62 11 0
                                    

Sejak Baek Jin memberi tahu Yuri kode unit apartemennya, Yuri sering datang sesuka hati. Kadang datang pagi pagi, kadang datang malam malam, kadang datang tanpa bilang bilang.

Sekali waktu Yuri datang pagi pagi. Entah sebelumnya dia baru melakukan apa atau malah habis bangun tidur langsung pergi ke rumah Baek Jin, yang jelas dia datang dengan hanya memakai kaus putih dan celana olahraga merah.

Yuri ikut berbaring di ranjang Baek Jin di samping Baek Jin yang masih tertidur. Begitu Baek Jin bangun dia langsung melihat Yuri sedang santai memainkan telepon genggamnya.

Baek Jin kaget. "Masuk lewat mana?"

"Tenang dulu coba, biar nyawanya kumpul dulu," kata Yuri, "kan, kamu sendiri yang kasih tahu aku password apartemenmu, jadi aku bisa masuk sendiri."

Baek Jin akhirnya menjadi lebih santai, kembali berbaring dengan santai, "Iya, ya, aku baru ingat," katanya.

Baek Jin tidak keberatan, dia hanya belum terbiasa -dia selalu terkejut. Melihat Yuri sebagai pemandangan pertama saat baru bangun tidur adalah hal yang entah mengapa mendebarkan.

Padahal mudah saja bagi mereka untuk saling menginap di rumah satu sama lain, tapi tetap saja Baek Jin belum terbiasa.

"Kenapa tidak bangunkan aku?" Tanya Baek Jin. Dia tidur menyamping menghadap Yuri.

Yuri meletakan telepon genggamnya sembarangan di ranjang Baek Jin. Dia lalu tidur menyamping menghadap Baek Jin, jadi sekarang mereka berhadapan dalam posisi yang sama. "Kasihan, kamu butuh tidur."

"Hm, sok manis sekali." Baek Jin mendengus. "Terakhir kamu ke sini, aku langsung dibangunkan. Kukira ada sesuatu yang penting, ternyata kamu cuma bosan."

"Ini namanya character development dalam menjadi pacar yang baik, Sayang," kata Yuri, membela diri.

"Sudah, ah! Aku mau mandi dulu." Baek Jin akhirnya turun dari ranjang. Dia harus melompati badan Yuri yang panjang.

Yuri langsung saja menangkap Baek Jin ke dalam pelukannya. "Tidak usah mandi sudah wangi, kok."

"Alah, gombal!" Baek Jin meronta, mencoba melepaskan diri. Sampai dia kehilangan keseimbangan dan mereka jatuh ke lantai dengan posisi Yuri di atas.

Baek Jin pikir dia bisa kabur dengan mudah, tapi Yuri masih menahannya dengan seluruh badannya.

"Kak, serius mau macam macam sekarang? Aku bau, loh." Kata Baek Jin, sebisa mungkin di menahan badan Yuri dan wajah Yuri yang rasanya makin mendekat dan mendekat saja padanya.

Tiba tiba Yuri tertawa. "Siapa yang mau macam macam. Pikiranmu itu, siang siang sudah ke arah sana saja, tapi kalau memang mau aku siap kapan saja."

Baek Jin langsung mendorong Yuri dari atas tubuhnya yang beberapa belas senti lebih pendek dari tubuh Yuri dengan keras. Dia tidak berkata apa apa lagi, langsung ambil handuk dan lari ke kamar mandi, sementara Yuri masih tertawa tawa -tawa yang terdengar menyebalkan bagi Baek Jin.

Baek Jin malu. Kedekatan yang intim antar mereka sudah biasa, mau itu berlanjut ke persetubuhan atau tidak. Berbeda dengan masalah mandi, saat tinggal sendirian mungkin tidak akan ada yang peduli apakah seseorang mandi dengan teratur atau tidak, tapi saat sering kedatangan tamu tentu saja akan ada rasa tidak nyaman kalau tuan rumah tidak mandi.

Karena Baek Jin kesal pada Yuri yang jahil, dia sengaja lama lama mandi, sekalian menambah waktu meresapi dinginnya air menghanyutkan rasa kesalnya.

Begitu Baek Jin keluar kamar mandi hanya dengan lilitan handuk, Yuri sudah tidak berada di ranjang Baek Jin. Baek Jin mencari Yuri dan ternyata Yuri duduk di kursi meja makan, dia mengambil segelas minuman dan beberapa camilan seakan akan dia ada di rumah sendiri. Ya, tidak masalah, runah pacar adalah separuh rumah sendiri.

Belum sempat Baek Jin pergi, Yuri sudah keburu melihatnya. Yang terjadi setelahnya adalah sesuatu yang impulsif; Yuri melompat dari kursi yang dia duduki dan mengejar Baek Jin. Dia berhasil menangkap Baek Jin dan menyudutkannya ke tembok -kedua kalinya hari ini mereka ada dalam posisi seperti ini.

"Park Yuri, lepaskan aku!" Baek Jin ingin meronta, tapi saat ini dia hanya pakai selembar handuk yang bahaya kalau sampai terlepas, jadi dia memegangi handuknya.

"Kiss me first," kata Yuri, dia menutup matanya, kedua tangannya yang bertumpu pada tembok menyisakan ruang untuk Baek Jin kabur lewat kolong lengannya, sebenarnya Baek Jin punya banyak ruang untuk kabur. Yuri melanjutkan perkataannya tadi, "then you can go."

Tapi Baek Jin meraih dagu Yuri dan mengecup bibirnya.

"Sudah, sekarang aku mau pakai baju dulu."

Yuri membuka matanya dan tersenyum. Dia malah memeluk Baek Jin erat.

Baek Jin meronta, "Lepas, Yuri Alberto-"

Tapi Yuri malah mencium bibirnya, sebuah ciuman yang benar benar ciuman, bukan sekedar kecupan yang sekilas menempel. Baek Jin mana mau menolak.

Yuri melepas ciuman mereka, memundurkan kepalanya, tapi Baek Jin masih mengejar kemana bibir Yuri pergi.

Yuri tertawa, "Sudah, sana pakai baju dulu, baru nanti kita lanjut lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seseorang dan SeseorangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang