yang hanya mengingkari keinginan terselubungnya?
..
Welcome welcome
Terimakasih yang telah membaca sampai akhirTak ada ending?
Ya, karena sama seperti kehidupan, semuanya terus berjalan bahkan disaat terkelam.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
DomePavel || His ||
Short Story.... Bukan kisah yang baik hati Warn : Penculikan, Little Bdsm