Happy Birthday, Joshua

JOSH

Yoon Jeonghan.

Siapa yang tidak kenal namanya?

Pengusaha terkemuka. Masih muda. Kaya raya dan tentu saja yang terpenting adalah tampan dan mempesona. Namun, wajahnya adalah perpaduan dari rupawan dan cantik di saat yang bersamaan. Ada sentuhan feminim dalam fitur hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah tipis serta kulitnya yang putih sepucat salju.

Sukses di usia dua puluh lima, Jeonghan sama sekali tidak kekurangan apapun. Orangtua dan keluarga bersarnya tentu saja bangga dengan pencapaian anak mereka. Namun sangat disayangkan, Jeonghan masih enggan untuk memiliki pasangan.

Walaupun banyak lelaki dan perempuan yang dengan senang hati mengantri untuknya, Jeonghan sama sekali tidak tertarik dengan siapapun. Mungkin Jeonghan punya pola pikir aneh. Jeonghan tidak suka dengan manusia. Baginya, manusia memiliki sifat perusak dan senang menyakiti makhluk lain termasuk sesamanya sendiri. Bahkan Jeonghan menyayangkan dirinya yang harus menjadi manusia.

Di dunia ini selain ada manusia, juga ada makhluk setengah manusia dan setengah hewan; istilahnya disebut dengan hybrid. Walaupun memiliki perawakan yang hampir menyerupai manusia, hybrid tetap memiliki organ-organ tertentu yang juga hanya dimiliki oleh hewan. Memiliki kekuatan setengah hewan, dan karena hal inilah kaum hybrid juga dipadang memiliki jiwa separuh hewan dan diperlakukan seperti layaknya seekor binatang.

Hybrid diternak dan dikumpulkan dalam sebuah penangkaran. Dipelihara oleh sang pemilik untuk kemudian diperjual-belikan kepada majikan yang bersedia untuk membeli dan merawatnya seumur hidup. Hybrid tidak ubahnya seperti budak, bahkan jauh lebih hina dan sejajar dengan hewan peliharaan.

Sampai saat ini, belum ada regulasi yang mengatur penghidupan dan kesejahteraan hybrid. Sehingga kaum hybrid banyak mendapat perlakuan semena-mena dan tidak manusiawi. Akhir-akhir ini, Jeonghan bahkan sering membaca berita tentang pembunuhan hybrid oleh sang majikan yang sengaja melakukan aniaya. Belum lagi perbudakan dan jual-beli hybrid yang menjadi ladang bisnis beberapa oknum.

Karena penasaran dengan kondisi bagaimana hybrid dikumpulkan dan tinggal di satu penangkaran, Jeonghan akhirnya mencari tahu sendiri dan pergi ke salah satu tempat penangkaran hybrid terdekat. Dari Kota Seoul, Jeonghan menggunakan sedan mewah pribadi dan membawa serta seorang supir untuk menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam.

Daepohang Port; nama penangkaran hybrid yang Jeonghan kunjungi. Terletak di wilayah Sokcho, Provinsi Gangwon dan dekat dengan sebuah pantai terkenal yang berbatasan langsung dengan Laut Jepang. Ketika sampai, Jeonghan menghirup aroma laut yang menyegarkan. Angin pantai musim gugur yang sepoi-sepoi membekukan hingga ke tulang, buat Jeonghan segera merapatkan mantel tebalnya.

"Apa Tuan benar-benar akan masuk ke tempat itu sendiri?" Supir pribadi Jeonghan menoleh dengan khawatir pada sang Tuan Muda. Pasalnya, dari penampakan luar, bangunan yang disebut penangkaran hybrid itu tampak tidak meyakinkan. Belum lagi reputasi penangkaran hybrid yang memang terkenal membahayakan.

"Bapak tidak perlu khawatir. Aku akan masuk sendiri. Kalau dalam dua jam aku belum keluar, bapak boleh menelpon bantuan. Tim Alpha sudah kuperintahkan untuk menyusul. Dua jam lagi mereka mungkin akan segera sampai."

Jeonghan berusaha tersenyum menenangkan. Meski sebenarnya, jantungnya tidak berhenti berdentam-dentam. Memompa keras di dalam relung dadanya hingga buat ujung jari Jeonghan sedikit gemetar. Jeonghan tidak mengerti kenapa dia merasa gugup sekali. Rasanya jauh lebih menegangkan daripada saat presentasi pada rapat pertamanya sebagai direktur muda di perusahaan.

"Baik, Tuan. Tolong berhati-hati." Tidak ada lagi yang bisa sang supir katakan. Tidak ada yang bisa mencegah tindakan Jeonghan. Ia hanya bisa berharap semoga tidak terjadi insiden yang membahayakan sang Tuan Muda. Selain itu, tim Alpha; yang merupakan salah satu tim satuan keamanan pribadi Jeonghan juga sudah menyusul dan akan tiba dalam waktu dua jam.