Apa penyesalan terbesar dalam hidupmu? Bagiku penyesalan terbesar dalam hidup itu adalah tidak dapat melindunginya, menyelamatkannya hingga akhirnya maut merenggut nyawanya. Dia adalah seseorang yang begitu berharga dalam hidupku. Seseorang yang pernah mengisi kekosongan di hatiku kala itu. Dengan candaan dan juga tawanya dan senyumannya yang begitu indah.
Dulu, dulu sekali dia adalah orang yang begitu periang, namun setelah kehilangan hal terbesar dalam hidupnya, dia menjadi orang yang sangat berbeda. Terlihat sombong dan begitu arogan, senyuman hangat dan tawa riangnya seolah hilang begitu saja, saat dirinya menghilang selama tiga bulan setelah sekte Qishan Wen melululantahkan sekte tempat dia dibesarkan, Yunmeng Jiang.
Bahkan setelah kami dari keempat sekte besar yaitu Lanling Jin, Gusu Lan, Qinghe Nie dan Yunmeng Jiang menghancurkan sekte Qishan Wen, aku masih saja belum bisa menyelamatkan dia yang saat dirinya mengamuk setelah kami memusnahkan sisa - sisa orang dari Sekte Wen.
Dengan kultivasi sesatnya, dirinya kelihangan kendali saat berusaha bertarung melawan kami. Dengan lawan yang tidak sepadan dengan keadaannya saat itu, dirinya tumbang dengan seketika. Dengan sisa tenaga yang kumiliki aku membawanya menjauh dari tempat tersebut. Menyembunyikannya di sebuah gua, memberikannya energi sprititual agar dirinya tetap sadar.
Namun, seberapa banyakpun aku memberikan energi spritiual padanya, pandangan mata yang dulunya begitu cerah itu kini tidak ada cahaya sama sekali. Dan hanya selalu kata-kata yang sama yang keluar dari mulutnya saat itu.
"Enyahlah".
"Wei ying" panggilku pelan padanya. Namun tetap saja kata tersebut yang menjadi jawabannya. Sampai dengan para tetua gusu, paman dan xiong-zhang datang. Mereka berusaha untuk mengambil Wei Ying, dan membunuhnya atas apa yang telah dirinya lakukan.
Aku, dengan tekad yang kuat berusaha melindunginya walau akhirnya aku melukai para tetua saat itu, dan mendapatkan hukuman 33 cambukan. Aku tidak masalah mendapatkan hukuman tersebut, selama Wei Ying tetap selamat. Namun, apa yang kuharapkan saat itu hancur seketika saat xiong-zhang datang ke kediamanku, dan mengatakan bahwa Wei Ying sudah meninggal.
Dengan badan yang masih belum pulih aku memaksakan diri untuk pergi ke bukit Luanzhang hanya untuk memastikan bahwa apa yang di katakan oleh xiong-zhan salah. Namun, seberapapun aku berusaha mencari sosoknya, walau bahkan hanya tulangnya sajapun tidak ada. Disana hanya ada bukit gersang, dengan pohon-pohon yang masih terbakar. Tanpa lelah aku terus mencari hingga menemukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang yang sangat begitu disayangin oleh Wei Ying.
Dia meringkuk didalam batang pohon yang sudah gosong itu, dengan demam yang begitu tinggi dan mengigaukan satu nama yang begitu dia kasihi "Wei gege".
Tanpa berfikir panjang aku membawanya ke Gusu untuk mendapatkan perawatan. Namun setelah sampai, paman melarangku untuk merawatnya karena dia adalah sisa dari orang sekte Wen yang masih selamat. Walau begitu aku tetap bersikeras untuk merawatnya. Karena hanya dia, satu kenangan dari Wei Ying yang tersisa disana. Walau akhirnya anak itu tidak mengingat sedikitpun tentang kehidupannya bersama Wei Ying.
oOo oOo
Malam itu, aku kembali ke Gusu setelah keluar membeli beberapa kendi Emperor Smile. Itu adalah arak kesukaannya. Dia akan selalu membeli arak itu saat mempunyai kesempatan. Dengan arak yang ada dihadapanku, aku menyimpan *wangji dipangkuanku dan mulai memainkan satu lagu yang selalu aku mainkan saat malam hari 'Inquiry'.
*Wangji : nama Guqinnya Lan Zhan
Namun, sama seperti malam-malam sebelumnya, seberapa kalipun aku memainkan lagu itu tidak pernah ada jawaban dari dirinya. Walau hanya sebentar, aku ingin kembali mendengar suaramu, mendengar tawamu, dan melihat senyumanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU
FanfictionSosok itu, sosok yang merupakan cahaya nya, sosok yang begitu berarti dalam hidupnya. Satu sosok yang begitu dia cintai sepenuh hati... Ini garis besar dari ceritanya yang aku ambil dengan sudut pandang Lan Wangji.