1. awal

75 8 11
                                    

Kring.....kring......

Suara bel tanda masuk sudah berbunyi. Suara itu menandakan bahwa otak kami harus dipaksa bekerja walaupun ini masih pagi buta, mata saja masih ingin menutup dan beristirahat apalagi otak kami.

"How are you, student?" tanya Ma'am Gina.

"I'm fine. How about you, ma'am?" jawab murid - murid serempak.

"fine, kita lanjutkan materi yang sebelumnya sudah kita bahas," ucap Ma'am Gina yang membuat murid - murid memutar bola mata malas.

Murid - murid mulai mencari halaman yang sesuai dengan ucapan Ma'am Gina. Hal ini menjadi hal yang paling dibenci oleh salah satu siswi di kelas ini, Sila namanya. Sila bukan anak yang suka banyak belajar, belajar adalah hal yang perlu dilakukan hanya saat ujian akan datang.

Pelajaran sudah berlangsung sekitar satu setengah jam, Ma'am Gina mulai membahas tentang UAS yang akan dilaksanakan dua minggu lagi.

"Sebentar lagi kalian akan UAS, pelajari setiap bab dengan baik. Jangan sepelekan bab yang gampang, semuanya di pahami," ucap Ma'am Gina, "Sebisa mungkin kalian kerjakan dengan jujur, nilai itu bukan segalanya yang bisa buat kita menghalalkan segala cara buat mendapatkannya," lanjut Ma'am Gina.

"Maaf Ma'am saya menyela, saya ingin menyampaikan pendapat saya. Ma'am, saya tidak setuju dengan pendapat anda, bukan tentang jujurnya tetapi tentang nilai yang bukan segalanya. Bagi anda nilai bukan segala, tapi saya mohon jangan katakan omong kosong itu lagi," Ucap Rio menentang ucapan Ma'am Gina.

"Kami belajar di sekolah setiap hari seperti ini untuk persiapan PAS, UAS, dan kami melakukan PAS, UAS, untuk apa? Untuk mengisi nilai raport kan Ma'am? Kami sering ulangan harian untuk apa? Untuk mengisi nilai raport juga kan? Kami di kasih tugas setiap hari untuk apa? Untuk mengisi nilai raport ?" ucap Rio mengeluarkan pendapatnya, "Maaf Ma'am, saya bukannya melawan tetapi saya hanya memberitahu kebenaran," lanjut Rio lagi.

"Tetapi jujur itu penting, Rio," Jawab Ma'am Gina.

"Saya tidak menentang tentang Jujur, saya sudah sampaikan diawal tadi," jawab Rio yang membuat Ma'am Gina speechless.

Ma'am Gina tak lagi menjawab Rio, ia lebih memilih melanjutkan jam pelajarannya. Rio sangat tidak suka dengan omong kosong semacam itu, banyak sekali guru yang ingin memberi semangat dengan mengatakan itu.

"Saya beri kalian PR, halaman 60,61,62 buku pendamping, besok kita bahas," ucap Ma'am Gina dengan membuka buku pendamping.

"Iya Ma'am," ucap seluruh murid di dalam kelas.

Kring.....kring....

Lagi - lagi bel berbunyi, kali ini bel menandakan pergantian pelajaran. Guru pelajaran Fisika masuk dengan menenteng buku dan membawa tas di pundaknya.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap pak Arif selaku guru fisika.

"Wa'alaikumsalam, pak," jawab murid - murid serempak.

"Ada PR?" tanya pak Arif

"Tidak pak," jawab murid - murid, lagi.

"Oke, saya ini kalau memberi tugas tidak banyak hanya 2 sampai 5 nomor saja, itupun hanya beberapa kali saya memberinya," ucap pak Arif, "saya ini sering bingung dengan guru - guru yang lain, setiap pertemuan memberi tugas coba saja satu hari ada 4 mata pelajaran dan semuanya memberi tugas dan besok harus dikumpulkan bersamaan ya mana bisa langsung selesai," lanjut pak Arif.

"Iya, pak" jawab beberapa siswa

"Saya juga sering merasa gitu pak, tapi guru sering menganggap tugas itu remeh," ucap Sila.

SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang